#SDGs
#JointSupervisor2024
#DirektoratKemitraanDanRelasiGlobal
#TahirFoundationUGM
#FakultasBiologiJointSupervisor
Rilis Berita Jumat, 31 Mei 2024
#SDGs
#JointSupervisor2024
#DirektoratKemitraanDanRelasiGlobal
#TahirFoundationUGM
#FakultasBiologiJointSupervisor
Pengabdian kepada Masyarakat Jumat, 31 Mei 2024
Tim Pengabdian kepada Masyarakat – Merdeka Belajar Kampus Merdeka (PkM-MBKM) Fakultas Biologi UGM 2024 yang diketuai oleh Rina Sri Kasiamdari, Ph.D. telah berhasil melaksanakan rangkaian kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Kepuh Kulon RT 001, Wirokerten, Banguntapan, Bantul. Tim yang melibatkan empat orang mahasiswa yaitu Nurindah Musarofah, Hasna Nabila Kusumastuti, Cindy Adisty Rudi Ananda Putri, dan Amalia Rizky Fauzi ini mengusung tema teknologi budidaya hidroponik sederhana dalam rangka meningkatkan kemandirian pangan masyarakat. Program PKM MBKM ini mendukung SDG 1 Tanpa Kemiskinan, SDG 2 Tanpa Kelaparan, SDG 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 11 Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan, dan SDG 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Program ini direncanakan akan berjalan selama dua semester. Pada Semester Genap TA 2023/2024 ini kegiatan PkM-MBKM dilaksanakan pada Minggu, 5 Mei 2024 pukul 09.00 – 12.00 WIB di rumah Kepala RT 001 Kepuh Kulon, Bapak Zamzuri, dengan pengadaan sosialisasi dan praktik budidaya hidroponik sederhana sistem sumbu. Kegiatan ini disambut dengan antusiasme warga RT 001 Kepuh Kulon dengan dihadiri oleh 22 warga serta Bapak Sunartana selaku Kepala Dukuh Kepuh Kulon. Dalam sambutannya, Bapak Sunartana berharap agar program ini dapat menjadi program yang berkelanjutan untuk membantu mengatasi permasalahan di desa ini dan mengimbau kepada masyarakat agar mau untuk memulai keberlanjutan program ini. Ibu Rina juga menyampaikan bahwa program ini diambil untuk membantu meningkatkan kemandirian pangan masyarakat dengan memanfaatkan lahan terbatas melalui budidaya hidroponik dan mengajak warga untuk bersama-sama mempraktikkan budidaya hidroponik ini di rumah masing-masing.
Sosialisasi dilakukan dengan pemberian informasi mengenai pengertian dan kelebihan hidroponik, jenis tanaman yang bisa dibudidayakan melalui hidroponik, jenis metode penanaman hidroponik, jenis pupuk dan alat hidroponik, serta tata cara budidaya hidroponik sistem sumbu. Metode hidroponik sistem sumbu dipilih karena mudah dilakukan, membutuhkan alat dan bahan yang sedikit dan mudah didapat, serta membutuhkan biaya perawatan yang minimal. Pada saat praktik budidaya hidroponik, warga yang hadir dibagi menjadi empat kelompok dengan jumlah 6-8 orang yang didampingi oleh masing-masing satu mahasiswa untuk melakukan praktik mandiri. Praktik dimulai dengan pemilihan biji, penyemaian dalam rockwool, persiapan media air dan pupuk AB mix bubuk/cair, hingga pindah tanam benih yang telah disiapkan sebelumnya. Antusiasme dan keterampilan warga dalam melakukan praktik budidaya hidroponik diharapkan dapat menjadi pendongkrak bagi keberlanjutan program ini. Adapun tim PkM-MBKM juga memberikan satu set alat hidroponik kepada masing-masing warga dengan harapan dapat digunakan untuk mempraktikkan budidaya hidroponik di rumah. Program PkM-MBKM ini akan dilanjutkan pada Semester Gasal TA 2024/2025 pada bulan September dengan kegiatan pengolahan hasil panen hidroponik menjadi produk yang dapat dimanfaatkan untuk kemandirian pangan masyarakat.
# SDG 1 Tanpa Kemiskinan #SDG 2 Tanpa Kelaparan #SDG 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi #SDG 11 Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan #SDG 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
Pengabdian kepada Masyarakat Selasa, 28 Mei 2024
Yogyakarta, 26 Mei 2024- Tim Pengabdian kepada Masyarakat Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (PkM MBKM) Fakultas Biologi 2024 Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Desa Madurejo, yang diketuai oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr. Sc. dengan judul “ Penguatan Kemandirian Ekonomi Dengan Pengenalan Digital Marketing dan Sosialisasi Perizinan Perdagangan Produk Tepung Labu Susu Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, Madurejo, Prambanan” dengan anggota 5 mahasiswa Fakultas Biologi yaitu diantaranya Haris Dwi Nugroho, Laksita Chesarina, dan Ihsanti Dwi Nugroho telah melaksanakan program pertama dari rangkaian kegiatan PkM-MBKM pada Kelompok Wanita Tani Melati Desa Madurejo. Program pertama ini memfokuskan pada Sosialisasi Program Pengabdian Masyarakat (MBKM) dan Pengenalan PIRT, Layak Hiegene, Produk Halal, serta Pentingnya Kemasan Cantik, di mana sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan pentingnya PIRT, layak hiegiene, produk halal, serta pentingnya kemasan cantik.
Program pengabdian ini dilaksanakan pada hari Minggu 26 Mei 2024, dimulai pukul 15.30 hingga 17.30 WIB di rumah Ibu Romli selaku salah satu anggota KWT Melati di Desa Madurejo, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta. Kegiatan diawali dengan sesi permainan dan doorprize agar seluruh peserta merasa senang dan dapat fokus mengikuti sosialisasi. Selanjutnya peserta mengerjakan pretest mengenai produk serta keahlian dari masing-masing ibu KWT Melati untuk menggali potensi produk yang akan dipasarkan.
Pematerian pertama diberikan oleh Dian Sartika, S.Si., M.Sc. yang menjelaskan mengenai pentingnya strategi dalam memproduksi suatu produk dalam skala kelompok usaha mikro pada KWT Melati. Dijelaskan bahwa penting untuk menerapkan strategi yang baik dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada dengan proses pengolahan, produksi, pengemasan, hingga pemasaran produk yang baik. Pada pematerian ini juga dijelaskan mengenai pentingnya PIRT (Produk Industri Rumah Tangga), layak hiegene, serta produk halal dan juga perbedaan ketentuan dan proses di dalamnya. Pada akhir pematerian pertama, pembicara berharap kekurangan atau kesulitan yang ada nantinya dapat diselesaikan melalui program MBKM pengabdian kepada masyarakat ini bersama dengan mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Kesempatan ini diharapkan dapat memajukan perekonomian mandiri pada masyarakat dan berkelanjutan di masa depan.
Pematerian kedua diberikan oleh Prof. Budi Setiadi Daryono, M.Agr. Sc., beliau menyampaikan sambutan dan rasa bahagia atas antusiasme dari ibu KWT Melati terhadap program MBKM pengabdian kepada masyarakat ini. Beliau menjelaskan bahwa program ini merupakan kelanjutan dari program sebelumnya yang berkaitan dengan pengembangan tanaman labu susu mulai dari proses penanaman hingga panen, kemudian proses pengolahan hasil panen menjadi tepung, hingga pada proses pra-pemasaran. Hal ini dilakukan supaya produk yang dihasilkan dapat berkualitas baik dari segi estetika, keamanan, dan ketahanan sehingga harapannya produk dapat dikenalkan pada masyarakat mulai dari pemasaran kecil dikenalkan pada Jasmine Corner di Fakultas Biologi UGM. Prof Budi berpesan bahwa dalam prosesnya tidak terjadi secara instan dan terkadang tidak sesuai keinginan, tetapi keuletan dan keinginan dari KWT Melati itu yang dapat menghantarkan pada kemandirian ekonomi. Kegiatan ini ditutup dengan dokumentasi bersama.
Kegiatan PkM MBKM yang diselenggarakan ini juga diharapkan dapat berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs). Dengan mengadakan sosialisasi ini, kami menargetkan 7 (tujuh) poin dari 17 (tujuh belas) poin SDGs : poin ke satu (no poverty : tanpa kemiskinan), poin ke dua (zero hunger : tanpa kelaparan), poin ke empat (gender equality : kesetaraan gender), poin ke 8 (decent work and economic growth : pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), poin kesepuluh (reduced inequalities : berkurangnya kesenjangan), dan poin ke dua belas (responsible consumption and production : konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab). Selain itu kegiatan ini juga merupakan capaian IKU 2 (MBKM di luar kampus) dan IKU 3 (dosen di luar kampus) bagi Fakultas Biologi UGM.
Sosialisasi ini diharapkan memberikan wawasan kepada anggota KWT Melati melalui diskusi bersama serta meningkatkan kerjasama dan dapat berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan yang bermanfaat bagi sesama. [MBKM PKM Labu Susu]
Kegiatan MahasiswaRilis BeritaTajuk Senin, 27 Mei 2024
Sabtu, 25 Mei 2024 Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (KMP) Fakultas Biologi UGM Kabinet Kastara Karnasia melaksanakan Workshop Desain Foto dan Objek Biologi dengan tema “Do Judge a Book by its Cover” secara daring melalui Zoom Meeting. Kegiatan ini merupakan program kerja dari Divisi Media Komunikasi (Medkom) KMP Fakultas Biologi UGM yang bertujuan untuk memberikan teknik dasar desain dan fotografi sebagai penunjang kemampuan dalam mendukung kegiatan publikasi dan dokumentasi, khususnya pada mahasiswa pascasarjana. Kegiatan Workshop Desain Foto dan Objek Biologi dihadiri oleh 29 orang, yang diantaranya 1 orang pemateri, 20 orang peserta dari mahasiswa Pascasarjana Biologi UGM dan 8 orang panitia pelaksana.
Aryan Mustamin, S.Si selaku Master of Ceremony memulai kegiatan dengan menyapa seluruh peserta dan pembicara yang hadir. Rangkaian kegiatan di mulai dengan pembacaan doa yang dilakukan oleh Alexander Tage, S.Si., serta menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne UGM, dan Mars Biologi. Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian sambutan sekaligus membuka Workshop ini oleh Dr. rer. nat. Andhika Puspito Nugroho, S.Si, M.Si. selaku Pembina KMP Fakultas Biologi UGM melalui rekaman video karena beliau berhalangan hadir. Kegiatan inti dalam Workshop Desain Foto dan Objek Biologi berupa pemaparan materi dari pemateri, diskusi dan tanya jawab. Pemateri dalam kegiatan ini yaitu Raafi Nur Ali, S.Pd. mahasiswa pascasarjana biologi UGM yang berpengalaman dalam bidang desain dan fotografi. Pada sesi pertama disampaikan materi tentang tool foto objek biologi, seperti jenis-jenis kamera yang bagus digunakan untuk melakukan foto objek biologi seperti kamera DSLR, mirrorles, prosumer, dan handphone. Waktu pengambilan foto juga disampaikan oleh beliau agar mendapatkan hasil foto yang bagus contohnya yakni pengambilan foto objek biologi seperti serangga paling bagus dilakukan pengambilan foto pada pukul 6-7 AM, 8-10 AM dan 4-6 PM. Pengambilan foto objek biologi juga perlu diperhatikan sudut pengambilan gambar, framing, exposure, yang harus sesuai dengan keadaan aslinya. Pemateri juga menyampaikan jenis-jenis aplikasi design dan pengolahan foto yang dapat digunakan dalam mengolah hasil foto objek biologi seperti photo editor, design ilustrasi layout, dan canva. Pemateri juga menjelaskan langkah-langkah menggunakan aplikasi design dan cara pengolahan foto apabila pengambilan foto objek biologi seperti kupu-kupu di daerah yang gelap maka pengeditan foto objek tersebut harus dicerahkan menggunakan aplikasi design agar bagian-bagian objek hewan tersebut dapat dengan mudah diamati dan diidentifikasi. Penyampaian selanjutnya tentang design poster dan cover dari foto, beliau menyapaikan bahwa design poster dan cover bisa menggunakan aplikasi berupa pinterest dan canva dikarenakan aplikasi tersebut mudah untuk diakses. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan design poster dan cover, seperti perlu mempersiapkan folder khusus, data yang dibutuhkan, foto, QR Code, ATM, shape, serta tool lainnya. Design poster dan cover dapat dilakukan dengan mempersiapkan ukuran kertas A3 atau A2, komposisi warna terbalik seperti background gelap untuk objek yang cerah ataupun sebaliknya. Pemateri menutup workshop ini dengan memberikan referensi dan credit agar nantinya dapat menambahkan kreatifitas dan dapat meningkatkan skill mendesign bagi peserta workshop.
Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab oleh peserta workshop yang dipandu oleh MC sekaligus moderator dalam wokshop ini. Beberapa pertanyaan yang disampaikan sudah dirangkum seperti pertanyaan dari peserta an. Dian Sofiana, S.Pd. yang bertanya tentang “bagaimana cara mengambil foto objek yang kecil contohnya seperti serangga dan jika membuat poster berapa minimal jenis font yang digunakan?”, Raafi selaku pemateri menyampaikan apabila mengambil foto objek yang kecil bisa menggunakan kamera handphone dengan resolusi yang diperjelas dan juga bisa menggunakan kamera dengan penambahan lensa eksternal agar bagian-bagian serangga dapat terlihat jelas, untuk pemilihan font mengikuti ketentuan yang ada atau bisa menggunakan Times New Roman. Pertanyaan kedua dari peserta an. Rahma Aziza, S.Si. tentang ‘bagaimana cara mendesign bioreactor untuk penelitian?’, pemateri Raafi menyampaikan untuk mendesign bioreactor bisa menggunakan aplikasi photoshop dimana pada aplikasi ini bisa dilakukan design bioreactor seperti bentuk dan warna yang diinginkan. Pertanyaan ketiga dari perserta an. Sartika, S.Si., M.Sc. tentang “bagaimana langkah-langkah yang dilakukan agar poster hasil riset terlihat menarik dan tidak terkesan penuh?”, pemateri Raafi menyampaikan agar poster terlihat menarik dan tidak penuh yaitu dengan cara pemilihan dan penyaringan jenis tulisan, penggunaan gambar yang sesuai dengan riset, serta penambahan QR Code agar pembaca mendapatkan penjelasan mengenai poster riset lebih detail. Pertanyaan terakhir yaitu dari peserta an. Fanny Sukria Fatma, S.Si. tentang “bagaimana pemilihan dan penggunaan jenis kamera yang sesuai dalam pengambilan objek biologi pada penelitian kultur jaringan?’, pemateri Raafi menyampaikan untuk pengambilan foto objek biologi pada penelitian kultur jaringan bisa menggunakan optical lab atau penambahan lensa eksternal pada kamera agar didapatkan resolusi warna yang jelas. Kegiatan Workshop Desain dan Foto Objek Biologi diakhiri dengan sesi foto bersama, dan ditutup oleh MC. [Penulis: KMP]
PrestasiRilis BeritaTajuk Kamis, 23 Mei 2024
Tim Universitas Gadjah Mada dengan nama Copowerment yang diketuai oleh mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian berhasil memperoleh 1st Winner Global Social Enterprise Competition 2024 dan satu-satunya tim dari Indonesia yang mendapatkan juara. Kompetisi tersebut diselenggarakan oleh Faculty of Business Administration, Rajamangala University of Technology Isan, Thailand pada 21 Mei 2024. Tim tersebut beranggotakan Muhammad Haris Yulianto (Teknik Pertanian 2020), Hanif Nur Wahid (Teknik Pertanian 2021), Eva Yunizar Reza Permana Putri (Biologi 2021), Salsabila Khoirunnisa (Politik dan Pemerintahan 2021), dan Mahira Ghina Mumtaza (Geofisika 2022), serta didampingi Siti Mariyam, S.T.P., M.Sc selaku dosen Teknik Pertanian yang sekaligus dosen pendamping. Lewat topik social enterprise berbasis produk agroindustri dan empowerment dengan menggabungkan potensi sumber daya pertanian, pemberdayaan masyarakat, serta bio-circular-green economy, mampu menghantarkan tim UGM menuju final bahkan menjadi juara pertama, berhasil mengalahkan beberapa tim dari negara-negara lain.
Kegiatan kompetisi dimulai dengan pembuatan proposal karya dengan menitikberatkan pada beberapa kriteria penyelesaian masalah, social enterprise impact, practical, creative idea, serta sustainability. Kemudian diambil 5 besar dengan ide dan proposal terbaik untuk masuk ke babak final, tim Copowerment berhasil masuk ke babak final dan mempresentasikan karya terbaiknya di depan para juri yang berasal dari Taiwan, Indonesia, dan Thailand. Setelah proses penjurian yang ketat, tim Copowerment UGM berhasil membawa pulang juara 1 dan menjadi satu-satunya tim Indonesia yang berhasil menjadi juara.
Capaian ini menjadi acuan semangat dan kontribusi nyata bagi masyarakat untuk dapat berkembang dan berkelanjutan. Karya yang diangkat dalam lomba Global Social Enterprise Competition 2024 di Thailand harapannya dapat membawa kemajuan lewat sosial, ekonomi, dan lingkungan yang bekelanjutan. [Penulis: Eva Yunizar Reza Permana Putri]
Pengabdian kepada Masyarakat Rabu, 22 Mei 2024
Bertempat di rumah Bapak Kepala Desa Sikunang, M. Nur Amin, pada hari Rabu 1 Mei 2024 telah berlangsung koordinasi dan konsultasi kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dengan skema Desa Mitra antara Tim Dosen Fakultas Biologi UGM bersama Kelompok Tani Kopi. Prof. Dr. Suwarno Hadisusanto,SU selaku Koordinator Tim pengabdian didampingi oleh Dosen Fak. Biologi UGM, yaitu Dr. Dwi Sendi Priyono, S.Si., M.Sc; Ganis Riza Aristia, S.Si., M.Sc., Ph.D; Miftahul Ilmi, S.Si., M.Sc., Ph.D; dan Abdul Rahman Siregar, S.Si., M.Sc, Ph.D telah melakukan diskusi yang mendalam dengan Kepala Desa dan Bapak Yanto, selaku ketua Kelompok Tani Kopi terkait rencana program pengelolaan kopi di Sikunang.
Kelompok tani kopi di Sikunang beranggotakan 16 kelompok sesuai Kartu Keluarga (KK) yang mengelola lahan seluas 0,5 Ha milik PT. PERHUTANI. Masing-masing KK menggarap kebun kopi yang ditanam secara mandiri. Bibit kopi diperoleh sebagai bantuan dari PT. GEODIPA ENERGI dan saat ini telah berumur 3 tahun, dengan produksi sekitar 20 kg. Selain bantuan bibit kopi PT GEODIPA ENERGI juga menyediakan dana CSR untuk menggarap lahan tersebut, namun penggunaan dana tersebut masih belum maksimal. Hasil diskusi menyimpulkan bahwa produksi kopi masih sangat rendah, sehingga belum siyap untuk menerima pemesanan dan hanya dijual di beberapa warung kecil saja.
Kegiatan Tim Pengabdian diakhiri dengan kunjungan ke lahan tanaman kopi, yang menunjukkan bahwa lahan masih perlu dioptimalkan penggunaannya. Lahan menunjukkan tidak terawat, terbukti banyak tumbuh tegakan vegetasi liar, tumbuhan lantai tumbuh subur, dan jarak tanam yang sangat berdekatan sehingga tajuk bertampalan. Berdasarkan hal itu maka pendampingan yang intensif dalam berbagai aspek, seperti kelayakan lahan sampai kenaikan produksi, proses pengolahan, pengemasan sampai pemasaran, dan evaluasi yang dilakukan secara periodik serta terjadwal perlu dilakukan. Kegiatan pengabdian ini mendukung komitmen Fakultas Biologi UGM dalam menyukseskan pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yaitu nomor 8 (“pekerjaan layak untuk pertumbuhan ekonomi”); 15 (“Ekosistem daratan”); dan nomor 17 (“Kemitraan untuk mencapai tujuan”) melalui Desa Mitra.
Kopi Sikunang nikmat rasanya,
Lahan tersedia sedikit produksinya,
Tim pengabdian siyap berkarya,
Desa Mitra menjadi solusinya
Salam Lestari dari Fakultas Biologi
Pengabdian kepada MasyarakatTajuk Senin, 13 Mei 2024
Yogyakarta, 12 Mei 2024 – Fakultas Biologi UGM telah melaksanakan kunjungan ke kebun kelapa sawit yang dikelola oleh APKASINDO di Kalimantan. Kegiatan tersebut terdiri atas wawancara terhadap salah satu pengurus wilayah dari APKASINDO atau Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia, Bapak Laode serta kunjungan ke kebun kelapa sawit yang ditemani oleh Bapak Fauzul ‘Didiek’ Idhi. Kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur pada 10 Mei 2024.
Pada sambutan pembukaan kunjungan Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M. Agr. Sc.selaku Dekan Fakultas Biologi UGM menyampaikan maksud kedatangan Fakultas Biologi UGM ke Kalimantan untuk mengenal langsung permasalahan perkebunan sawit, seperti tantangan produksi dan kondisi yang sebenarnya terjadi di masyarakat dari narasumber berpengalaman dan terpercaya. Pak Dekan berharap dari Fakultas Biologi UGM memahami proses kelapa sawit dari mulai tumbuh hingga dimanfaatkan lagi sebagai produk bernilai guna terutama pada masyarakat daerah serta kerjasama pada sektor penelitian, pengabdian masyarakat, dan pendidikan.
Diskusi terjadi dengan Bapak La Ode Hitua Hubaisi atau kerap disapa Pak Laode selaku pelaku sawit berkecimpung langsung sebagai petani kelapa sawit mulai dari 2010, pengurus APKASINDO, dan ketua koperasi di kecamatan beliau. Beliau tergabung sebagai pengurus Kelompok Tani Setia Kawan yang beranggotakan 98 orang dengan total luas keseluruhan kebun sawit kurang lebih 317 hektar. Beliau menyatakan dengan adanya IKN tentunya berdampak langsung dengan perkebunan kelapa sawit yang ada di Kalimantan. Pelebaran area perkotaan mengakibatkan terjadinya kompetisi dengan perkebunan. Pak Laode menjelaskan pentingnya perkebunan rakyat memiliki koperasi yang menjembatani petani dengan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) secara langsung.
Koperasi pada daerah Penajam merupakan koperasi rakyat terbesar yang bermitra dengan PKS yang sudah berjalan selama 5 tahun semenjak sebelum Pandemi. Adanya koperasi ini membantu warga supaya PKS tidak semenang-menang membeli tandan dari petani kelapa sawit dan jerih payah petani dihargai. Saat ini koperasi telah dibentuk pada tiap kecamatan dengan dana yang dikumpulkan dari iuran pribadi dan petani dapat menikmati hasilnya bersama-sama. Pengelolaan keuntungan koperasi bermanfaat untuk petani dengan sebagian disisihkan untuk dana pendidikan. Sebanyak 3-4 anak dari petani atau buruh tani kelapa sawit, maupun non-petani kelapa sawit diberikan beasiswa kuliah dan mengenyam pendidikan perguruan tinggi melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Pak Laode prihatin terhadap kondisi bahwa banyak pihak yang menolak koperasi, tetapi koperasi sebenarnya menguntungkan petani kelapa sawit karena tidak semena-mena dimanfaatkan pengepul yang mengumpulkan keuntungan banyak. Apalagi dengan kebijakan ISPO 2025, PKS harus bermitra dengan koperasi dan dijalankan hingga dapat pemasaran lokal maupun ekspor.
“Kami tidak boleh patah arang. Sekali patah, tidak ada lagi yang memperjuangkan itu,” ujar Pak Laode
Dalam kesempatan ini membuka kemungkinan putra-putri pilihan yang berkontribusi memajukan kelapa sawit daerah dikirimkan untuk mengenyam pendidikan ke Universitas Gadjah Mada. Pak Laode juga menjelaskan mengenai proses penyemaian, penanaman, perawatan, proning, panen, penyakit, dan umur produksi kelapa sawit. Diskusi membahas salah satu program koperasi yang membahas penggunaan pupuk organik yang kombinasi pupuk anorganik. Penggunaan alat pencacah daun dan serasah skala kecil yang dilakukan di Fakultas Biologi UGM diharapkan dapat diterapkan pada petani kelapa sawit pada daun dan pelepah hasil proning. Kunjungan Lapangan ke Kebun diikuti oleh Fakultas Biologi dengan dipandu Pak Laode yang menjelaskan mengenai prosedur dan aturan penanaman kelapa sawit yang dilakukan oleh Kelompok Tani Penajam, Kalimantan Timur. Kegiatan ini diakhiri dengan foto bersama.
Kunjungan yang diselenggarakan Fakultas Biologi UGM ini juga diharapkan dapat berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs). Dengan mengadakan pelatihan ini, kami menargetkan empat poin krusial dari 17 poin SDGs : poin ke empat (quality education : Pendidikan bermutu), poin ke delapan (decent work and economy growth : pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), poin ke sembilan (industry, innovations, and infrastructure : industry, inovasi dan infrastruktur), dan poin ke tujuh belas (partnerships for the goals : kemitraan untuk mencapai tujuan). Selain itu kegiatan ini juga merupakan capaian IKU 6 bagi Fakultas Biologi UGM karena dari pelatihan ini juga merupakan penjajakan kerjasama Fakultas Biologi UGM dengan perusahaan swasta atau masyarakat umum. Selain itu kegiatan ini juga memberikan kontribusi pada pendidikan melalui pemberian rekomendasi terhadap calon penerima beasiswa BPDPKS, dan juga ide-ide penelitian yang dapat diajukan di hibah BPDPKS.
Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada Fakultas Biologi dan Petani Kelapa sawit melalui kegiatan diskusi bersama dan meningkatkan kerjasama dengan mitra dalam kontribusi pembangunan berkelanjutan yang bermanfaat bagi sesama. Selain itu juga diharapkan [Tim Riset Kelapa Sawit UGM]
Pengabdian kepada MasyarakatRilis BeritaTajuk Senin, 6 Mei 2024
Rilis BeritaTajuk Kamis, 28 Maret 2024
Selasa, 26 Maret 2024 – Membicarakan perikanan Hiu skala kecil di Indonesia memang tidak pernah ada habisnya. Pada satu sisi secara Ekologi, Hiu memegang peranan penting di ekosistem. Namun, disisi lain menjadi sumber penghidupan banyak masyarakat pesisir. Sayangnya, generalisasi stigma negatif sudah menjadi santapan harian nelayan yang alternatif mata pencahariannya seringkali terbatas. Belum lagi, hal ini diperparah dengan minimnya data ilmiah terkait aspek Biologi, Ekologi Hiu, atau Sosio-ekonomi, yang padahal sangat krusial dalam menentukan arah kebijakan pengelolaan.
Hal ini menjadi landasan dari YAPEKA, menyelenggarakan Lokakarya yang mengangkat tema “Perikanan hiu skala kecil di Indonesia, akankah lestari?” bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, dan Fakultas Biologi UGM, serta dukungan penuh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar, WWF Indonesia, Thresher Shark Indonesia, Mobula Project Indonesia, Elasmobranch Project Indonesia, Rekam Nusantara Foundation.
Lokakarya ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan diskusi dan diseminasi terkait penelitian perikanan hiu skala kecil di Desa Batuwingkung, Kab. Kep Sangihe yang dilakukan oleh YAPEKA selama 1 tahun terakhir, didanai oleh Save Our Seas Foundation (SOSF), Conservation Strategy Fund Indonesia (CSF), didukung oleh tim prototipe bekal pemimpin 3 dari United in Diversity (UID). Penelitian ini dimotori oleh Citra Septiani, M.Res (YAPEKA), Elisabeth Astari, S.Si (YAPEKA), dan Akbar Reza, M.Sc yang merupakan anggota ahli di bidang Ekologi sekaligus staff di Laboratorium Ekologi dan Konservasi Fakultas Biologi UGM. Penelitian dan Lokakarya ini juga bentuk perwujudan kerjasama antara YAPEKA dan Fakultas Biologi UGM. Lebih lanjut, penelitian ini juga dibantu oleh Asisten Riset YAPEKA yaitu Abiomi Ciptoning Bentali, S.Pi (UNPAD) dan Mega Senja Bramh, S.Pi (UB).
Kegiatan diawali dengan sesi utama yang dimoderatori Heri (Konsultan Perikanan Independen/Bekal Pemimpin). Pada sesi ini, Prof. Dr. Ir. Fredinan Yulianda (FPIK IPB University) dengan judul “Tantangan konservasi dan status pengelolaan” menekankan pentingnya manajemen adaptif. Hal senada juga disampaikan Dr. Fahmi (BRIN) saat membahas “Status konservasi spesies Hiu secara global” bahwa energi harus digunakan secara efektif untuk meregulasi perikanan hiu, misalnya mengawasi pengusaha secara ketat. Pada kesempatan yang sama, mewakili BPSPL Makassar, Permana Yudiarso, S.T.,M.T menekankan regulasi yang terus didorong seperti kuota, regulasi ukuran, pelaporan, dan perijinan serta update terkait spesies-spesies yang dimasukan ke dalam Appendix IIdalam paparannya berjudul “Implementasi konservasi sumberdaya Hiu di Wilayah Kab. Kepulauan Sangihe”, termasuk harapan kolaborasi berbagai pihak. Hal ini dilanjutkan oleh paparan Citra Septiani, M.Res (YAPEKA) yang mencoba mengungkap data terkait aspek ekologi dan sosio-ekonomi perikanan hiu di Desa Batuwingkung, Sangihe, termasuk potensi pengembangan ke depan sebagai alternatif mata pencaharian dari model bisnis lain. Paparan ini selanjutnya ditanggapi oleh Dr. Alin Halimatussadiah (Kepala Kajian Grup Penelitian Ekonomi Lingkungan FEB UI) terkait proses livelihood switching bagi nelayan dalam konteks ekonomi yang harus melibatkan proses panjang dan kolaboratif.
Kegiatan semakin interaktif karena berbagai LSM yang berkecimpung di dunia perikanan hiu di Indonesia berkenan membagikan pengalamannya di lapangan di sesi selanjutnya yang dimoderatori Widhya N. Satrioajie (Deputi Kebijakan Pembangunan BRIN/Bekal Pemimpin). Misalnya, Thresher Shark Indonesia memberikan insentif berupa dana pendidikan untuk merubah perilaku sekaligus memutus rantai kemiskinan di Alor, Mobula Project Indonesia yang memberikan pelatihan-pelatihan bagi ibu-ibu nelayan di Muncar, WWF berbagi soal inisiasi data ekologi jangka panjang untuk Hiu Tikus dan identifikasi habitat kritis di Bali, Elasmobranch Project Indonesia berbagi soal upaya pendataan komoditas tangkapan sampingan dan penelitian ekologi serta sosial lainnya di TN Karimunjawa, atau Rekam Nusantara yang berbagi soal komposisi tangkapan Pari di Rembang yang didominasi anakan. Selanjutnya, peserta Lokakarya dibagi menjadi 5 kelompok untuk berdiskusi secara intensif meskipun dengan keterbatasan waktu untuk menjawab beberapa pertanyaan yang sudah disiapkan panitia diantaranya “Apakah perikanan hiu lestari itu memungkinkan? Apa tantangan yang dialami berbagai pihak (nelayan/pengepul/pemerintah) dalam mengelola perikanan hiu?”. Lalu dilanjutkan dengan sharing singkat dari perwakilan kelompok, untuk selanjutnya disimpulkan dan ditutup dengan foto bersama.
Mengutip salah satu diskusi saat lokakarya “Jangan hanya bilang hentikan, beri solusi”. Harapannya, lokakarya nasional ini menjadi awal untuk mendorong kolaborasi berbagai pihak untuk pengelolaan perikanan hiu yang berkeadilan dan berkelanjutan, integrasi data sains jangka panjang sebagai dasar pengambilan kebijakan, termasuk mendorong secara konsisten aspek penegakan hukum. Salah satu kegiatan lanjutan dari kegiatan ini adalah diseminasi dan diskusi yang akan dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan Sangihe bulan Mei mendatang. Seluruh rangkaian kegiatan ini diharapkan berkontribusi dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals; SDGs) khususnya dukungan terhadap pengentasan kemiskinan, mendorong pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, melalui kemitraan yang berkelanjutan, khususnya di ekosistem pesisir dan laut (SDG 1, SDG 8, SDG 17, SDG 14).
Rilis BeritaTajuk Jumat, 22 Maret 2024
Dalam upaya peningkatan Sumber Daya Unggul, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada meluncurkan program jalur percepatan sarjana ke magister yang disebut dengan program fast-track pertama kali pada awal tahun ini. Program ini merupakan program percepatan S1 ke S2 yang ditujukan bagi mahasiswa agar dapat menyelesaikan program S1 dan S2 dalam kurun waktu 5 sampai 5,5 tahun atau dalam artian menjalankan studi magister beririsan dengan studi sarjana.
Fakultas Biologi membuka periode pertama pelaksanaan program fast-track untuk penerimaan semester genap 2023/2024. Tercatat sebanyak 3 orang mahasiswa telah mendaftar dan menunjukkan minat yang tinggi terhadap program ini. Ketiga, mahasiswa tersebut yaitu Lucia Arum Sekar Meysari, Azizah Tyas Nugrahanty, Wahida Aulia Rahma dari angkatan 2020.
“Dengan adanya program fast-track, kami sangat terbantu dalam menyelesaikan pendidikan hingga program magister dengan waktu yang lebih cepat daripada umumnya. Selain itu, dengan adanya program ini juga kami terbantu untuk mempelajari lebih mendalam mengenai riset sesuai dengan minat studi kami.“ ujar mereka bertiga.
Pengadaan program fast-track menunjukkan komitmen Fakultas Biologi dalam mendukung SDGs nomor 8 tentang pendidikan. Dengan memberikan akses yang lebih mudah dan cepat untuk pendidikan tingkat lanjut. Fakultas Biologi turut berperan dalam mendukung agenda global untuk meningkatkan kualitas pendidikan, ungkap Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., selaku Dekan Fakultas Biologi UGM dalam paparannya saat mendampingi ketiganya di awal semester. Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan manfaat bagi mahasiswa secara individu, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang biologi, tambah Ganies Riza Aristya, S.Si., M.Sc., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Lucia dan Azizah saat bertemu bersama Dekan Fakultas Biologi. [Penulis: Lucia]