Arsip:
SDG 9 : Industri Inovasi dan Infrastruktur
Yogyakarta, 10 April 2025 — Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) terus memperkuat kapasitas riset di bidang biologi molekuler dan genomik melalui instalasi alat sequencer generasi terbaru Revio dari Pacific Biosciences (PacBio). Proses instalasi alat dimulai sejak tanggal 8 April 2025 dan ditargetkan selesai pada 12 April 2025.
Revio merupakan alat high-throughput sequencer berbasis long-read sequencing yang memungkinkan akuisisi data genomik secara menyeluruh dan presisi tinggi. Teknologi ini sangat relevan untuk analisis struktural genom, epigenetik, serta studi organisme non-model.
Dengan kehadiran alat ini, Fakultas Biologi UGM kini menjadi salah satu center of sequencing di Indonesia, memperkuat peran strategisnya dalam mendukung ekosistem riset genomik nasional. Sebelumnya, Fakultas Biologi juga telah mengoperasikan alat PromethION 24 dari platform Oxford Nanopore Technologies, menjadikan fasilitas ini unggul dengan kombinasi dua teknologi sekuensing terdepan dunia.
Sebagai bagian dari rangkaian instalasi, dilakukan pula training penggunaan alat Revio pada 10 April 2025, yang disampaikan oleh perwakilan dari DKSH selaku distributor resmi PacBio di Indonesia dan diikuti oleh staf Yayasan Satriabudi Dharma Setia (YSDS) sebagai mitra Fakultas dalam akselerasi teknologi genomik, serta tim Integrated Genome Facility (IGF) Fakultas Biologi UGM selaku spinoff yang mengoperasikan alat.
Acara pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama, dan Alumni (P2MKSA), Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi perkembangan teknologi yang sangat cepat, khususnya di bidang genomik. “Teknologi berkembang sangat cepat, khususnya teknologi sekuensing genom. Kita tidak hanya perlu mampu mengoperasikan alatnya, tetapi juga harus mampu memahami makna dari data yang dihasilkan. Buat apa kita bisa melakukan sekuensing, tapi tidak bisa mengetahui maknanya,” ujar Dr. Eko Agus Suyono.
Dengan penambahan Revio, Fakultas Biologi UGM semakin siap untuk mendorong riset-riset berbasis genomik, memperluas dan terbuka dengan kolaborasi nasional maupun internasional sebagai bentuk inklusivitas pemanfaatan dan hilirisasi teknologi genomik yang didukung oleh YSDS serta mempercepat pemanfaatan teknologi mutakhir untuk pengembangan ilmu pengetahuan, konservasi, dan aplikasi di berbagai sektor. Kegiatan ini diharapkan akan berkontribusi pada program SDGs (Sustainable Development Goals) nomor 4 (Quality Education), 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure), dan 17 (Partnerships for the goals).
Berdasarkan hasil Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) Tingkat Fakultas di Universitas Gadjah Mada yang dilaksanakan pada 8 Maret 2025 dan memperhatikan hasil rapat penetapan pemenang oleh tim juri fakultas, Direktur Kemahasiswaan menetapkan Ridho Nur Alam sebagai pemenang Pilmapres Tingkat Fakultas Biologi di Universitas Gadjah Mada Tahun 2025. Ridho Nur Alam merupakan Mahasiswa Fakultas Biologi angkatan tahun 2022 yang telah dikenal sebagai mahasiswa aktif dalam bidang akademik maupun non-akademik. Pelaksanaan Pilmapres tersebut dilakukan sejak tanggal 18 Februari-26 Februari 2025 sebagai seleksi tahap awal, yakni pendaftaran dan pengumpulan berkas. Berkas-berkas tersebut meliputi Capaian Unggulan (CU) yang memuat prestasi peserta, Naskah Gagasan Kreatif (GK) dengan tema “Asta Cita” sesuai bidang ilmu peserta, dan sertifikat bahasa inggris (TOEFL/ITP/IELTS/ACEPT/TOEP/TOEIC). Berkas kemudian diseleksi oleh Komunitas Mahasiswa Berprestasi (Kommapres) UGM pada tanggal 1 Maret 2025. Selanjutnya, dilakukan tahap Review Portofolio dan Gagasan Kreatif oleh juri pada tanggal 3-6 Maret 2025. Pengumuman Mahasiswa Berprestasi Fakultas adalah pada tanggal 8 Maret 2025. Topik yang diangkat Ridho dalam Gagasan Kreatifnya adalah “Inovasi Biofertilizer dengan Bakteri Halotoleran dan Eco Enzyme untuk Bioremediasi Lahan Non Produktif di Wilayah Pesisir”.
Pada hari Sabtu, 22 Maret 2025 telah diadakan Supercamp dalam rangka Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Universitas, Universitas Gadjah Mada, dilakukan selama satu hari penuh yang bertempat di F11 UGM. Diikuti oleh seluruh perwakilan Mahasiswa berprestasi dari masing-masing fakultas, termasuk salah satunya adalah Fakultas Biologi. Pelaksanaan supercamp dibuka pada pagi hari dengan sambutan Sekretariat Direktorat Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada, Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si. yang dilanjutkan dengan proses seleksi final Pilmapres Universitas. Seleksi dilakukan bersama dengan dosen juri yang mencakup wawancara Capaian Unggulan, Presentasi Gagasan Kreatif dan Kemampuan Berbahasa Inggris. Setelah seluruh prosesi penyaringan akhir dilakukan, didapatkanlah tiga terbaik untuk Mahasiswa Berprestasi Universitas Gadjah Mada 2025. [Penulis: BEM Biologi]
Yogyakarta, 20 Maret 2025 – Laboratorium Entomologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan pelatihan tentang Identifikasi dan Rearing Serangga Hama Kayu dan Bambu di Laboratorium Entomologi, yang diikuti oleh mahasiswa, dosen Laboratorium Entomologi (Drs. Hari Purwanto, M.P.,Ph.D., Dr.Eng. Atikah Fitria Muharromah, S.Si., M.Eng., Aryo Seto Pandu W., S.Si., M.Sc.), dan Tendik Laboratorium Entomologi (Rio Tri Rahmawati, S.Si.) dalam rangka pelaksanaan hibah Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa dan hibah Penelitian Merdeka Belajar Kampus Merdeka 2025.
Acara ini menghadirkan Drs. Agus Ismanto, seorang peneliti hama kayu dan bambu yang berasal dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sebagai narasumber utama. Acara ini dibuka oleh Kepala Laboratorium Entomologi, dan dilanjutkan dengan pematerian oleh Drs. Agus Ismanto. Drs. Agus Ismanto memberikan pemaparan dan pelatihan mendalam mengenai teknik rearing dan identifikasi serangga hama yang sering menyerang kayu dan bambu, dua komoditas penting dalam industri kerajinan di Indonesia.
Menurut Drs. Agus Ismanto, identifikasi serangga hama menjadi langkah pertama yang sangat penting dalam pengelolaan hama secara efektif. Selama pelatihan, peserta diajarkan teknik-teknik identifikasi serangga menggunakan mikroskop dan peralatan lainnya seperti loop, serta bagaimana mengenali ciri khas fisik dari berbagai spesies hama yang sering ditemukan pada kayu dan bambu seperti Dynoderus sp., Lyctus sp., Mynthea sp. Selain itu, acara ini juga membahas berbagai solusi untuk mengatasi serangan hama yang dapat merugikan kualitas kayu dan bambu, baik dalam skala industri maupun sektor domestik contohnya dengan melakukan perendaman dan perebusan kayu atau bambu di dalam air.
Pelatihan ini juga bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara akademisi, peneliti, dan mahasiswa dalam upaya meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya perlindungan terhadap kayu dan bambu dari serangan hama yang dapat merugikan sektor ekonomi dan ekologi.
Acara ini diharapkan dapat memberi manfaat yang besar bagi semua peserta, serta memperluas pengetahuan terkait peran serangga sebagai hama dan pentingnya penelitian dalam bidang entomologi dalam meningkatkan kualitas komoditas produksi kerajinan kayu dan Bambu di Indonesia.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan manfaat akademik tetapi juga mendukung pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), di antaranya: SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, serta SDG 15: Ekosistem Daratan.
Indonesia menghasilkan sekitar 6,8 juta ton sampah plastik setiap tahun dan jumlah ini terus meningkat sebesar 5% setiap tahunnya. Sekitar 4,8 juta ton (70%) sampah plastik di Indonesia tidak dikelola dengan baik dengan rincian 48% dibakar secara terbuka, 13% tidak dikelola secara memadai di tempat pembuangan akhir resmi, dan 9% mencemari saluran air serta laut. Kebanyakan sampah plasik ini berasal dari plastik jenis Polyethylene Terephthalate (PET) atau merupakan jenis plastik yang sulit terurai. Potensi bakteri Ideonella sakaiensis dapat mendegradasi plastik PET menggunakan enzim PETase namun bakteri ini memiliki beberapa kelemahan, seperti bersifat patogen, tidak dapat tumbuh di lingkungan dengan konsentrasi NaCl 3%, dan harganya cukup mahal. Sementara itu, bakteri gram positif memiliki potensi menjadi inang gen PETase untuk meningkatkan efisiensi degradasi plastik PET sehingga ada peluang untuk memanfaatkan rekayasa genetika pada bakteri gram positif dengan menyisipkan gen pengkode PETase, sehingga dapat menciptakan bakteri pendegradasi plastik tanpa bergantung pada I. sakaiensis. Oleh karena itu Feny Nur Nucifera dan Cindy Adisty Rudi Ananda Putri sebagai mahasiswi biologi UGM mengusulkan gagasan “Pemanfaatan penyisipan Gen PETase pada Lactobacillus sp. berbasis rekayasa genetika sebagai solusi permasalahan plastik Indonesia”. Lomba ini diadakan oleh Yayasan Rumah Cendekiawan Muda Indonesia di Universitas Deztron pada tanggal 22-23 Februari 2025 yang melibatkan sebanyak 183 karya kemudian diseleksi hingga mencapai Grand Final. Kompetisi ini melibatkan serangkaian tahapan, yaitu pengumpulan full paper, pembuatan presentasi dengan bantuan power point, serta presentasi poster secara langsung di hadapan juri.
Proses penyisipan gen PETase ke dalam Lactobacillus sp. dilakukan melalui teknik rekayasa genetika dengan beberapa tahap kloning enzim PETase dari I. sakaiensis yang telah dimodifikasi. Enzim PETase yang terdapat pada bakteri Lactobacillus sp. menawarkan peluang bagi Indonesia untuk memproduksi bakteri yang mampu mendekomposisi sampah plastik. Kekurangan dalam penerapan teknologi ini dapat diatasi seiring berjalannya waktu dengan kolaborasi dari pemerintah, peneliti serta instansi terkait, karena Lactobacillus sp. yang telah disisipi gen PETase memiliki waktu pertumbuhan yang relatif singkat sehingga dapat mengurangi biaya produksi dalam skala besar di masa mendatang. Inovasi ini dapat membantu Indonesia terhindar dari masalah pencernaan dan berbagai penyakit lainnya yang disebabkan oleh akumulasi sampah plastik, serta berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Kehadiran bakteri yang dimodifikasi ini dapat menjadi solusi efektif untuk menangani masalah sampah plastik di Indonesia. [Penulis: Feny Nur Nucifera]
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) terus mendorong hilirisasi hasil risetnya melalui pengembangan melon Hikapel di Kalimantan Timur. Inovasi ini dikembangkan oleh tim peneliti Fakultas Biologi UGM di bawah pimpinan Prof. Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc. Melon Hikapel berukuran mini dengan berat 300–700 gram, memiliki rasa manis, aroma harum, dan kaya akan nutrisi, termasuk beta-karoten, antioksidan, dan vitamin C. Dengan masa tanam hanya sekitar 60 hari, melon ini lebih cepat panen dibandingkan melon pada umumnya.
Sebagai bagian dari hilirisasi hasil riset, Fakultas Biologi UGM menggandeng KAGAMA Kalimantan Timur dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Nusantara untuk mengembangkan budidaya melon Hikapel di Desa Sei Seluang, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara sejak September 2024. KAGAMA Kalimantan Timur yang diketuai Didiek Anggrat, bersama P4S Nusantara yang diketuai Andi Burhan Badurahman Abdullah, mengembangkan demplot (demonstration plot) untuk memperkenalkan teknologi budidaya Hikapel kepada petani lokal.
Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc. menyampaikan bahwa program ini merupakan wujud nyata komitmen Fakultas Biologi UGM dalam mengimplementasikan hasil riset agar bermanfaat bagi masyarakat. “Melon Hikapel tidak hanya berpotensi sebagai komoditas unggulan, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani melalui teknik budidaya yang lebih efisien”.
Ketua KAGAMA Kalimantan Timur, Didiek Anggrat, menambahkan bahwa budidaya melon Hikapel memiliki prospek ekonomi yang besar dan telah dijajaki untuk pasar swalayan dan retail di Balikpapan. Sementara itu, Ketua P4S Nusantara, Andi Burhan Badurahman Abdullah, menuturkan bahwa pihaknya menyediakan pelatihan dan pendampingan teknis bagi petani agar budidaya ini dapat berkembang lebih luas.
Fakultas Biologi UGM berharap inovasi ini dapat menjadi model penguatan sektor pertanian berbasis riset dan teknologi, serta membuka peluang agribisnis baru bagi masyarakat. Program ini turut mendukung poin – poin dalam Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya poin 1: menghapus kemiskinan, poin 2: mengakhiri kelaparan, poin 9: infrastruktur, industri dan inovasi, poin 11: kota dan komunitas yang berkelanjutan, poin 12 : konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta poin 17: kemitraan untuk mencapai tujuan. Dukungan terhadap poin – poin SDGs tersebut diharapkan dapat berpartisipasi dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat dunia.
Yogyakarta, 15 Februari 2025 – Mahasiswa Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 2024, Natasyabrina, meraih 1st Honorable Mention dalam Brawijaya ASEAN Society Essay Competition (BAEC) 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya secara daring.
Esai yang ditulis mengangkat judul “Potensi Karet Alam di ASEAN sebagai Material Scaffold untuk Rekayasa Jaringan Medis yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan.” Karya ini membahas bagaimana karet alam, yang selama ini lebih banyak digunakan dalam industri konvensional, dapat dimanfaatkan sebagai bahan scaffold dalam rekayasa jaringan medis. Dengan sifatnya yang elastis, biokompatibel, dan biodegradable, karet alam memiliki potensi menjadi alternatif material medis yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan sintetis yang digunakan saat ini.
BAEC 2025 mengusung tema “ASEAN Development Future Projection” dan diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kompetisi ini bertujuan untuk mendorong gagasan inovatif yang berkontribusi pada pembangunan kawasan ASEAN di masa depan.
Melalui kompetisi ini, topik mengenai pemanfaatan karet alam sebagai material biomedis semakin mendapat perhatian. Potensi pengembangannya tidak hanya bermanfaat bagi dunia medis, tetapi juga bagi industri karet di ASEAN secara keseluruhan. [Penulis: Natasyabrina]
Pada hari Sabtu tanggal 22 Februari 2025 pukul 08.00 – 13.00 WIB telah dilaksanakan Grand Launching Keluarga Mahasiswa Fakultas Biologi (KMFB) Universitas Gadjah Mada. Grand Launching ini dilaksanakan secara luring di Ruang Auditorium Biologi Tropika Fakultas Biologi UGM. Kegiatan Grand Launching KMFB dihadiri oleh Dr. Slamet Widiyanto, S.Si., M.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Biologi, Dr. Fajar Sofyantoro, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Pembina BEM Biologi, beberapa Dosen Pembina Kelompok Studi dan Lembaga diantaranya Dr. Biol.hum. Nastiti Wijayanti, S.Si., M.Si. selaku dosen Pembina Kelompok Studi Matalabiogama, Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph. D selaku dosen Pembina Kelompok Studi Entomologi (KSE); dan Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc. selaku Pembina Kelompok Studi Herpetologi (KSH), serta 28 mahasiswa perwakilan Kelompok Studi dan Lembaga Fakultas Biologi UGM.
Kegiatan Grand Launching KMFB 2025 ini dipandu oleh MC yaitu Syarifathunnisa Iryanti dan Nelson Joseph Dharmawan. Kegiatan ini dimulai dengan pembukaan dan doa, lalu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Gadjah Mada, serta Mars Fakultas Biologi secara bersama-sama. Kegiatan dilanjutkan dengan berbagai rangkaian sambutan diawali oleh sambutan dari Thasya Arini Salsabila selaku Koordinator Lapangan Grand Launching 2025, dilanjutkan oleh Muhammad Haidar Ali selaku Ketua BEM Biologi UGM 2025 serta dilanjutkan oleh Dr. Slamet Widiyanto, S.Si., M.Sc. Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Biologi. Kemudian dilanjutkan ke acara inti dari Grand Launching KMFB UGM dengan presentasi oleh masing-masing Kelompok Studi dan Lembaga. Acara ini dihadiri oleh perwakilan 13 KS/Lembaga yang ada di KMFB, yaitu Biology Orchid Study Club (BiOSC), Kelompok Studi Arsitektur Taman (KSAT), Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (Matalabiogama), Kelompok Studi Entomologi (KSE), Kelompok Studi Herpetologi (KSH), Kelompok Studi Kelautan (KSK), Forum Mahasiswa Peneliti Genetika(Formasigen), Jamaah Mahasiswa Muslim Biologi (JMMB), Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) Biologi, Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Biologi, Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (KMP), Senat Mahasiswa (SEMA), dan ditutup presentasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Biologi UGM. Presentasi yang dilakukan oleh Kelompok Studi dan Lembaga ini berisi pengenalan nama dan makna dari kabinet baru, visi dan misi, arah gerak, struktur kepengurusan kabinet yang baru, serta berbagai program kerja yang akan dilaksanakan oleh masing-masing Kelompok Studi dan Lembaga. Kegiatan Grand Launching KMFB juga menampilkan penampilan tari tradisional oleh Kheysa Alvina Handayani, paradisea serta game yang dipandu oleh MC. Kegiatan Grand Launching berakhir pada pukul 13.00 WIB dan diakhiri dengan penyampaian kesan pesan dari perwakilan Kelompok Studi yaitu Biology Orchid Study Club (BiOSC), Matalabiogama, Kelompok Studi Arsitektur Taman (KSAT), dokumentasi dan penutupan oleh MC. [Penulis: BEM]
Tim dari Fakultas Biologi dan Pertanian UGM yang diketuai oleh Padia Desi Rahmawati (Pertanian UGM 2022) dengan dua rekannya Ghefira Nur Fatimah (Biologi 2022) dan Nabilla Izzus Shufa (Biologi 2022) berhasil menorehkan Juara Harapan 1 pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Agricultural Food Competition yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman pada tanggal 1 Januari – 23 Februari 2025 dengan tema “The Actualization of Sustainable Development Goals through Agricultural Innovation in the Society 5.0 Era”. Tim ini dibimbing oleh dosen Fakultas Pertanian UGM yaitu Ibu Desi Utami, S.P., M.Env.Sc., Ph.D. Subtema yang dipilih adalah Energy Efficiency and Conservation. dengan judul karya “Energi Hijau Berbasis Duckweed: Optimalisasi Biomassa Duckweed (Spirodela polyrhiza) dengan Burkholderia sp. Sebagai Bahan Baku Bioetanol”.
Penulisan karya ilmiah ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan kelangkaan bahan bakar minyak yang berdampak pada sektor pertanian. Cadangan minyak bumi Indonesia pada tahun 2019 sebesar 3,8 miliar barrel dengan rasio reserves to production (R/P) sebesar 9 tahun yang artinya cadangan bahan bakar minyak bumi hanya bertahan sampai tahun 2028 jika tidak diimbangi adanya energi terbarukan dengan total produksi dan konsumsi yang sama. Diperlukan energi terbarukan untuk memenuhi pasokan energi nasional. Salah satu bahan baku pembuatan bioetanol sebagai energi terbarukan yang dipilih adalah tanaman duckweed (Spirodela polyrhiza). Di Indonesia tanaman ini hanya dianggap sebagai gulma air, namun di luar negeri sudah memanfaatkan tanaman ini sebagai pakan ternak dan bioetanol. Tanaman duckweed berpotensi menjadi bahan baku bioetanol dengan kandungan pati yang cukup tinggi mencapai 31% dari berat keringnya dengan kandungan selulosa yang rendah, selain itu tanaman ini memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan tidak termasuk tanaman komoditas pangan atau ekspor sehingga tidak terjadi persaingan bahan baku.
Biomassa duckweed dapat di optimalisasi dengan pemberian Burkholderia sp. pada sistem budidayanya. Burkholderia sp. merupakan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) yang mampu bersimbiosis dengan mekanisme fiksasi nitrogen dan pelunakan fosfor, serta membantu dalam meningkatkan produksi hormon pertumbuhan. Tujuan dari optimalisasi biomassa duckweed dengan Burkholderia sp. adalah guna memenuhi pasokan bahan baku duckweed pada skala industri. Produksi duckweed menjadi bioetanol meliputi beberapa tahapan utama, yaitu budidaya duckweed dengan Burkholderia sp. terdiri dari pembentukan simbiosis duckweed dan Burkholderia sp., tahap budidaya, dan tahap pengeringan setelah pemanenan. Tahapan berikutnya dilakukan hidrolisis enzimatis pati sebelum masuk ke proses fermentasi. Tahap Hidrolisis enzimatis pati bertujuan untuk memecah pati menjadi glukosa dengan menggunakan enzim α-amilase dan enzim glukosidase. Pada tahapan ini terjadi proses gelatinisasi, likuifikasi, dan sakarifikasi. Fermentasi dilakukan dengan metode batch culture pada suhu 30–35°C selama 7 hari menggunakan khamir S. cerevisiae. Tahap terakhir dalam produksi bioetanol duckweed yaitu destilasi menggunakan metode destilasi refluks hingga diperoleh bioetanol dengan konsentrasi 96% dan destilasi absorbent untuk memperoleh FGE (Full Grade Ethanol).
Ide inovasi Bioetanol berbasis duckweed yang dibudidayakan dengan Burkholderia sp. memiliki peranan dalam mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin ke 7 terkait energi bersih dan terjangkau, serta poin ke 12 terkait konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Bahan bakar nabati seperti bioetanol berbahan baku duckweed mampu dijadikan bahan campuran bahan bakar minyak sehingga mampu mengurangi total konsumsi bahan bakar tak terbarukan. Selain itu, bioetanol berbahan baku duckweed membantu menurunkan emisi gas buang yang menjadi penyebab utama pencemaran lingkungan karena emisi yang dihasilkan dapat diserap kembali oleh tanaman. Dengan demikian, energi hijau berbasis duckweed ini dapat menjadi solusi untuk pemenuhan energi nasional yang ramah lingkungan. [Penulis: Ghefira Nur Fatimah]
Tim mahasiswa Fakultas Biologi UGM angkatan 2022 di bawah bimbingan Tyas Ikhsan Hikmawan, S.Si., M.S., Ph.D. berhasil menorehkan prestasi dalam ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Negeri Yogyakarta. Pada kegiatan presentasi final dan seminar nasional yang dilaksanakan 21-22 Februari 2025 secara luring, tim yang diketuai oleh Fatiha Esti Murwani serta beranggotakan Nova Nana Nadiya dan Avriena Lintang Aulia Riefa’i mendapatkan nominasi “Best Paper” dari 30 tim mahasiswa seluruh Indonesia yang lolos pada seleksi full paper. Melalui judul karya tulis “Potensi Poli-3-Hidroksialkanoat (PHA) Ralstonia eutropha dengan Kombinasi Ekstrak Piper betle L. sebagai Bioplastik Antibakteri untuk Alat Kesehatan Disposable: Studi In Silico Menggunakan Molecular Docking”, tim mengangkat permasalahan mengenai limbah plastik yang berasal dari sektor kesehatan berupa alat kesehatan disposable dan menawarkan solusi inovatif untuk mengatasinya.
Topik tersebut dilatarbelakangi oleh peningkatan limbah plastik dari alat kesehatan sekali pakai (disposable) telah menjadi masalah lingkungan yang serius. Limbah plastik sulit terurai secara alami dan menimbulkan risiko kesehatan serta pencemaran lingkungan. Sebagai solusi, bioplastik berbasis PHA (Poli-3-hidroksialkanoat) yang dihasilkan oleh bakteri Ralstonia eutropha menjadi alternatif yang menjanjikan karena sifatnya yang biodegradable, biokompatibel, dan dapat dimodifikasi. Penelitian ini menggabungkan PHA dengan ekstrak daun sirih (Piper betle L.) sebagai agen antibakteri untuk menciptakan bioplastik yang ramah lingkungan dan memiliki sifat antibakteri. Berkat inovasi tersebut tim yang diketuai oleh Fatiha Esti Murwani berhasil meraih “best paper” diantara peserta lainnya. Prestasi ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk senantiasa mengembangkan ide kreatif dan solusi terhadap berbagai permasalahan guna tercapainya 17 poin SDG’s. [Penulis: Nova Nana Nadiya]
Antusiasme komunitas mitra mengantarkan Tim GAMA AYAM kepada pencapaian – pencapaian dalam program Pertamina Foundation: PF Sains Implementation. Pencapaian – pencapaian pelaksanaan program tersebut selanjutnya dipresentasikan oleh Tim GAMA AYAM– yang diwakili oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., kepada pihak Pertamina Foundation. Presentasi tersebut dilakukan dalam monitoring dan evaluasi oleh pihak Pertamina Foundation pada Senin, 24 Februari 2025 di Sawitsari Research Station. Tak luput, perhitungan Social Return of Investment (SROI) juga dipaparkan oleh Prananda Imammuddin Dzaki.
Kegiatan monitoring dan evaluasi oleh pihak Pertamina Foundation dilakukan untuk meninjau keberlangsungan program Tim GAMA AYAM sebagai pengusung satu – satunya dari UGM yang lolos pendanaan PF Sains Implementation 2024-2025. Kegiatan monitoring dan evaluasi ini turut dihadiri oleh Tim GAMA AYAM lainnya yaitu Adib Fakhruddin Yusuf, M.Sc., Dian Sartika, M.Sc., Bapak Heru, dan Yusuf Febrianta. Monitoring dan evaluasi ini juga diikuti oleh 3 orang anggota KWT Srikandi Mrican, Caturtunggal, Sleman, D.I. Yogyakarta dan Bapak Suryadi, peternak GAMA AYAM dari Tanjungtirto, Kalitirto, Berbah, Sleman, D.I. Yogyakarta. Melalui kegiatan ini, diharapkan timbulnya transparansi dan penyampaian pelaksanaan kegiatan yang efisien.
Pemaparan oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. dalam kegiatan monitoring dan evaluasi kali ini didahului dengan profil tim, lalu solusi, tingkat kesiapan, manfaat & dampak, persiapan prototipe, perhitungan bruto, lokasi pelaksanaan program, alur kegiatan, dan yang utama yaitu hasil/pencapaian juga rencana kegiatan yang akan dilakukan. Pemaparan dilanjutkan terkait perhitungan SROI. Pemaparan perhitungan tersebut disampaikan oleh Prananda Imamuddin Dzaki sebagai delegasi Tim GAMA AYAM yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan perhitungan SROI di Surabaya oleh pihak Pertamina Foundation. Pemaparan oleh Tim GAMA AYAM tersebut merupakan salah satu bentuk transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan program PF Sains Implementation. Dengan demikian, diharapkan dapat terjadi komunikasi dan kerjasama yang baik antara Tim GAMA AYAM dengan Pertamina Foundation di masa depan.
Kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan salah satu rangkaian dalam pelaksanaan program PF Sains Implementation. Program PF Sains yang diusung oleh Tim GAMA AYAM yaitu budidaya inovasi ayam petelur kampung unggul ‘MAHAR’ dengan pemanfaatan mesin penetas telur, serta melibatkan mitra yaitu KWT Srikandi Mrican. Program ini turut mendukung poin – poin dalam Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya poin 1: menghapus kemiskinan, poin 2: mengakhiri kelaparan, poin 5: kesetaraan gender, poin 9: infrastruktur, industri dan inovasi, poin 11: kota dan komunitas yang berkelanjutan, serta poin 17: kemitraan untuk mencapai tujuan. Dukungan terhadap poin – poin SDGs tersebut diharapkan dapat berpartisipasi dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat dunia [Penulis: Gama Ayam].