Berikut disampaikan informasi tentang Yudisium Khusus, dan Pendaftaran Ulang dan Jadwal Kegiatan Akademik Semester Gasal Tahun Akademik 2017/2018 untuk Program Sarjana. Informasi lebih lengkap dapat diakses pada tautan berikut ini..
2017
Tim riset Gama Melon melalui penelitiannya yang dimotori oleh Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. meluncurkan melon kultivar Hikapel yang siap masuk dunia industri pada hari sabtu lalu (20/5) dalam kegiatan Gama Melon Expo: Produk Melon Istimewa Indonesia. Melon Hikapel sebagai kultivar baru di Indonesia telah memperoleh SK Pendaftaran dari Kementerian Pertanian RI dengan Nomor: 469/PVHP/2017 dan saat ini tengah diajukan Pelepasan serta Perlindungan Varietas Tanaman (PVT). Melalui legalitas ini, maka melon Hikapel telah resmi ikut bersaing dalam perdagangan komoditas melon di Indonesia.
Melon Hikapel mengusung inovasi baru dari segi ukuran, yaitu handy melon sehingga mudah untuk dibawa kemana saja. Selain itu, melon Hikapel juga memiliki aroma wangi yang khas serta tingkat kemanisan yang tinggi, mengandung vitamin dan mineral khususnya B-karoten yang lebih besar dibandingkan melon lainnya. Disamping itu, dari segi keamanan pangan melon Hikapel tidak terkontaminasi oleh senyawa ethrel yang berbahaya serta les pesticide.
Dalam kegiatan Gama Melon Expo juga mengundang Kementerian Pertanian RI yang diwakili oleh Bpk Tony Kurniadi untuk memberi penjelasan terkait regulasi pendaftaran kultivar baru tanaman serta para praktisi bisnis di dunia industri, diantaranya yaitu PT. Gama Multi Usaha Mandiri, PT Raja Pilar Agrotama, dan Segar Jaya dalam kerjasama pemasaran melon Hikapel. Selain itu, turut hadir Bpk H. Sudjari selaku praktisi budidaya melon di daerah Blitar yang juga mengembangkan desa wisata “Kampung Melon” di Desa Modangan, Kabupaten Blitar. Dalam kesempatan lain di acara ini juga melaunching buku Potensi dan Keanekaragaman Genetik Melon yang dihasilkan melalui riset dan penelitian melon yang dilaksanakan oleh tim Gama Melon.
Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. menekankan bahwa ada banyak hasil riset di Indonesia yang hanya berakhir dalam laporan penelitian dan jurnal publikasi tapi tidak dapat dirasakan langsung oleh masyarakat maupun praktisi bisnis, melalui expo ini diharapkan menjadi trigger bagi peneliti lainnya untuk turut serta melaunching hasil risetnya ke masyarakat. Hal ini juga diamini oleh Eko Priyanto selaku direktur Segar Jaya, perusahaan yang bergerak di bidang produksi komoditas buah dan sayuran di wilayah Jabodetabek. “Melon Hikapel ini sangat potensial, dan saya sangat mengharapkan hasil-hasil riset yang penuh inovasi seperti ini untuk bisa mewarnai industri dan bisnis di Indoensia” ujarnya.
Acara Gama Melon Expo beserta penelitian terkait melon Hikapel ini didanai oleh Hibah Rispro LPDP Kemenkeu tahun kedua dari pelaksanaan durasi penelitian dua tahun. Acara ini merupakan bagian terakhir dari pelaksanaan riset yang akan berakhir pada bulan juli nanti. “Semoga acara ini akan menjadi bagian sejarah dari pemasaran melon Hikapel untuk masuk pada tahap diseminasi, tidak lagi berada pada tahap penelitian” ujar Ganies Riza Aristya, S.Si.,M.Sc. selaku ketua panitia acara.
Anggrek adalah tanaman hias yang sangat diminati oleh masyarakat dan memiliki nilai ekonomi tinggi, akan tetapi belum banyak yang dapat membudidayakanya. Hal inilah yang medorong Tim dosen dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) khususnya Fakultas Biologi dan Fakultas Pertanian yang diketuai Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. yang tergabung dalam Tim ‘Hibah Pengabdian kepada masyarakat berbasis ESD’ untuk melakukan sosialisasi serta pelatihan tentang budidaya anggrek kepada masyarakat di Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi D.I.Yogyakarta yang bertempat di rumah Bapak Sutarman Kepala Dusun Banyunganti pada hari Jum’at 5 Mei 2017 dan hari Rabu 24 Mei 2017.
Kegiatan yang dilakukan di Dusun Banyunganti berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, D.I.Yogyakarta Sebagai Usaha Konservasi Anggrek Alam Secara in situ dan ex situ berbasis Education for Sustainable Development (ESD)‘’. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan dibuka oleh Ibu Dr. Endang Semiarti sebagai pakar atau ahli di bidang anggrek dengan memberikan penjelasan mengenai budidaya anggrek secara konvensional. Selanjutnya dilakukan praktek budidaya secara konvensional oleh masyarakat dusun Banyunganti yang didampingi oleh mahasiswa Fakultas Biologi UGM yang tergabung dalam Kelompok Biology Orchid Study Club (BiOSC). Kegiatan yang dilakukan tidak hanya sebatas pada pelatihan budidaya secara konvensional namun juga akan dilakukan pelatihan budidaya secara in vitro skala rumah tangga, pelatihan kewirusahaan dan pelatihan IT untuk pembuatan website ekowisata anggrek Dusun Banyunganti.
Kegiatan ini dilatarbelakangi dengan adanya potensi yang sangat besar di kawasan Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo yang belum dikembangkan yaitu, banyaknya tanaman anggrek yang secara alami tumbuh liar di pekarangan penduduk maupun di hutan. Masyarakat tidak menyadari bahwa anggrek-anggrek tersebut merupakan plasma nutfah yang sangat berharga bagi daerahnya dan beberapa diantaranya memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sehingga tanaman anggrek tersebut harus dijaga keberadaannya jangan sampai punah. Beberapa tanaman anggrek yang bernilai ekonomi tinggi dapat dibudidayakan untuk menambah pendapatan (income) keluarga. Selama ini masyarakat menganggap beberapa tanaman anggrek disekitar mereka hanyalah tanaman liar, dan tidak memiliki nilai ekonomi. Bahkan kawasan Kulon Progo memilki anggrek khas yang belum diketahui oleh masyarakat, yaitu jenis anggrek Dendrobium capra dan Coelogyne speciosa. Hal ini menjadi suatu alasan yang sangat penting untuk memasyarakatkan anggrek-anggrek Kulon Progo di daerah (habitat) aslinya. Kondisi masyarakat yang umumnya petani, sangat mendukung keberhasilan realisasi pembudidayaan anggrek dikarenakan masyarakat sudah terbiasa dengan budidaya tanaman. Kemudian latar belakang lainnya, dalam mendukung program pemerintah daerah untuk membangun bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di kawasan Kulon Progo, pengembangan kawasan banyunganti sebagai tempat budidaya anggrek diharapkan bisa menjadi destinasi wisata. Sebab, dengan adanya bandara didaerah tersebut akan mempermudah mobilitas dengan akses jalan yang semakin baik dan dekat dengan pusat kota.
Kegiatan sosialiasi budidaya tanaman anggrek kepada masyarakat tersebut sebelumnya sudah mendapat respon yang positif dari banyak instansi. Beberapa instansi diantaranya seperti Pemerintahan Desa Banyunganti, Dinas Pariwisata Kulon Progo, Perhutani, Pokdarwis, Persatuan Anggrek Indonesia (PAI) Provinsi DIY, Fakultas Biologi UGM, serta Universitas Gadjah Mada. Kegiatan ini didanai oleh Universitas Gadjah Mada dengan hibah program Implementasi ESD dalam masyarakat bertema Konservasi Biodiversitas dengan kategori ESD Masyarakat tahun 2017 yang dikelola oleh Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM. Sutarman-Kepala Dusun Banyunganti mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan diharapkan mampu meningkatkan kreativitas dan keindahan di dusun banyunganti.
Kerja sama yang telah terjalin dengan baik antar semua pihak dalam kegiatan ini semoga dapat terus berlanjut dan berkembang. Sehingga impian untuk menjadikan kawasan Banyunganti menjadi Sentra Tanaman Anggrek di Kabupaten Kulon Progo dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang sebelumnya belum pernah ada dapat terwujud dan UGM sebagai center of excellence (CoE) Anggrek akan terus mendukung keberlanjutan dari program ini. [MFSidiq/BiOSC].
Kajian Fiqih
Biologi Bertanya, Islam Menjawab
oleh : Ustadz Arfiansyah, Lc.
di Ruang V Fakultas Biologi UGM
Kamis, 18 Mei 2017 pukul 16.00-17.30
Puasa memiliki arti menahan. Dalam puasa Ramadhan ini, kita harus dapat menahan :
- Lapar/ dahaga, termasuk di dalamnya sedikit makan dan mengurangi makan. Dalam rasa lapar terdapat ibadah yang luar biasa
- Perkataan kotor. Untuk dapat menahan dari perkataan kotor, kita harus banyak tilawah, dzikir, dan ibadah lainnya. Siapa yang memberikan kesaksian palsu, maka kesaksiannya nggak akan di terima selamanya.
- Segala yang mengurangi pahala puasa. Rasulullah bersabda, “Berapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan apa-apa selama puasanya, kecuali lapar dan haus”.
Yang termasuk dalam hal yang dapat mengurangi pahala puasa kita adalah berbuka di tempat-tempat yang menghalangi ibadah kita dan menghabiskan waktu untuk memasak. Maka kita harus menyibukkan diri untuk hal-hal yang dapat mendatangkan pahala, seperti thalabul ‘ilmi, membaca Al-Qur’an, shalat sunnah, dan ibadah lainnya.
Banyak dari seorang yang berpuasa tapi tanpa sadar mereka berpuasa karena perkataannya.
Untuk menyambut bulan Ramadhan yang hampir datang ini, kita harus mempersiapkan diri kita dengan :
- Kepahaman kita pada Ramadhan
- Kesehatan tubuh kita
- Kondisi spiritual kita
Mengenai niat ketika berpuasa di bulan Ramadhan, ada sedikit perbedaan antarulama. Ada ulama yang mengatakan bahwa satu niat untuk 30 hari puasa di bulan Ramadhan. Sementara ulama lain ada yang mengatakan bahwa niat puasa harus diperbaharui setiap hari.
MANAJEMEN DIRI MENUJU BULAN SUCI RAMADHAN
oleh : Mas Alfianto
di Musholla Al Hayat Fakultas Biologi UGM
Senin, 15 Mei 2017 pukul 16.00-17.30
Sebagaimana kita ketahui, bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keutaman. Ada beberapa keutamaan yang ada di bulan Ramadhan, yaitu :
- Al Qur’an turun saat bulan Ramadhan, di mana saat diturunkannya ini disebut Nuzulul Qur’an
- Syaitan-syaitan dibelenggu, pintu neraka ditutup, dan pintu surga dibuka
- Terdapat malam yang penuh dengan kemuliaan dan keberkahan yaitu malam Lailatul Qadr di mana terjadi di malam ganjil pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan
- Bulan Ramadhan tepatnya ketika waktu berbuka merupakan waktu dikabulkannya doa orang-orang yang berpuasa
Namun, tidak semua orang dapat merasakan nikmatnya berpuasa di bulan Ramadhan yang disebabkan karena usia yang sudah tua maupun kondisi tubuh yang tidak memungkinkan. Oleh karena itu, terdapat beberapa orang yang diberikan keringan untuk tidak berpuasa yaitu :
- Orang yang sakit yang apabila berpuasa justru mendapat mudharat, diberi keringan tidak puasa lalu harus menggantikannya dengan membayar fidyah atau mengqadha puasanya.
- Orang yang bersafar (musafir) diberi keringanan tidak berpuasa dan harus mengqadha puasa
- Orang yang sudah tua, temasuk orang sakit yang tidak dapat sembuh, dibolehkan untuk tidak berpuasa dan digantikan dengan membayar fidyah
- Wanita hamil dan menyusui dapat membayar fidyah sebagai bentuk keringan tidak berpuasa di bulan Ramadhan
Dalam berpuasa kita juga sangat perlu memahami hal apa saja yang dapat membatalkan puasa kia. Berikut ini hal-hal yang membatalkan puasa :
- Makan dan minum dengan sengaja
- Muntah dengan sengaja
- Mendapati haid dan nifas
- Jima’ (bersetubuh dengan sengaja)
- Keluar mani dengan sengaja
Selain hal yang dapat membatalkan puasa, ternyata ada hal-hal yang kita kira dapat membatalkan puasa, tapi ternyata diperbolehkan. Berikut ini hal yang boleh dilakukan ketika berpuasa :
- Mendapati waktu fajar dalam keadaan junub
- Bersiwak ketika berpuasa
- Berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung tanpa berlebihan
- Mencium pasangan
- Bekam dan donor darah dengan syarat tidak menyebabkan lemas
- Mencicipi makanan, tapi tidak hingga masuk ke kerongkongan
- Bercelak dan menggunakan tetes mata
- Mandi dan menyiramkan air di kepala agar membuat segar
- Menelan sisa-sisa makanan dalam mulut yang sulit untuk dihindari
Adapun untuk menambah pahalan kita selama di bulan Ramadhan, kita dapat melaksanakan sunnah-sunnah berpuasa, seperti :
- Mengakhirkan makan sahur
- Menyegerakan berbuka puasa
- Berdoa ketika berbuka karena merupakan waktu dikabulkannya doa
- Memberi makan orang yang berpuasa. Dalam HR At Tirmidzi dikatakan bahwa, “Barangsiapa yang memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala yang semisal orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun”.
- Memperbanyak ibadah ketika Ramadhan
Semoga dengan kita mengetahui hal-hal yang dapat membatalkan puasa, hal yang boleh dilakukan saat puasa, dan sunnah-sunnahnya, kita dapat memaksimalkan ibadah kita selama bulan Ramadhan ini.
Dalam rangka memperingati world turtle day yang jatuh pada tanggal 23 Mei 2017, Kelompok Studi Herpetologi mengadakan pertemuan dan diskusi tentang Konservasi Penyu. Acara ini berlangsung di Pantai Goa Cemara, Sabtu (20/05) kemarin. Dalam acara tersebut KSH mengundang Relawan Banyu yang merupakan komunitas konservasionis penyu di Pantai Goa Cemara dan Pantai Pelangi serta Masyarakat Kelompok Konservasi Penyu Goa Cemara untuk berdiskusi yang dilanjutkan dengan monitoring pendaratan penyu di pantai tersebut.
Dalam diskusi yang dilakukan, Pak Bagyo selaku ketua Kelompok Konservasi Penyu memaparkan awal mula terbentuknya Kelompok konservasi dikarenakan banyaknya perburuan penyu di kawasan tersebut untuk tujuan konsumsi. Pak Bagyo dan kawan-kawan mulai memikirkan dampaknya yaitu meningkatnya populasi ubur-ubur sebagai mangsa utama penyu. Akibatnya bibit ikan di laut menjadi menurun dan masyarakat nelayan akan kesulitan dalam mencari ikan. Dari latar belakang tersebut lahirlah Kelompok konservasi penyu Goa Cemara pada tahun 2011 yang lambat laun menjadi maju seperti sekarang ini. Di Pantai Goa Cemara, penetasan telur menggunakan metode sarang semi alami, artinya telur dipindahkan ke lokasi baru dengan kondisi yang sama dengan sarang alaminya. Penyu yang sering mendarat di pantai itu adalah penyu abu-abu atau penyu lekang (Lepidochelys olivacea), kemudian pernah didapatkan pula penyu sisik (Eretmochelys imbricata) mendarat untuk bertelur, dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea) terdampar, lanjut Pak Bagyo menjelaskan. Mas Yhanu (Relawan Banyu) menjelaskan, Relawan Banyu lahir dari orang-orang yang simpati terhadap kelestarian Penyu di Goa Cemara yang akhirnya menjadi besar dan sering membantu masyarakat kelompok konservasi di Bantul khususnya di Pantai Goa Cemara dan Pantai Pelangi. Kampanye pertama mereka adalah untuk menyadarkan masyarakat Yogyakarta bahwasanya Yogyakarta memiliki penyu. Hal tersebut dikarenakan banyak masyarakat Jogja yang belum mengetahui adanya penyu di Jogja sendiri. Hasil diskusi malam itu adalah disepakatinya bahwa untuk melestarikan penyu di Bantul perlu keterlibatan semua pihak, dimulai dari Pemerintah, masyarakat, akademisi, komunitas, dan pihak-pihak lainnya.
Setelah diskusi dirasa cukup, tim pengamat dibentuk untuk melakukan pengamatan malam. Monitoring pendaratan dilakukan dengan menyusur area pantai selama kurang lebih 2 jam. Penyusuran dilakukan dengan pencahayaan minim, dikarenakan penyu yang akan mendarat akan menganggap cahaya yang ada di pantai sebagai ancaman bagi mereka. Pada monitoring ini, tidak didapatkan penyu yang mendarat. Monitoring ini dilanjutkan dengan melihat tempat penangkaran semi alami.
Acara pada tahun ini kembali menuai sukses meskipun tidak menjumpai seekor penyupun yang mendarat. Namun demikian, dengan disepakatinya keterlibatan seluruh pihak dalam melaksanakan konservasi penyu semoga di masa yang akan datang anak cucu kita masih dapat berjumpa dengan hewan yang anggun dan berumur panjang ini. Selamat hari kura-kura sedunia dan semoga kegiatan ini memberikan pengertian mendalam tentang pentingnya penyu bagi masyarakat dan anggota KSH pada khususnya.
Sidang Umum Matalabiogama merupakan salah satu agenda besar yang memiliki kekuasaan tertinggi karena merupakan tonggak awal untuk menentukan pergerakan Matalabiogama selama satu tahun kedepan serta mengingat pentingnya regenerasi guna mempertahankan eksistensi Matalabiogama. Sidang Umum Matalabiogama tahun 2017 diselenggarakan pada tanggal 19-21 Mei 2017 dan bertempat di daerah Tempel, Sleman, D.I Yogyakarta. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk membentuk kepengurusan yang baru untuk periode kepengurusan 2017/2018. Berdasarkan hasil ketetapan akhir Sidang Umum Matalabiogama 2017 maka terbentuklah jajaran Pengurus Harian Matalabiogama Periode 2017/2018 dengan susunan sebagai berikut :
- Ketua Umum : Destiani Fajarindah Ramadhani
- Sekretaris Umum : Melinda Fajarindah Lestari
- Bendahara Umum : Niken Wulansari
- Ketua Bidang Organisasi : Prasidya Daniswara
- Ketua Bidang Kepecintaalaman : Mulya Sungkawati
- Ketua Bidang Keilmuan : Islamiya Dwi Cahyani
Selamat atas terpilihnya jajaran Pengurus Harian Matalabiogama Periode 2017/2018. Semoga amanah dan dapat mengemban tugas dengan sebaik-baiknya. Tetap semangat dan Vivat et Floreat!
Pada hari Sabtu (13 Mei 2017), Fakultas Biologi UGM memberikan penyuluhan dan pelatihan aplikasi Teknologi Tepat Guna (TTG) pada Kambing Bligon utuk puluhan peternak kambing di Dusun Wanabrata, Desa Tuksono, Sentolo, Kulon Progo DIY. Penyuluhan tersebut dilaksanakan sebagai salah satu bentuk pengabdian masyarakat oleh Fakultas Biologi UGM dengan harapan bahwa warga memiliki pengetahuan terkait teknik dan pengembangan budidaya kambing Bligon agar didapatkan kambing yang memiliki sifat unggul untuk meningkatkan kesejahteraan peternak. Program TTG Bligon ini diinisiasi oleh dosen Fakultas Biologi UGM, yaitu bapak Dr. Slamet Widianto, M.Sc. sebagai ketua dan bapak Dr. Budi Setiadi Daryono,M.Agr.Sc. sebagai anggota.
Bapak Dr. Slamet Widianto, M.Sc. dalam penyuluhan tersebut menyampaikan kepada warga mengenai rencana dan manfaat program TTG Bligon ini dilaksanakan di dusun Wanabrata. Penyampaian tersebut dilengkapi oleh pemaparan dari bapak Dr. Budi Setiadi Daryono,M.Agr.Sc., yang menjelaskan persilangan dari kambing Bligon agar warga faham sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh indukan yang disilangkan hingga didapatkan anakan berupa Kambing Bligon Super yang memiliki kualitas unggul seperti daging yang banyak, perawakan kambing yang bagus dan produksi susu yang melimpah.
Salah satu peternak di desa Wanabrata, bapak Puji menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua tim dari Fakultas Biologi UGM yang telah memberikan hibah dan kepercayaan kepada peternak di desa Wanabrata untuk melaksanakan program TTG mengenai pemuliaan hewan ternak Kambing Bligon.
“Setelah mengikuti penyuluhan, kami minimal tahu bagaimana cara untuk mengembangkan pembibitan kambing yang baik. Kami berharap agar kedepannya akan terus diadakan pembinaan dan pendampingan untuk keterlanjutan program TTG ini dan semoga melalui penyuluhan tersebut menjadi salah satu motivasi kami untuk mengembangkan hasil ternak yang lebih maksimal lagi” ucap bapak Puji.
Melalui program TTG ini, Fakultas Biologi UGM berharap agar kedepannya Desa Tuksono dapat dijadikan sebagai Pusat Peternakan Kambing Bligon Super, terkait potensi Desa Tuksono yang mendukung peternakan Kambing karena berada di daerah pegunungan dan memiliki sumber daya alam yang mendukung pertumbuhan Kambing.
Tim Mahasiswa UGM berhasil meraih juara 1 International Paper Competition yang diselenggarakan pada 20-21 Mei 2017 di Nippon University and Life Sciences, Tokyo . Mahasiswa tersebut adalah Noviana Nur Sari (Biologi 2014), Kinanti Indah Safitri (PSDK 2014), Firdha Aulia (Peternakan 2014), Astuti Purwaningsih (Ilmu Komputer 2014), dan Asaduddin Hazazi (Ilmu komputer 2014). Pada kesempatan ini Universitas Gadjah Mada mengirimkan 3 tim delegasi mahasiswa tersebut untuk mempresentasikan karya tulis ilmiah mereka.
Conference and Training Animal Science and Veterinary (CTASV) merupakan salah satu event yang diselenggarakan oleh Youth Association Animal Science and Veterinary. Dalam lomba ini 9 finalis terpilih yang diundang melakukan presentasi mengenai paper karya inovasi masing-masing tim di hadapan 3 orang juri dari akademisi Jepang. Lomba ini mengusung tema mengenai inovasi di bidang peternakan dan kedokteran hewan.
Kegiatan paper competition ini dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 20-21 Mei 2017. Hari pertama diawali dengan pembukaan kemudian presentasi tim finalis yang diundang di depan dewan juri. Masing-masing tim diberi waktu selama 10 menit presentasi dan 15 menit sesi diskusi atau tanya jawab. Pada hari kedua seluruh peserta finalis melaksanakan kegiatan symposium dan Forum Group Discussion (FGD) yang dibimbing para akademisi dan mahasiswa Tokyo University dan Nippon University and Life Sciences mengenai tema peternakan dan kedokteran hewan. Selanjutnya adalah penutupan sekaligus pengumuman pemenang serta penghargaan. UGM berhasil menjadi juara 1 dalam ajang perlombaan ini. “Walaupun dengan persiapan yang singkat, kami akhirnya memantapkan hati untuk berangkat. Kami sangat bersyukur dan mengucapkan banyak terimakasih, karena prestasi yang telah diraih ini tidak terlepas dari dukungan pihak Universitas dan Fakultas”, ujar Noviana.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Sayangnya, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.
“Salah satunya dikarenakan belum adanya pangkalan data keanekaragaman hayati Indonesia,” kata pakar sistematika tumbuhan Fakultas Biologi UGM, Abdul Razaq Chasani,S.Si., M.Sc., dalam Pelatihan Bioinformatika di kampus setempat, Senin (22/5).
Pelatihan Bioinformatika ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan bioinformatika dalam mendukung penelitian-penelitian keanekaragaman hayati Indonesia. Tidak hanya itu, diharapkan dapat terbentuk jejaring kerja sama untuk berbagai program dalam mengungkap dan melindungi keanekaragaman hayati Indonesia.
Abdul Razaq menyebutkan belum adanya basis data keanekaragaman hayati ini menyebabkan Indonesia rentan mengalami pencurian sumber daya hayati. Karenanya, penyusunan basis data sangat diperlukan dan menjadi langkah awal dalam upaya penyelamatan kekayaan hayati di Indonesia.
Menurutnya, perlu ada pelibatan berbagai pihak dalam membangun basis data nantinya. Mulai dari masyarakat, peneliti, dan berbagai pihak-pihak terkait.
“Melalui basis data ini dapat digunakan untuk memonitor dinamika keanekaragaman hayati, apakah menurun atau melimpah. Dengan begitu, kebijakan analisis dan pengembangan mengacu pada data ini,” jelasnya.
Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., menyampaikan hal senada. Indonesia membutuhkan basis data biodiversitas dalam level genomik hingga eksositem.
“Sebenarnya data keanekaragaman hayati Indonesia sudah ada, tetapi belum terintegrasi dan hanya untuk pemanfaatan dalam waktu pendek,” tuturnya.
Budi menyebutkan selama ini data keanekaragaman hayati Indonesia masih tersebar, belum terpadu menjadi basis data nasional. Oleh sebab itu, penting menyusun basis data yang terintegrasi, bersifat real time berbasis website dan dapat diakses oleh para peneliti.
“Pengembangan basis data keanekaragaman hayati nasional ini perlu dilakukan untuk melindungi biodiversitas Indonesia,”tegasnya.
Pelatihan yang digelar selama dua hari, 22-23 Mei 2017 ini turut menghadirkan Associate Professor, The College of Idaho, USA, Luke Daniels, Ph.D., sebagai narasumber. Selain itu, juga Tuty Arisuryanti, Ph.D., ahli genetika Fakultas Biologi UGM.(Humas UGM/Ika)