Fakultas Biologi UGM telah melaksanakan kegiatan survei keanekaragaman flora di pesisir Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Survei keanekaragaman flora ini merupakan kerjasama antara Fakultas Biologi UGM dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, sebagai salah satu dari rangkaian kegiatan survei keanekaragaman hayati flora dan fauna di Bantul. Kegiatan survei telah dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2023. Fakultas Biologi mengirim tim yang diketuai oleh dosen Laboratorium Sistematika Tumbuhan, Abdul Razaq Chasani, Ph.D. dengan anggota sejumlah mahasiswa program sarjana dan pascasarjana, yaitu Aji Sukma, Bima Kurniawan, Reza Raihandhany, Annisa Mawarni, Ima Laidiya, Lisna Nur Aini, Puspita Kusuma Astuti, Zenith Caitra, dan Zildan Basara.
Survei flora yang dilakukan selama tiga bulan tersebut mencakup wilayah selatan Kabupaten Bantul, meliputi kawasan pantai, muara sungai, dan gumuk pasir. Kawasan pantai yang dijelajahi mencakup hampir seluruh garis pantai di Bantul, yang termasuk dalam kawasan administratif Kapanewon Kretek, Kapanewon Sanden, dan Kapanewon Srandakan. Gumuk Pasir Parangkusumo, Muara Sungai Opak, Muara Sungai Progo merupakan tiga wilayah bukan pantai yang menjadi lokasi survei. Kawasan pantai yang dipilih merupakan pantai yang cenderung sepi dan menghindari kawasan wisata supaya didapat hasil yang lebih alami dan mengurangi kemungkinan pengaruh efek antropologis. Survei dilakukan dengan metode jelajah di sepanjang garis pantai dan jalan menuju pantai yang dapat dilalui. Tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang ditemukan sepanjang jalur dicatat dan didokumentasikan menggunakan kamera. Sampel yang belum berhasil diidentifikasi dibawa ke Laboratorium Sistematika Tumbuhan untuk dilakukan identifikasi lanjutan.
Tidak tanggung-tanggung, dari kegiatan tersebut tim survei berhasil mencatat sejumlah 141 spesies tumbuhan berbunga yang berasal dari 47 suku. Beberapa spesies tumbuhan penyusun formasi vegetasi pantai konsisten ditemui di hampir seluruh lokasi survei, seperti Ipomoea pes-caprae (tapak wedus), Spinifex littoreus (rigulung), Canavalia rosea (koro laut), Calotropis gigantea (widuri), Casuarina equisetifolia (cemara udang), dan Pandanus tectorius (pandan laut). Waktu survei yang tepat membuat spesies yang diamati lengkap keseluruhan bagian tubuhnya, hampir seluruh spesies yang diamati sedang berbunga.
Hasil yang sangat baik tersebut menunjukkan pentingnya kerjasama dan kolaborasi antara instansi pemerintahan dengan institusi pendidikan. Kuantitas dan kualitas penelitian sedemikian rupa dapat digunakan oleh instansi dalam merancang kebijakan lanjut dengan merangkul institusi pendidikan dan masyarakat setempat. Sejalan dengan poin tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals; SDGs) mencakup beberapa poin di antaranya kehidupan di darat, komunitas yang berkelanjutan, dan pendidikan berkualitas; diharapkan instansi dapat merancang regulasi yang membantu pelestarian tumbuhan asli setempat beserta interaksinya dengan masyarakat sekitar. Terlebih dengan visi Gubernur DIY 2022-2027 untuk memberdayakan wilayah selatan, pendekatan dari berbagai aspek diperlukan untuk mewujudkan kawasan selatan yang berdaya secara berkelanjutan. (BK)