Ibu Kota Nusantara (IKN) yang telah ditetapkan berada di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara dirancang untuk dibangun dengan konsep forest city atau kota berhutan. Dalam konsep tersebut, sebagai besar kawasan IKN tersusun atas ruang terbuka hijau, baik berupa hutan kota (city forest) dan taman kota di area Kawasan Inti Pusat Pemerintahan maupun di area sekelilingnya. Penerapan konsep forest city tersebut, yang dirancang 75% berupa ruang terbuka hijau bahkan juga mensyaratkan adanya taman kecamatan dan taman kalurahan. Dalam rangka mewujudkan konsep tersebut, Universitas Gadjah Mada mendapatkan kepercayaan dari pihak Otorita Ibu Kota Nusantara untuk menyusun perencanaan pengelolaan kehutanan di wilayah IKN. Tim UGM yang diberi tugas berasal dari berbagai fakultas dan bidang ilmu, yaitu dari Fakultas Kehutanan, Teknik, Hukum, dan Biologi.
Dosen Fakultas Biologi yang tergabung dalam tim tersebut adalah Prof. Dr. Ratna Susandarini, M.Sc. dari Laboratorium Sistematika Tumbuhan. Peran serta dosen bidang Sistematika Tumbuhan dalam tim tersebut adalah dalam penentuan komposisi tumbuhan yang sesuai untuk tiap tipe area ruang terbuka hijau di IKN. Penentuan spesies pohon, perdu, semak, dan herba yang menyusun vegetasi pada berbagai tipe ruang terbuka hijau mempertimbangkan beberapa aspek, diantaranya adalah mempertahankan biodiversitas dengan memasukkan spesies tumbuhan endemik Kalimantan serta tumbuhan yang memiliki fungsi ekologis dan estetis. Tim UGM yang melaksanakan tugas tersebut telah mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) di Balikpapan pada tanggal 9 November 2023, dan dilanjutkan ke survei lapangan pada 10 November 2023.
Kegiatan FGD Rencana Induk Keanekaragaman Hayati IKN yang diselenggarakan secara hibrid diikuti oleh perwakilan dari instansi pemerintah yang mengelola hutan, akademisi, dan organisasi non pemerintah yang selama ini berinteraksi dengan masyarakat di wilayah IKN. Masukan dari para pihak dan pemangku kepentingan yang dijaring melalui FGD tersebut akan menjadi pertimbangan dalam penyusunan dokumen perencanaan pengelolaan kehutanan dan panduan lanskap ruang terbuka hijau di IKN. Pada kesempatan survei lapangan, beberapa area yang dikunjungi meliputi kawasan mangrove, lahan yang akan dibangun hutan kota, dan Taman Wisata Alam Bukit Bangkirai sebagai ekosistem referensi.