Permasalahan stunting merupakan permasalahan yang tergolong menjadi permasalahan berjangka lama dalam proses penyelesaian akar permasalahannya, hal ini disebabkan oleh adanya keadaan malnutrisi pada balita. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Bantul Tahun 2023, menyebutkan bahwa kasus stunting di Kabupaten Bantul tergolong tinggi dengan tingkat pemusat kasus dalam satu tempat yaitu di Kecamatan Imogiri dengan total anak 857 dengan 21% berada pada Desa Selopamioro pada kuartal data per Mei 2023. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut, Mahasiswa UGM menginovasikan Cheese Stick dari Olahan Dada Ayam dan Wijen melalui Pemberdayaan Posyandu di Desa Selopamioro untuk Mencegah Stunting Berbasis Sosiopreneurship. Inovasi ini diciptakan oleh Adam Satria Buana (Fakultas Geografi 2020) dan Sekar Alya Maharani (Fakultas Biologi 2021) dengan bimbingan Dr. Rika Harini., S.Si., MP.
Inovasi penelitian karya ilmiah ini diajukan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional PUBLIC HEALTH PROJECT (PHP) 2023 yang diselenggarakan oleh HMD Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang dengan tema “Driving Change with innovative ideas: Generation Z’s Impact on Global Equality and a Sustainable Future through SDGs”. Presentasi Grand Final dilaksanakan pada Sabtu, 14 Oktober 2023 melalui Zoom Meetings dengan mendapatkan Juara 2 dari total 10 tim Grand Finalis yang berasal dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan mulai dari Agustus hingga September 2023 di Desa Selopamioro dan Universitas Gadjah Mada yang dimulai dari perencanaan hingga pembuatan laporan. Sesuai dengan Permenkes Nomor 51 Tahun 2016, formulasi bahan cheese dibuat dengan fokus pada kandungan protein dan kalsium yaitu penambahan makanan pendamping pada anak stunting memiliki kandungan protein 8-12 gram dan kalsium 225-450mg. Berdasarkan hasil uji yang didapatkan dari Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, dalam 100 gram sampel yang diujikan, kandungan protein sebagai makronutrien memiliki kadar 12,20% dari total jumlah kandungan gizi yang tersedia. Sedangkan pada kalsium yang tergolong dalam mikronutrien di mana nutrisi ini hanya dibutuhkan dalam skala kecil didapatkan sebesar 0,45%. Kandungan yang dimiliki cheese stick sehat memenuhi batas minimum snack tambahan untuk penderita stunting yaitu 9,38% dan sesuai dengan Permenkes Nomor 51 Tahun 2016 yang memerlukan protein 8-12 gram dan kalsium 225-450mg. Mayoritas masyarakat dalam presentase 80% belum paham mengenai urgensi penambahan makanan sampingan yang sehat untuk mencegah maraknya kasus stunting di Desa Selopamioro. Melalui adanya sosialisasi pelatihan sosiopreneurship cheese stick sehat, 90% masyarakat sadar akan pentingnya mencegah kasus stunting semakin marak terjadi salah satunya dengan memberikan snack tambahan yang sehat untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi balita per harinya.
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menunjukan tingkat keberhasilan pemberian chesee stick sebagai pembantu dalam pemenuhan protein dan kalsium harian balita dan anak yang mengalami stunting. Hal ini dibuktikan presentase keberhasilan kenaikan tinggi badan sebesar 89,01% atau total 81 balita dan anak yang mengalami kenaikan tinggi badan, dari 91 balita dan anak. Selain itu tingkat keberhasilan inovasi chesee stick juga mempengaruhi dalam kenaikan berat badan balita dan anak dengan presentase keberhasilan 93,41% atau total 85 balita dan anak mengalami kenaikan berat badan, dari total anak yang diberikan perlakukan 91 balita dan anak. [Penulis: Sekar Alya Maharani]