Indonesia merupakan pemain global dalam produksi kelapa sawit dengan 40% minyak sawit diproduksi oleh petani kecil. Meskipun berkontribusi terhadap mata pencaharian lokal dan ekonomi nasional, perluasan perkebunan kelapa sawit memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Sekitar 12,37% lahan gambut Indonesia telah dikonversi menjadi lahan pertanian dimana setengahnya digunakan untuk perkebunan kelapa sawit. Kerusakan hutan tropis terutama di ekosistem gambut turut berkontribusi dalam memperburuk iklim global.
Meski penelitian terkait best practice dari perkebunan sawit yang berkelanjutan telah banyak dikaji, namun implementasinya masih terbatas. Selain itu, skema sertifikasi juga belum mampu mengakomodasi peningkatan keberlanjutan lingkungan di perkebunan sawit masyarakat. Hal ini memotivasi salah satu dosen Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Dr. Jamal, untuk mengidentifikasi lebih lanjut hambatan dan peluang dari implementasi perkebunan sawit masyarakat.
“Dari sudut pandang ilmu ekologi, menjaga keberlanjutan di lahan pertanian yang berkeadilan dapat dilakukan dengan memanfaatkan jasa ekosistem yang disediakan oleh komunitas biologis. Namun, produksi pertanian dan pelestarian alam kerap dibenturkan sehingga seolah-olah kita hanya bisa memilih salah satu.”, tutur Dr Jamal.
Sebagai tindak lanjut dari terpilihnya Dr. Jamal sebagai penerima hibah penelitian Project on Resource and Governance (PRG) Fellowship dari University of California Los Angeles (UCLA) (https://biologi.ugm.ac.id/2023/02/06/pengajar-biologi-ugm-ikuti-residence-program-di-ucla/), Dr. Jamal melakukan penelitian lapangan dari tanggal 20 Juni – 13 Juli 2023 di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Pada kesempatan kali ini, Dr. Jamal melakukan wawancara dengan berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam penentuan praktik perkebunan sawit masyarakat, antara lain adalah petani masyarakat, petani plasma, asisten plasma, tengkulak, dan koperasi unit desa.
Pelaksanaan penelitian ini dapat turut mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi terkait kontribusi riset dosen yang berkelanjutab. Di samping itu, riset ini turut mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) dalam upaya konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (SDG 12), penanganan perubahan iklim (SDG 13), dan kontribusi pelestarian ekosistem darat (SDG 15).