Tim CEREALGAE Biologi UGM yang terdiri dari Kamilia Hana Salwa (Biologi 2022) sebagai ketua dan Irfan Agus Nugroho (Biologi 2021) sebagai anggota, berhasil meraih Silver Medal Quartile pada ajang Agritech Research and Entrepreneurship Innovation (AGREETION) 2024 dengan subtema Functional Food Innovation for Human Wellbeing. AGREETION 2024 merupakan perlombaan scientific paper dan business plan tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Agritech Research and Study Club (ARSC) Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya dengan mengusung tema “Accelerating Agriculture and Agro-Industry Towards Sustainable Welfare with Eco-Friendly and Clean Production Principles”. Sebanyak 42 Universitas dari 3 negara berpartisipasi dalam kompetisi AGREETION 2024 yang dilaksanakan secara daring pada 20 April – 1 Juni 2024.
Pada kesempatan ini, tim mahasiswa Biologi UGM mengangkat esai yang berjudul “CEREALGAE: Cereal Formulation Based on Brown Algae (Sargassum sp.) Fortified with Moringa Leaves as a Food Diversification Strategy to Prevent Stunting”. Esai tersebut dilatarbelakangi oleh tingginya kasus stunting di Indonesia. Sejalan dengan upaya pemerintah dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-2 yakni mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, dan meningkatkan gizi, serta adanya program “Gerakan Nasional (GerNas)” yang digaungkan, upaya diversifikasi pangan mampu menjadi salah satu langkah preventif yang dapat dilakukan dan diprioritaskan sehingga anak balita mendapatkan nutrisi yang sesuai. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai target tersebut adalah dengan optimalisasi pemanfaatan bahan alam, seperti Sargassum sp. dan daun kelor, sebagai bahan pangan fungsional. Sargassum sp. merupakan jenis alga coklat dengan tingkat kemelimpahan yang tinggi dan mengandung makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan lipid, serta beberapa mikronutrien. Protein pada Sargassum sp. dapat membantu regenerasi sel-sel tubuh pada masa pertumbuhan dan perbaikan sel sehingga dianjurkan untuk fase pertumbuhan anak.
Fortifikasi bahan dengan menggunakan tepung kelor mampu meningkatkan kandungan protein, zinc, zat besi, kalsium, dan magnesium pada pangan. Protein yang terkandung dalam tepung kelor sangat tinggi, yaitu sekitar 27,1 g, sehingga mampu menjadi sumber protein alternatif pengganti protein hewani. Sebuah studi menyatakan bahwa fortifikasi daun kelor mampu meningkatkan berat badan balita secara signifikan dan mengurangi defisiensi nutrisi akut dua bulan setelah dikonsumsi. Kecenderungan masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi makanan instan atau cepat saji mendorong tim mahasiswa biologi untuk menciptakan inovasi pangan fungsional berupa sereal berbahan dasar Sargassum sp. dan daun kelor. Inovasi ini diharapkan mampu menjadi salah satu solusi untuk menurunkan prevalensi kasus stunting di Indonesia melalui diversifikasi pangan fungsional dengan memanfaatkan bahan alam. [Penulis: Kamilia Hana Salwa]