Minggu, 27 Oktober 2024 – Tiga divisi Biology Orchid Study Club (BiOSC) mengadakan kunjungan divisi ke Kebun Budidaya Anggrek dan Kopi Turgo milik Bapak Musimin di Dusun Turgo, Kelurahan Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara kunjungan divisi ini sebagai bentuk kegiatan belajar anggota BiOSC langsung pada pakar atau aktivis di bidang keanggrekan. Acara ini berlangsung hangat dengan narasumber Bapak Musimin selaku tuan rumah.
Kegiatan ini dipromotori oleh Farhan Kesawa Mukti (Koordinator Divisi Penelitian), Nindya ‘Aisyah Cahyaningrum (Koordinator Divisi Konservasi), dan Anida Safriyani (Koordinator Divisi Budidaya). Kegiatan dimulai dengan sambutan dari ketua panitia, diikuti oleh sambutan dari Ketua BiOSC, Bella Marcha, yang menyampaikan harapannya agar para peserta dapat belajar teknik konservasi anggrek khas Merapi serta berbagi pengalaman praktis dalam pelestarian tanaman endemik. Bapak Musimin sebagai tuan rumah juga memberikan kata sambutan, mengapresiasi semangat BiOSC dalam mempelajari keanekaragaman hayati lereng Merapi.
Sesi utama acara ini berupa bincang santai bersama Bapak Musimin. Dalam kegiatan ini beliau menceritakan sejarah memulai untuk membudidayakan dan mengkonservasi anggrek Merapi. Menurutnya, tanaman anggrek Merapi merupakan aset berharga yang memiliki nilai sangat luar biasa bagi ekosistem. Setelah erupsi Gunung Merapi, beliau mencoba mengumpulkan anggrek-anggrek yang selamat dan membudidayakannya di rumah. Anggrek yang telah pulih, dikembalikannya ke hutan habitat aslinya. Tak berhenti disitu, beliau juga belajar nama-nama spesies anggrek hingga berbagai teknik budidayanya. Sesi ini membuka wawasan peserta mengenai bagaimana perjuangan dan tantangan Bapak Musimin dalam menjaga kelestarian anggrek Merapi.
Kegiatan dilanjutkan dengan jelajah anggrek, peserta mendapat kesempatan untuk melihat secara langsung berbagai koleksi anggrek khas Merapi yang dipandu oleh Bapak Musimin. Berbagai koleksi anggrek Merapi diamati dalam keadaan berbunga seperti Vanda tricolor, Calanthe triplicata, Appendicula reflexa, dan masih banyak yang lainnya.
Pada akhir acara, Bapak Musimin berpesan agar kegiatan seperti ini kedepannya bisa dilanjutkan dengan penanaman anggrek in situ, yakni menanam anggrek di habitat aslinya untuk menjaga kelestarian spesies tersebut secara langsung di alam. Acara ditutup dengan pemberian plakat dan sesi dokumentasi bersama sebagai kenang-kenangan kegiatan yang sarat ilmu dan pengalaman berharga.
Melalui kegiatan ini, BiOSC berharap dapat terus mendukung konservasi anggrek di Indonesia serta menumbuhkan kesadaran generasi muda terhadap pelestarian keanekaragaman hayati. BiOSC… Tumbuh, Berkembang, Lestari ! [Penulis: BiOSC]