Pada tanggal 11-12 April 2025, Matalabiogama melaksanakan kegiatan Matala Explore edisi Gunung Kembang. Gunung yang dikenal sebagai anak Gunung Sindoro ini terletak di kabupaten Wonosobo dengan ketinggian 2340 mdpl. Gunung Kembang merupakan gunung aktif yang mengalami pertambahan ketinggian setiap tahunnya. Terdapat dua jalur pendakian Gunung Kembang, yakni via Lengkong dan via Blembem. Setiap jalur pendakian memiliki keunikan dan kesulitannya masing-masing. Kali ini, matalabiogama melakukan pendakian Gunung Kembang melalui via Lengkong.
Sebelum memulai pendakian dilakukan persiapan pra pendakian berupa manajemen perjalanan dan persiapan logistik. Manajemen perjalanan meliputi penentuan jalur pendakian, survey medan, estimasi biaya, survey fasilitas kesehatan terdekat, potensi bahaya serta cara penanganan. Pendakian kali ini diikuti oleh 10 orang yang terdiri dari 2 orang anggota Diklat XXIV, 4 orang anggota Diklat XXVI, 2 orang AM XXVII, dan 2 orang eksternal. Seluruh peserta pendakian mulai berkumpul di Fakultas Biologi UGM pada pukul 20.00 WIB pada tanggal 11 April 2025. Dilakukan pengecekan logistik, kondisi kesehatan dan kendaraan, serta briefing. Setelah seluruh persiapan lengkap, perjalanan menuju basecamp Lengkong Gunung Kembang dimulai. Dengan sepeda motor, perjalanan memakan waktu sekitar 2,5 jam. Seluruh peserta pendakian akhirnya sampai di basecamp Gunung Kembang via Lengkong sekitar pukul 23.00 WIB. Sesampainya di basecamp, seluruh peserta pendakian beristirahat beberapa jam untuk pendakian keesokan harinya.
Pada tanggal 12 April 2025 dini hari, seluruh peserta pendakian melakukan registrasi. Basecamp Gunung Kembang via Lengkong mewajibkan seluruh pendaki untuk mencatat seluruh logistik yang dibawa oleh pendaki. Jumlah barang yang dibawa harus sama dengan jumlah barang yang dibawa turun. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab para pendaki terhadap sampah yang dibawa. Pendakian dimulai pada pukul 03.30WIB. Dari basecamp hingga ke pos 1 terlihat perkebunan oleh penduduk setempat. Mulai dari pos 1 hingga puncak mulai terlihat vegetasi yang rapat dengan medan pendakian yang didominasi oleh tanah. Dari pos 1 hingga pos 3 akan banyak ditemukan tumbuhan Pakis dari familia Cyatheaceae. Dari pos 3 hingga pos 4 didominasi oleh pohon, dan dari pos 4 hingga pos 5 mulai didominasi oleh rerumputan. Pendakian dari pos 1 hingga ke puncak membutuhkan waktu sekitar 4,5 jam. Sesampainya di puncak, seluruh peserta pendakian beristirahat, makan bersama, serta dokumentasi. Puncak Gunung Kembang menawarkan pemandangan langsung ke Gunung Sindoro yang gagah berdiri di sebelah timur serta sabana yang luas. Puncak Gunung Kembang terasa semakin indah karena kondisi lingkungan sekitar yang bebas dari sampah. Peraturan yang ketat mengenai pengelolaan sampah pendakian menjadi salah satu faktor penentu kebersihan area puncak Gunung Kembang.
Setelah beberapa jam menikmati keindahan Gunung Kembang, seluruh peserta pendakian memulai perjalanan turun pada pukul 11.00WIB. Perjalanan turun menjadi lebih sulit daripada perjalanan naik. Medan yang awalnya tanah berubah menjadi lumpur setelah terkena air hujan. Beberapa kali peserta terpeleset saat turun di area yang curam. Seluruh peserta pendakian sampai di basecamp sekitar pukul 14.00WIB dengan total perjalanan turun sekitar 5 jam.
Sesampainya di basecamp, seluruh peserta pendakian disambut dengan hujan deras. Demi keamanan bersama, perjalanan pulang ditunda hingga hujan reda. Waktu yang tersedia digunakan seluruh peserta untuk mengecek logistik, apakah jumlah barang yang dibawa naik apakah sama dengan jumlah barang yang dibawa turun. Sisa waktu dimanfaatkan untuk makan siang dan beristirahat sebelum kembali memulai perjalanan. Hujan mulai reda sekitar pukul 17.00WIB. Tanpa berlama-lama, seluruh peserta pendakian membawa segala perlengkapan dan berangkat menuju Fakultas Biologi UGM. Seluruh peserta akhirnya sampai di Fakultas Biologi UGM sekitar pukul 20.45WIB dengan selamat tanpa kekurangan sesuatu apapun.
Kegiatan Matala Explore edisi Gunung Kembang kali ini berjalan dengan baik. Semoga melalui pelaksanaan kegiatan pendakian ini kita semakin sadar untuk menjaga lingkungan sekitar kita. Dampak dari rendahnya kesadaran untuk menjaga lingkungan yang disebabkan oleh manusia akan berbalik kepada manusia. Jika bukan kita yang menjaga kelestarian lingkungan, maka siapa lagi yang akan melakukannya? [Penulis: Matalabiogama].