Pada Senin, 20 Februari 2023 tim Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) -Penelitian tahun 2023 Fakultas Biologi UGM, dengan Ketua Dr. Dra. Rr. Upiek Ngesti Wibawaning Astuti, DAP&E, M.Biomed, beserta 6 mahasiswa (Qurotul Ainina, Muhammad Makmal Baha, Alifyanita Maulida, Muhammad Rizki, Ratnaduhita, dan Deanova) telah melaksanakan inisiasi dan koordinasi ke mitra, PT Pradipta Paramita Agroutama yang berlokasi di Jl. Waru Raya, Waru, Pulosari, Karanganyar. Kegiatan ini dimaksudkan untuk penyampaian rencana dan rancangan kegiatan MBKM Penelitian yang berjudul: “DIVERSITAS PROTOZOA DAN MIKROARTHROPODA TANAH SEBAGAI BIOINDIKATOR KEBERHASILAN KOMPOSTING DAN CEMARAN TANAH“ sekaligus perkenalan dengan formasi tim penelitian.
Sampai saat ini proses komposting sudah menjadi hal yang umum dan mudah dilakukan, akan tetapi kajian pada hasil kompos terutama dengan kehadiran mikrofauna tanah masih sangat terbatas informasinya. Kehadiran protozoa, cacing dan mikroarthropoda tanah menjadi bagian penting pada hasil komposting karena dapat menjadi indikator pupuk/ kompos yang dihasilkan berkualitas. Selain itu itu, kandungan unsur hara utama dan unsur hara pendukung juga memerlukan kajian mendalam. Berbagai pupuk organik telah dibuat dengan bahan dasar yang beragam.
Pemaparan rencana kegiatan MBKM-Penelitian dilakukan oleh Dr. Upiek, yang selanjutnya ditanggapi positif dan disambut baik atas kegiatan yang akan dilakukan oleh direktur PT Pradipta Paramita Agroutama, Ibu Dra. Agnes Heratri, M.Si, Beliau sekaligus menyampaikan paparannya, bahwa perusahaannya telah memulai memproduksi pupuk organik sejak 2004 dengan bahan dasar materi kotoran sapi, dan terus melakukan inovasi terkait dengan produksi pupuk organik. Pada paparan tersebut juga disampaikan bahwa pada pembuatan pupuk ini perlu diperhatikan banyak hal: bahan dasar pupuk, untuk melihat kandungan lignin, pektin, amilum, dll pada bahan tersebut; bahan dasar (daun) dicacah/ diperkecil ukurannya, hal ini baik dilakukan untuk membuat kontak permukaan antara bahan dengan bakteri/promoter/starter lebih banyak; water content, bahwa selama pembuatan pupuk dijaga kandungan airnya, karena jika berlebihan, proses pembuatan pupuk tidak akan berhasil, serta hal lainnya.
Disampaikan pula pada kesempatan tersebut, bahwa kompos/ pupuk yang baik memiliki ciri mikrobiotik yaitu mampu menghadirkan organisme penyubur, tidak berbau, dan dengan tekstur “kepyur”, seperti tanah. Selama ini, dalam proses komposting diberikan penambahan molase, pada kesempatan tersebut disampaikan bahwa terdapat 4 macam starter yang dapat digunakan dalam komposting yang tergantung pada bahan dasarnya. Tanaman yang keras akan memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan tanaman yang lunak, dan tentunya akan memerlukan starter yang berbeda, Setelah dilakukan diskusi yang mendalam terkait rencana dan pelaksanaan kegiatan, inisiasi, koordinasi kegiatan MBKM-Penelitian ini diakhiri dengan foto bersama.
Subur tanahku….hijau negeriku….
Salam Lestari dari fakultas Biologi…