Yogyakarta, [28 September 2024] – Tim mahasiswa Fakultas Biologi UGM, yang terdiri dari Tsaqifa Zuhayra Emery Bagus (23/516561/BI/11248), Karina Raihana Salsabila (23/513869/BI/11187), dan Nauval Rajwaa Raysendria (23/517136/BI/11255) dengan dosen pembimbing Tyas Ikhsan Hikmawan, M.Sc., Ph.D. berhasil meraih prestasi dalam ajang kompetisi esai “The 13th Soedirman Science Competition (SSC) 2024” yang diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran dan Riset (UKMPR) Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED). Perlombaan ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan SSC 2024. Rangkaian perlombaan ini diawali dari seleksi karya, presentasi luring, field trip, dan seminar nasional dengan rentang waktu 19 Juni – 22 September 2024. Tahap final dilaksanakan tanggal 20 – 22 September 2024 di UNSOED, Purwokerto, Jawa Tengah. Kompetisi ini diikuti oleh berbagai universitas di Indonesia dengan total 47 tim esai dan 9 finalis.
Esai yang kami bawa berjudul “Pengembangan Teknologi Enzim Selulase dan Xilanase: Inovasi untuk Industri Tekstil Rayon Ramah Lingkungan”. Judul ini kami pilih menimbang tingginya kebutuhan sandang (pakaian) serta Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang menjadi salah satu komoditas industri penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Salah satu manufaktur TPT yang saat ini berkembang pesat di Indonesia adalah rayon (viscose). Jenis tekstil ini juga diangkat karena jenis tekstil lain seperti nilon dan polyester diketahui tidak ramah lingkungan karena berasal dari pengolahan minyak bumi dan bahannya panas saat dipakai sehingga kurang cocok untuk iklim Indonesia yang tropis. Selain itu, jenis lain yakni katun, sulit dikembangkan karena curah hujan Indonesia yang tinggi bagi pohon kapas.
Bahan kimia seperti NaOH, CS2, dan H2SO4 umum digunakan pada industri rayon. Akan tetapi, penggunaannya yang dapat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan seperti pemicu efek rumah kaca dan mengganggu fungsi saraf. Oleh karena itu, dengan meningkatkan efisiensi reaksi kimia menggunakan katalisator dapat mengatasi permasalahan tersebut. Enzim selulase dan xilanase sebagai biokatalisator digunakan pada berbagai tahapan produksi rayon. Hal ini didukung oleh proses produksi enzim yang dapat direkayasa dengan pemanfaatan bakteri Escherichia coli dan Artificial Intelligence misalnya untuk mengevaluasi kinerja enzim dengan Machine Learning.
Inovasi bioteknologi ini sangat potensial dikembangkan di Indonesia dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, ke depannya diharapkan dapat menjadi solusi bagi penggunaan bahan kimia berbahaya pada sistem produksi tekstil khususnya di Indonesia. [Penulis: Karina Raihana Salsabila]