Dalam perkuliahan Biologi sel dan molekuler level sarjana yang dilaksanakan pada semester gasal 2025/2026 dengan tim pengampu yaitu : Prof. Dr. Endang Semiarti M.S., MSc., Prof. Dr. Rarastuti Pratiwi MSc., Prof. Dr. Kumala Dewi MSc.St dan Dr. Maryani M.Sc. telah dilakukan kegiatan pengkayaan materi kuliah dengan mengundang salah satu alumni Fakultas Biologi yaitu Budi Santoso Sito Putro S.Si., MSc., yang memberikan sharing ilmu tentang “Teknik Mempelajari Sel”. Budi Santoso Sito Putro telah menyelesaikan studi master degree di Department of Plant Physiology and Plant Molecular Biology, Faculty of Science, Eötvös Loránd University, Budapest. Saat menempuh program S1 di Fakultas Biologi UGM tahun 2010 sampai 2014, Budi Santoso Sito Putro juga mencatat banyak prestasi diantaranya sebagai juara Juara 1 OSN Pertamina Bidang Biology (Best Theory) Tahun 2012 Tingkat Nasional dan salah satu penerima beasiswa Tanoto Foundation.
Kuliah tentang “Teknik Mempelajari Sel” dilakukan secara daring pada hari selasa tanggal 28 Oktober 2025 pukul 19.00 sampai 20.30 WIB. Mahasiswa yang mengikuti perkuliahan ini ada sejumlah 90 orang yang kebanyakan dari peserta kuliah biologi sel molekuler kelas A dan selebihnya dari kelas B dan C. Dalam kuliah ini Budi Santoso Sito Putro berkesempatan untuk membahas tentang penggunaan tanaman model yaitu Arabidopsis mutan dalam studi fisiologi molekuler serta pengenalan teknik qPCR, isolasi protein, dan Western Blot dari jaringan maupun sel. Dalam paparannya Budi Santoso Sito Putro juga menjelaskan tentang autofagi pada tumbuhan yang merupakan jalur utama transpor intraseluler pada eukariota serta terlibat dalam degradasi vakuola, konstituen sitoplasma, protein yang salah lipat, dan organel yang rusak termasuk kloroplas (klorofagi). Dalam kaitannnya dengan proses autophagi, dijelaskan juga tentang protein ATG yang merupakan sekumpulan gen dan protein kunci yang mengatur proses autofagi, yaitu mekanisme “daur ulang” sel untuk menjaga keseimbangan dan kelangsungan hidupnya. Dalam konteks ini, protein ATG membantu membentuk dan mengarahkan autofagosom untuk menangkap komponen sel yang rusak lalu mengirimkannya ke lisosom agar diurai menjadi bahan baru. Dalam bidang pertanian, peran ATG menjadi menarik karena autofagi dapat mempengaruhi ketahanan tanaman terhadap stres, seperti kekeringan, serangan patogen, atau kondisi tanah yang kurang nutrisi. Dengan memanipulasi ekspresi gen ATG, peneliti dapat mengupayakan tanaman yang lebih tahan terhadap lingkungan ekstrem, tumbuh lebih efisien, dan meminimalkan kerusakan seluler saat menghadapi tekanan biotik maupun abiotik.
Dari paparan kuliah ini mahasiswa serta dosen pengampu memperoleh tambahan informasi terkini tentang peran protein ATG serta teknik penggunaan alat yang mendukung penelitian molekuler. Kuliah biologi sel dan molekuler dapat mendukung beberapa tujuan SDGs, tetapi yang paling jelas adalah SDG 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan), karena pemahaman tentang fungsi sel, gen, dan molekul dasar membantu pengembangan pengobatan, pencegahan penyakit, serta teknologi kesehatan. Selain itu, ilmu ini juga mendukung SDG 2 (Tanpa Kelaparan) melalui penerapan bioteknologi untuk meningkatkan ketahanan tanaman dan produktivitas pangan, serta SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) karena riset biologi molekuler mendorong inovasi dalam bidang farmasi, bioteknologi, dan teknologi medis. Jadi, kuliah ini pada dasarnya memberi fondasi ilmiah untuk meningkatkan kualitas hidup, ketahanan pangan, dan inovasi berkelanjutan.




