Karya fullpaper hasil kolaborasi Dosen Fisiologi Hewan, Dra. Mulyati, M.Si. bersama mahasiswanya Lasmini Syariatin (Biologi 2015) mendapatkan Award sebagai Best Paper pada acara The 2nd Health Science International Conference (HSIC) 2019. Acara tersebut diselenggarakan pada hari Sabtu, 5 Oktober 2019 di Aula GBK IV Lt.9 Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 200 peserta dan 60 orang diantaranya adalah sebagai presenter. Kegiatan publikasi ini merupakan bagian dari hibah Rekognisi Tugas Akhir (RTA) Tahun 2019 dengan ketua Dra. Mulyati, M.Si.
Kegiatan HSIC merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Kesehatan UMM Tema konferensi HSIC 2019 adalah Inovasi terbaru dalam Praktek Kesehatan, Pendidikan, dan Penelitian yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas perawat melalui ilmu kesehatan dengan intervasi dan inovasi yang terbaru. Topik fullpaper yang dipilih Mulyati dan Lasmini Syariatin dalam HSIC 2019 ini adalah mengenai Ilmu Kesehatan Dasar dengan judul “Effect of Arthrospira maxima Setchell et Gardner and Chlorella vulgaris Beijerinck on The Erythrocyte and Thrombocyte Profile of Hyperglycemia (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) Wistar Strain”. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan bagi para praktisi ilmu kesehatan terutama dalam menuntaskan permasalahan diabetes mellitus. Selain itu, juga diharapkan penelitian ini dapat memotivasi masyarakat dalam memanfaatkan bahan alam yang melimpah di Indonesia.
Biodiversity-Camp merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari Matalabiogama (Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Biologi UGM) untuk merekrut anggota baru Matalabiogama. Biodiversity-Camp merupakan kegiatan pengenalan keanekaragaman hayati baik berupa tumbuhan dan hewan dengan lokasi kegiatan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo. Jumlah peserta yang mengikut kegiatan ini adalah 7 orang peserta yang merupakan mahasiswa Fakultas Biologi UGM Angkatan 2018. Rangkaian kegiatan Biodiversity -Camp dilaksanakan selama 3 hari yaitu tanggal 18 sampai 20 Oktober 2019. Pematerian yang diberikan kepada peserta meliputi pematerian tentang pengamatan burung, pengenalan kawasan Desa Jatimulyo, kepecintaalaman, karst, gua, dan biota gua, pendidikan lingkungan, dan fotografi.
Kami ucapkan terima kasih kepada Fakultas Biologi UGM, POTMA Fakultas Biologi UGM, dan alumni Matalabiogama yang telah membantu terlaksananya kegiatan Biodiversity-Camp ini. Semoga kegiatan Biodiversity-Camp dapat meningkatkan pengetahuan dan teknik memanfaatkan alam bagi peserta pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Enam Inovasi karya mahasiswa UGM berhasil meraih penghargaan di ajang bergensi WINTEX 2019. Dalam kegiatan yang diselenggarakan Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA), 9-12 Oktober 2019 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) itu UGM meraih 4 medali emas dan 2 medali perak. Ajang ini diikuti 1.100 inovator dari 18 negara di dunia. Kegiatan selama satu minggu tersebut meliputi expo dan penjurian serta awarding pada hari terakhir.
Pada kegiatan tersebut Aisya Fitri Abdillah (Biologi 2016) bersama dengan Andika Prima Sandi (Teknik Fisika 2015), Haris Hendrik (Silvikultur 2017), Al Sahril (Pembangunan Wilayah 2016), dan Ahmad Zaini Pratama (Teknologi Informasi 2016) sukses mendapatkan medali emas atas inovasi IoTanam: Smart Urban Farming.
IoTanam merupakan platform yang terintegrasi sebagai sebuah teknologi pertanian presisi yang dilengkapi dengan Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) untuk monitoring dan mengontrol serta memberikan rekomendasi penanggulangan jenis penyakit tanaman berbasis hidroponik dan agroforestri secara real time.
Pengembangan IoTanam berawal dari keprihatinan terhadap besarnya pembukaan lahan yang menyebabkan terjadinya degradasi hutan dan deforestasi serta minimnya lahan untuk melakukan aktivitias pertanian. Platform tersebut dikembangkan dengan sejumlah fitur, yaitu mentor, pengendali debit air dan nutrisi tanaman, sistem rekomendasi, serta pengisian air dan nutrisi otomatis.
Selain itu, juga dilengkapi dengan IoT untuk mengontrol dan memonitor suhu, kelembapan, suplai air, dan tinggi air dalam tandon. Kemudian AI untuk mendeteksi jenis penyakit tanaman dan rekomendasi penanggulangan jenis penyakit. Dengan IoTanam ini kita bisa memantau kegiatan agroforestri dari jarak jauh dan mengatur suplai air, kelembapan, derajat keasaman tanah secara otomatis bahkan ketika sedang berada di luar kota.
Universitas Gadjah Mada berhasil meraih juara kembali di ajang Lomba Poster Ilmiah Nasional 2019 yang diadakan oleh UKMF LIMLARTS Universitas Negeri Yogyakarta. Kali ini yang mewakili menjadi juara adalah kolaborasi tim dari Mahasiswa Biologi dan MIPA (Fisika). Acara lomba tersebut dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2019.
Lomba Poster Ilmiah Nasional ini sudah dilakukan selama 3 kali. Pada tahun 2019 ini mengangkat tema “Kreativitas Mahasiswa sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable Development Goals 2030”. Presentasi Finalis diikuti oleh berbagai macam universitas/institusi yaitu UNY, UPI, UNESA, UNDIP, UPNV Yogyakarta, UGM, Universitas Teuku Umar, POLINEJ. Tim UGM yang berkolaborasi dari mahasiswa Biologi (Giyantolin) dan MIPA Fisika (Said Ahmad) mengambil subtema IPTEK dan SDGs 2030 pada bidang kesehatan. Kolaborasi yang dilakukan mendapatkan sebuah inovasi program pemberdayaan masyarakat melalui kesehatan dalam menanggapi permasalahan penyakit DBD yang selama ini masih menjadi masalah besar bagi Indonesia setiap tahunnya.
Berbagai penilaian yang meliputi deasin poster, cara presentasi, media yang dibawakan (prototype), penguasaan materi dan ketepatan waktu. Hasil penilaian saat pengumuman membuat Inovasi yang dibawakan tersebut menjadi juara 2 pada Lomba Poster Ilmiah Nasional #3 UNY 2019. Hal ini membuat Tim UGM bersyukur meraih juara tersebut, karena presentasi semua tim sangat memukau dan penilaian dari dewan juri yang sangat ketat. Hasil tersebut juga digunakan sebagai cambuk untuk lebih optimal lagi dalam mengikuti lomba selanjutnya.
Humas Protokol Fakultas Biologi UGM, mengikuti Lomba Keprotokolan Se-Universitas Gajah Mada 2019 yang di gelar di Hotel Grand Mercure Yogyakarta (02/10). Lomba yang diadakan Universitas Gajah Mada, dalam rangka program pengembangan sumber daya manusia khususnya fungsi humas dan protokol unit kerja di lingkungan UGM ini diadakan pada tanggal 1-2 Oktober 2019. Lomba yang berlangsung pada jam 08.00 hingga 17.30 WIB ini di ikuti oleh 18 Fakultas, salah satunya ialah Fakultas Biologi.
Persiapan yang dilakukan Humas Protokol Fakultas Biologi terbilang sangat singkat. Meski demikian persiapan yang dilakukan cukup matang, dilihat dari kekompakan busana yang dikenakan oleh peserta, serta properti yang digunakanpun semakin beragam.
Keikutsertaan lomba humas dan keprotolan kali ini, sudah yang ke-2 kalinya Fakultas Biologi turut berpartisipasi, berbeda dengan tahun yang lalu persiapan kali ini lebih baik lagi. Peserta yang mewakili lomba sangat antusias serta lebih semangat dalam mengikuti Lomba Keprotokolan Se-Universitas Gajah Mada, terbukti dengan bertambahnya peserta lomba yang berasal dari dosen maupun staf tendik. Sidiq Permana Putra, S.Si., M.Sc selaku kepala humas protokol Fakultas Biologi UGM juga turut hadir dalam lomba dan dengan piawai memainkan perannya sebagai Rektor UGM.
Selain Sidiq Permana Putra, S.Si., M.Sc, dosen dan staf yang ikut berpatisipasipun cukup piawai dalam menjalankan perannya. Seperti Rusna Nur Aini, A.Md. berperan sebagai Dekan Fakultas Biologi UGM; Indra Lesmana, S.Si., M.Sc. sebagai Direktur PT Sinar Mas; Tri Annisa Sangadi, S.T. sebagai Ketua Senat Fakultas Biologi UGM; Heru Praptomo, A..Md. sebagai fotografer Fakultas Biologi UGM; Emi Dwi Suryanti, S.Si., M.Sc., Mutiara Fauziana, S.Si., Dewi Nurmala Sari, A.Md.Sek dan Rahma Nur Khotimah yang berperan sebagai tim Protokol Fakultas Biologi UGM. Tidak hanya itu banyak dari dosen maupun staf yang turut membantu mempersiapkan lomba. Hal ini membuktikan bahwa kerjasama dan kekompakan yang terjalin antar civitas Fakultas Biologi UGM sangat baik.
Tim dari Fakultas Biologi UGM juga mendapatkan apresasi oleh dewan juri, yang telah mengalami kemajuan dibandingkan tahun lalu terlihat dari kekompakan peeserta dan kepiawaiannya dalam menjalankan suatu acara. Hal tersebut dikarenakan pengalaman-pengalaman dari peserta selama bertugas. “Harapannya semoga Fakultas Biologi dapat meraih juara tapi yang terpenting adalah implementasi dari lomba tersebut mampu meningkatkan pelayanan dalam hal humas dan keprotokolan di Fakultas Biologi UGM” ujar Sidiq Permana.
Dalam rangka pendalaman materi dan pemahaman tentang Ilmu Taksonomi sejak dicetuskan pertama kali oleh Augustine Pyramus de Candoll (1813) dan Ilmu Biosistematika yang mengalami perkembangan pesat sampai saat ini, Pada Rabu, 25 September 2019, Fakultas Biologi telah menghadirkan Prof. Drs. Rosichon Ubaidillah, M.Phil, Ph.D., pakar taksonomik dan Biosistematik dari PUSAT PENELITIAN BIOLOGI-LIPI, yang kebetulan juga alumni Fakultas Biologi Tahun 1978- 1983. Selain dihadiri oleh Dosen kuliah ini juga dihadiri oleh mahasiswa S1, S2, dan S3.
Tema yang diangkat adalah “Taksonomi dan Biosistematika dari masa ke masa”, tema ini menggambarkan bagaimana perkembangan ilmu taksonomik dari para pendahulu, seperti Aristoteles yang telah mengelompokkan hewan dan tumbuhan (“Early Biological System”)yang dituangkan dalam buku “Scala Naturae”, bahkan Theophrastes (371-287 sebM) yang mencatat lebih dari 500 spesies tumbuhan tumbuhan obat dan pertanian telah diperkenalkan, hingga di abad 19 pada masa Carollus Linnaeus (1735) yang dikenal sebagai “Bapak Taksonomi” dengan “konsep spesies dan klasifikasi modern” dan terbitnya buku “SYSTEMA NATURAE”, sehingga pada abad 19-20 tersebut merupakan masa kejayaan taksonomi. Selanjutnya di awal abad 20 muncul 2 tokoh penting, yaitu Charles Harles Robert DARWIN (1809-1882) dan Alfred Russel WALLACE, (1823-1913) yang mengembangkan teori spesiasi dan evolusi. Perkembangan ilmu genetika juga muncul dipertengahan abad 20, dengan tokohnya Johan Gregory Mendel (1822-1884) dan beberapa ahli lain yang mengangkat teori hibridisasi sehingga memodernisasikan taksonomi yang menjadikan awal abad 20 sebagai era sistematika baru. Perkembangan pesat biologi molekular sangat mendukung perkembangan sistematika baru sehingga dikenal dengan era biosistematika.
Perkembangan biosistematika ini telah banyak menjawab tantangan terutama dalam penentuan spesies, sebagai contoh : beberapa spesies yang awalnya (secara morfologi) dianggap sebagai spesies yang berbeda, namun dengan tehnik biomolekular ternyata menunjukkan kekerabatan yang sangat dekat, bahkan dapat dianggap sebagai satu spesies, atau sebaliknya.
Biosistematika sangat dierlukan karena akan menyediakan “classification” untuk jutaan spesies biota, memberi kesempatan penelitian taxa yang belum diungkap (di bidang kesehatan, pengendalian biologik, pendugaan “ecological relationship”, maupun untuk taksa taksa yang telah punah), Klasifikasi yang tidak natural dan akan membahayakan, sebagai landasan pelaksanaan konservasi, dan untuk memahami proses evolusi.