Kelompok Studi Entomologi UGM menyelenggarakan kegiatan Malam Keakraban (Makrab) dan Outbond kebersamaan pada hari Sabtu dan Minggu, 23-24 Februari 2019 bertempat di Omah Notoplankton 15, Sleman. Kegiatan ini diperuntukkan bagi para anggota KSE atau Sarangers dengan tujuan merekatkan kekeluargaan antara intern KSE sekaligus ajang refreshing dari kegiatan perkuliahan . Para anggota KSE berkumpul terlebih dahulu di Jalan Taman Biologi Fakultas Biologi UGM pada pukul 16.00 WIB untuk berangkat bersama-sama menuju lokasi kegiatan. Perjalanan sempat terhambat oleh hujan deras dan jarak lokasi yang cukup jauh sehingga para anggota KSE sampai di Omah Notoplankton 15 menjelang maghrib.
Acara dimulai selepas isya’ yang diawali dengan pembukaan dan sambutan dari Ketua Penyelenggara Makrab dan Outbond KSE 2019, Aliya Nadira Irsyad (KSE XIX). Kegiatan dilanjutkan dengan berbagai permainan yang dipandu oleh Khoiruddin Anshori (KSE XIX) diantaranya Tepuk Konsentrasi hingga Perang Dunia.  Anggota KSE dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan harus bekerja sama dalam permainan. Kegiatan ini bertujuan untuk merekatkan dan mengakrabkan anggota KSE satu sama lain. Acara dilanjutkan dengan nonton bersama dengan judul film Miracle in Cell No.7.
Keesokan harinya, kegiatan dilanjutkan dengan senam pagi bersama-sama selama kurang lebih tiga puluh menit yang dipandu oleh Nico Chandra (KSE XIX). Selepas senam, anggota KSE bersiap untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya yakni Outbond. Kegiatan Outbond dipandu oleh seorang tour guide dengan menyusuri jalan pemukiman, perkebunan salak hingga menyusuri sungai sepanjang 500 m. Derasnya aliran sungai tak menyurutkan semangat anggota KSE untuk melintasi sungai tersebut. Seusai melintasi sungai, anggota KSE menikmati makan siang yang telah disediakan di pinggir aliran sungai. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok makan bersama – sama dalam satu nampan. Selanjutnya anggota KSE kembali ke penginapan untuk menutup kegiatan dan pulang. Diharapkan dengan adanya kegitan ini, anggota KSE dapat lebih mengenal satu sama lain dan merekatkan tali kekeluargaan dalam KSE ini. KSE!!Bergerak tanpa batas!!.
MIPA EXPO yang di selenggarakan oleh FMIPA Universitas Riau merupakan rangkaian acara yang ditujukan bagi siswa-siswi SMA sederajat se-Sumatra dan mahasiswa seluruh Indonesia. Acara ini terdiri dari beberapa kategori yaitu Academic Competition dan Artfest Competition. Academic Competition terdiri dari Olimpiade Sains Mahasiswa tingkat Nasional, Olimpiade Sains Siswa regional se-Sumatra, Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional, Essay Nasional, dan Pesona Sains Siswa regional se-Sumatra. Olimpiade Sains Mahasiswa terdiri dari bidang Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, dan Ilmu Komputer.
Olimpiade Sains Mahasiswa dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu Penyisihan secara online, Semifinal, dan Final. Penyisihan online dilaksanakan secara serentak untuk semua bidang pada tanggal 19 Februari 2019, sedangkan babak Semifinal dan Final dilaksanakan pada tanggal 17 dan 19 Februari 2019 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau. Setelah tahap Penyisihan online, empat Mahasiswa menjadi perwakilan Universitas Gadjah Mada di tahap Semifinal dan Final, dua diantaranya merupakan mahasiswa dari Fakultas Biologi yaitu Ahmad Suyoko dan Muhammad Malhan Amin yang mengikuti Olimpiade Sains Mahasiwa bidang Biologi. Dua mahasiwa lainnya yaitu Muhammad Roihan Munajih dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan mengikuti Olimpiade Sains Mahasiwa bidang Kimia dan Muhammad Ihsan dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam mengikuti Olimpiade Sains Mahasiwa bidang Matematika. Semua juara perbidang diumumkan pada puncak acara yang diselenggarakan pada tanggal 21 Februari 2019. Dalam ajang ini Ahmad Suyoko meraih juara 1 bidang Biologi, sedangkan Muhammad Malhan Amin meraih juara 3 bidang Biologi. Dua mahasiswa UGM lainnya yaitu Muhammad Roihan Munajih meraih juara 1 di bidang Kimia dan Muhammad Ihsan meraih juara 1 di bidang Matematika.
“Kami bersyukur bisa meraih predikat  juara. Semua ini bukan sekedar hasil kerja keras kami, namun juga ada peran serta semua pihak yang ikut mendoakan kami dan Allahlah yang menentukannya”, ujar mereka. Menurut mereka, kunci untuk menjadi juara adalah selalu berusaha keras dan tidak lupa untuk selalu berdoa dan mengharapkan hasil terbaik kepada Allah SWT.
Dosen Fakultas Biologi UGM menjadi Narasumber dalam Kuliah Umum di Universitas Timor, Kefamenanu NTT
Donan Satria Yudha, M.Sc., dosen Fakultas Biologi UGM, yang juga Kepala Museum Biologi UGM menerima surat permohonana untuk menjadi narasumber dalam kuliah umum di Universitas Timor (UNIMOR), Kefamenanu (Kefa), Nusa Tenggara Timur. Menurut Bapak Remigius Binsasi, dosen biologi di UNIMOR: Bapak Donan Satria telah menjelajah sebagian besar wilayah Indonesia melalui kegiatan Ekspedisi NKRI yang jalankan oleh Kopassus TNI AD. Dalam ekspedisi tersebut didapatkan pengalaman mengetahui kondisi dan potensi daerah-daerah terpencil dan perbatasan. Selain itu, Donan Satria dengan timnya telah membuat satu aplikasi android berupa identifikasi “Amfibi dan Reptil Jogja”. Kedua pengalaman itu dirasa cukup untuk memberikan masukan dan arahan kepada generasi muda yang kuliah di Universitas Timor.
Universitas Timor (UNIMOR) adalah universitas negeri kedua setelah Universitas Nusa Cendana (UNDANA) di NTT. UNIMOR memiliki keunikan, karena merupakan satu-satunya universitas negeri di perbatasan antara RI dengan Timor Leste. UNIMOR menjadi universitas negeri pada tahun 2014 silam. UNIMOR terus bergerak maju dan mulai mengembangkan diri. Salah satu upaya pengembangan diri UNIMOR adalah dengan mengundang dosen-dosen dari universitas lain ke UNIMOR untuk memberikan bekal kepada mahasiswa melalui kuliah umum. Kali ini, dosen Prodi Saintek yang berada dibawah Fakultas Pertanian UNIMOR, mengundang Donan Satria untuk mengisi kuliah umum.
Kuliah Umum di UNIMOR bertema “Peningkatan Daya Saing Generasi Muda di Daerah Perbatasan Dalam Menghadapi Era Industri 4.0”. Kegiatan Kuliah Umum tersebut dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 Februari 2019, di Gedung Serba Guna, Universitas Timor, Kefa, NTT. Donan Satria membawakan materi berjudul “Pemanfaatan Teknologi Era Industri 4.0 oleh Generasi Muda di Perbatasan guna Pengembangan Kesejahteraan Wilayah”. Kuliah umum tersebut berisi ajakan kepada mahasiswa UNIMOR untuk: (1) memetakan dan memiliki basis data keanekaragaman hayati di wilayah Kefa, (2) memetakan potensi wisata alam dan budaya. Data keanekaragaman hayati kemudian dicocokkan dengan jenis-jenis langka, endemik dan dilindungi undang undang. Potensi wisata alam dan budaya, kemudian dapat dikembangkan menjadi ekowisata. Ekowisata yang berbasis teknologi 4.0, yaitu menggunakan jaringan internet dan aplikasi guna mempromosikan wilayah perbatasan. Beberapa ide donan yaitu: biota unik, endemik, langka wilayah perbatasan bisa dijadikan daya tarik pengunjung untuk melakukan wisata alam. Wisata alam dapat berupa pengamatan biota langsung dari habitat alaminya; mahasiswa pertanian bisa membuat agrocenter, berupa wisata memetik tanaman buah dan pertanian, memasak tanaman lokal, dsb; selain itu wisata budaya berupa merasakan kehidupan budaya asli dengan membuat rumah-rumah tradisional sebagai penginapan, jalan-jalan di area perbukitan, pantai dimana semua dihubungkan dengan aplikasi android.
Student mobility program UGM-UTHM merupakan program pertukaran mahasiswa yang dilaksanakan selama satu semester dengan sistem transfer kredit. Program tersebut pertama kali diselenggarakan di Fakultas Biologi UGM, dan merupakan salah satu wujud kerjasama Fakultas Biologi UGM dengan universitas mitra untuk memperkuat jaringan internasionalnya dan mengembangkan skill mahasiswa di ranah global. Proses rekruitmen utuk mengikuti program ini meliputi seleksi nilai akademik (IPK≥3.00), skor TOEFL (≥500), dan wawancara.
Program tersebut diikuti oleh 3 mahasiswa, yaitu Aisya Fitri Abdillah, Rini Rahmawati, dan Zulfa Berliana Pratiwi. Ketiga mahasiswa tersebut meninggalkan tanah air pada tanggal 1 Oktober 2018 untuk mengikuti program ini di UTHM Malaysia selama satu semester (± 3,5 bulan). Setibanya di Malaysia, ketiga mahasiswa tersebut disambut oleh beberapa dosen dan mahasiswa. Selama mengikuti program ini, ketiga mahasiswa tersebut tinggal di dormitori “Kolej Kediaman UTHM Pagoh”.
Setiap peserta dalam program ini mengambil 7 mata kuliah sebanyak 17 sks, yaitu Principle of Biodiversity and Conservation, Introduction to Cell and Molecular Biology, Microbial Diversity and Ecology, Plant Community Ecology, Animal and Insect Community Ecology, Terrestrial Ecology, dan Aquatic Ecology. Mata kuliah yang disertai dengan praktikum adalah Microbial Diversity and Ecology, Terrestrial Ecology, dan Aquatic Ecology. Selain praktikum, mahasiswa juga mengikuti fieldtrip ke beberapa tempat, untuk menambah pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah yang ditempuh. Fieldtrip tersebut dilaksanakan di UTHM Parit Raja, Tanjung Benoa, Tanjung Ketapang, Hutan Lipur Ayer Keroh, Endau-Rompin National Park, dan Tree Planting Project di Hutan Simpan Kekal Ayer Hitam Utara. Sedikit berbeda dengan UGM, waktu perkuliahan di UTHM dilaksanakan dari hari Minggu hingga hari Kamis, sementara hari Jumat dan Sabtu adalah hari libur.
Tidak hanya mengikuti kegiatan akademik, mahasiswa juga terlibat dalam kegiatan lain seperti kegiatan reboisasi yang diselenggarakan oleh Jabatan Perhutanan Negeri Johor. Mahasiswa juga terlibat dalam acara “Run for The Wild” yang merupakan acara untuk menumbuhkan kepedulian mahasiswa terhadap berbagai flora dan fauna yang terancam punah di alam. Setiap partisipan mendapat sertifikat dari kegiatan tersebut.
Ujian yang dilaksanakan di UTHM sedikit berbeda dengan di UGM. Di UTHM, ujian dilaksanakan 3 kali, yaitu berupa Test 1, Test 2, dan Ujian Akhir. Materi yang diujikan di test 1 mencakup materi dari awal perkuliahan hingga materi terakhir sebelum test 1. Materi yang diujikan di test 2 meliputi materi setelah test 1 hingga materi sebelum test 2. Sementara itu, materi ujian akhir mencakup semua materi yang telah diberikan selama satu semester. Semua ujian dilaksanakan secara tertulis dan tipe soal berupa essay.
Di akhir program perkuliahan, ketiga mahasiswa mendapat farewell party dari dosen dan juga mahasiswa UTHM. Mahasiswa kembali ke tanah air pada tanggal 15 Januari 2019. Program ini merupakan awal bagi program-program serupa, diharapkan program ini akan terus berlanjut untuk kedepannya.
Rapat Kerja (Raker) merupakan salah satu agenda tahunan Kelompok Studi Entomologi (KSE) yang diadakan guna membahas rancangan kegiatan dari masing-masing divisi pada pergantian kepengurusan selama satu tahun kedepan. Tahun ini Raker dilaksanakan pada hari Jum’at, 15 Februari 2019 di Ruang Biodas Atas Timur, Fakultas Biologi UGM.
Raker diawali pembukaan yang dilanjutkan dengan menyanyikan mars KSE. Agenda disusul dengan sambutan dari pembina Kelompok Studi Entomologi yakni Bapak Hari Purwanto kemudian sambutan dari Ketua KSE periode 2018 Sevi Ratna Sari (KSE XVII). Rangkaian acara selanjutnya yaitu penyerahan hasil LPJ tahunan KSE oleh Pengurus Harian (PH) KSE 2018 kemudian dilaksanakan serah terima jabatan (Sertijab) dari Ketua KSE periode 2018 Sevi Ratna Sari (KSE XVII) kepada Ketua KSE periode 2019 terpilih Muhammad Fikri Al Rasyid (KSE XVIII). Pemilihan Ketua KSE periode 2019 baru saja dilaksanakan pada Desember 2018 melalui musyawarah dalam Kongres Koloni (KOKON) yang dihadiri oleh anggota-anggota aktif KSE. Acara dilanjutkan dengan presentasi Pengurus Harian (PH) mengenai program kerja setahun kedepan. Presentasi diawali dari Sekeretaris-Kesekretariatan dilanjutkan dengan Bendahara, Divisi Jaringan, Divisi Penelitian, Badan Penjamin Mutu Keilmuan (BPMK), Divisi Medinfo, Divisi Kewirausahaan, Divisi PSDM, dan diakhiri oleh pemaparan program kerja Ketua KSE periode 2019 terpilih. Presentasi tiap divisi diikuti dengan tanggapan dan diskusi bersama oleh anggota Rapat Kerja.
Pada tahun 2019, Kelompok Studi Entomologi mempunyai 7 divisi, 1 Badan Pengurus Keilmuan KSE, Dewan Pertimbangan Organisasi dan Ketua. Susunan pengurus harian KSE periode kepengurusan 2019 adalah sebagai berikut :
No | Jabatan | Kepengurusan 2019 |
1 | Ketua | Muhammad Fikri Al Rasyid (KSE XVIII) |
2 | Sekeretaris-Kesekretariatan | Elvian Indah N. (KSE XIX) |
3 | Bendahara | Rafelinta D. (KSE XIX) |
4 | Kepala Divisi Penelitian | Ultha Rifqy R. (KSE XIX) |
5 | Kepala Divisi Jaringan | Carlina Puspa R. (KSE XIX) |
6 | Kepala Divisi Media dan Informasi | Wanny Firdasia (KSE XIX) |
7 | Kepala Divisi PSDM | Aliya Nadira I. (KSE XIX) |
8 | Kepala Divisi Kewirausahaan | Nafiatul Umah KSE XIX) |
9 | Koordinator Badan Penjamin Mutu Keilmuan (BPMK) | M. Malhan Amin (KSE XIX) |
10 | Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) | –Â Â Â Â Â Â Â Â Â Sevi Ratna Sari (KSE XVII)
–Â Â Â Â Â Â Â Â Â Faridatul Hidzroh (KSE XVII) –Â Â Â Â Â Â Â Â Â Rahma Maulia (KSE XVIII) |
Pada periode kepengurusan 2019, KSE memiliki nama Kabinet Entodinata yang diketuai oleh Muhammad Fikri Al Rasyid (KSE XVIII). Nama Entodinata memiliki harapan untuk menjadikan KSE dapat senantiasa menjalankan fungsinya secara progresif sehingga menjadi “paling unggul” dan menjalankan setiap tugas. Diharapkan kepengurusan 2019 dapat menjalankan visi KSE yang diusung oleh Ketua KSE terpilih yakni menciptakan KSE yang kuat dalam organisasi dan keilmuan entomologi yang berlandaskan asas kekeluargaan serta KSE yang kontributif terhadap lingkungan eksternal kampus.
(Sumbawa, 31/01/2019) Sejumlah pakar dan peraih medali kompetisi rekayasa genetika dunia (International Genetically Engineered Machine Competition – iGEM) dari Indonesia berkumpul di Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) dalam acara seminar internasional dan temu alumni. Acara dibuka oleh Rektor UTS, Dr. Andy Tirta, M.Sc. dan dilanjutkan paparan dari pakar dan alumni. Pada kesempatan tersebut, dua dosen dari Universitas Gadjah Mada, yaitu Matin Nuhamunada, M.Sc. (Fak. Biologi) dan Miftahus Sa’adah, M.Sc. (Fak. Farmasi) memberikan paparan mengenai pengalaman mereka selama mengikuti kompetisi iGEM dan pengembangan bidang ilmu biologi sintetik di Indonesia. Ida, panggilan akrab dari Miftahus Sa’adah, pernah meraih medali perunggu saat tergabung dalam tim dari ITB di tahun 2015. Sementara itu, Matin pernah mewakili tim Edinburgh, UK, meraih medali perak di tahun 2016. Acara juga dihadiri oleh beberapa alumni, pakar, dan mahasiswa dari UTS, ITERA, UNRI, ITB, UI, UBAYA, dan Universitas Prasetiya Mulya.
Kompetisi iGEM adalah kompetisi biologi sintetik bergengsi yang digagas oleh beberapa kampus ivy league di Amerika seperti Boston University, Caltech, MIT, Princeton University, dan The University of Texas at Austin pada tahun 2004. Dalam kompetisi tersebut, mahasiswa diberikan sebuah kit yang berisi ratusan DNA (Biobricks) yang dapat disusun selayaknya Lego untuk memprogram ulang makhluk hidup (seperti Bakteri, tanaman, dsb.) menjadi mesin atau pabrik hidup yang memiliki manfaat bagi manusia. Saat ini, kompetisi iGEM telah diikuti oleh 340 tim dari 42 negara, baik dari Universitas, Sekolah Menengah Atas, maupun Citizen Science Lab. Tiap tahunnya, lebih dari 5.000 peserta (iGEM-ers) berkumpul dan berkompetisi dalam iGEM Giant Jamboree di Boston, Massachusetts, US.
Dr. Arief Budi Witarto, M.Eng. selaku perwakilan tuan rumah dan direktur dari Sumbawa Techno Park, menyambut baik kedatangan para alumni iGEM dan berharap dapat meningkatkan pengembangan kajian biologi sintetik di Indonesia. Di tahun 2014 lalu, Dr. Arief berhasil mengantarkan mahasiswa dari Sumbawa ke Boston, US untuk mengikuti kompetisi iGEM dan membawa pulang Chairman’s Award, sebuah penghargaan yang baru pertama kali diberikan bagi tim yang berkompetisi pada lomba tersebut. Dr. Arief berharap untuk dapat membangkitkan semangat anak muda Indonesia untuk berkreasi dalam inovasi rekaya genetika dan bioteknologi, seperti yang dirasakan dalam kompetisi iGEM. Selain untuk pengembangan ilmu, tidak sedikit karya yang dihasilkan dalam kompetisi tersebut telah berhasil dikembangkan menjadi start-up di bidang Bioteknologi.
Pada kesempatan tersebut juga hadir ketua dari Ikatan Program Studi Bioteknologi Indoenesia (IPSBI), Dr. rer. nat. Maria Goretti M. Purwanto yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknobiologi, UBAYA. Dr. Maria memberikan tanggapan positif terhadap pengembangan biologi sintetik dan berharap untuk dapat mensinergikan kajian biologi sintetik serta kompetisi iGEM dalam kurikulum Program Studi Bioteknologi di Indonesia. Beliau menyadari bahwa di tengah era disrupsi teknologi ini, mahasiswa di bidang Bioteknologi perlu mempelajari ilmu biologi sintetik yang menggabungkan keahlian matematika dan komputasi dalam merekayasa sistem hayati.
Matin, yang dalam kesempatan ini mewakili UGM dan Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI), menekankan bahwa untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu biologi sintetik saat ini, kolaborasi antar bidang dan antar universitas di Indonesia sangat diperlukan. Kolaborasi, selain dibangun dengan mempertemukan pakar dari berbagai bidang, juga perlu dilakukan dengan mendidik generasi muda yang memiliki mindset multidisipliner. Di era Big Data ini, diperlukan lulusan biologi yang menguasai komputasi, matematika, dan statistika secara mumpuni. Dalam lima tahun ke depan, tidak mengherankan jika mahasiswa biologi dituntut untuk dapat menggunakan bahasa pemrograman, seperti Python dan R, untuk mengolah data informasi biologi (bioinformatika) maupun mathematical modelling.
Selain mengangkat tema perkembangan sains dan teknologi dalam bidang rekayasa genetika, khususnya biologi sintetik, Ida beserta alumni iGEM ITB 2015, Ika Agus Rini (ITERA) dan Rahmat Azhari Kemal (UNRI), juga berbagi pengalamannya dalam menerapkan human practices dalam memulai riset/proyek dalam rekayasa genetika. Keterlibatan masyarakat publik, etika, dan kebijakan harus diikutsertakan sejak awal dalam memulai proyek, karena pada akhirnya, merekalah yang akan menjadi konsumen dari produk/jasa bioteknologi yang dihasilkan. Hal inilah yang masih perlu ditekankan bagi masyarakat peneliti di Indonesia, dan di dunia secara umumnya. Dengan menggandeng pendapat publik sejak awal, riset yang dilakukan mampu tepat sasaran.
Hassnain Q. Bukhori, selaku iGEM Ambassador untuk Asia, menekankan pentingnya jejaring alumni kompetisi iGEM untuk pengembangan bioteknologi di kawasan Asia Tenggara. Hassnain yang merupakan kompetitor iGEM dari Pakistan, saat ini tengah mendirikan sebuah start-up bioteknologi untuk membantu diagnosis penyakit di kawasan tertinggal. Hassnain berharap, melalui acara after iGEM ini, para alumni dapat saling berkolaborasi lebih lanjut untuk mengembangkan biologi sintetika bahkan melakukan hilirisasi riset ke arah industri.