Berikut disampaikan megenai pengumuman pendaftaran ulang mahasiswa rogram diploma – sarjana – profesi dan pascasarjana semester genap TA 2018-2019 selengkapnya dapat diakses disini
Forum Mahasiswa Peneliti Genetika (Formasigen) Fakultas Biologi UGM pada Minggu, 02 Desember 2018 menyelenggarakan study tour ke pabrik gula De Tjolomadoe dan Bale Branti Kemuning. Menurut ketua formasigen tahun 2018 Chalvia Zuyyina, Study tour yang dikemas dalam acara “Formasigen Goes To Solo” ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai sejarah pabrik gula serta proses pembuatan gula, untuk mempererat kekeluargaan antara dosen dan seluruh peneliti yang ada di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM, dan juga sebagai kegiatan penutup akhir tahun dari kepengurusan Formasigen di tahun 2018 ini.
Acara “Formasigen Goes To Solo” ini diikuti oleh 32 peserta yang terdiri dari dosen dan peneliti Laboratorium Genetika Fakultas Biologi UGM. Rombongan study tour Formasigen berangkat dari Fakultas Biologi UGM pada pukul 08.00 WIB menggunakan bus dengan destinasi pertama yaitu pabrik gula De Tjolomadoe yang berada di Kabupaten Karanganyar. Sesampainya di De Tjolomadoe, rombongan langsung disambut oleh tour guide dari De Tjolomadoe yaitu mas Agung dan mbak Shinta. Selama tour, mas Agung banyak menjelaskan mengenai sejarah pabrik gula De Tjolomadoe yang sudah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda, proses penggilingan tebu hingga menjadi gula, serta tanaman tebu yang digunakan untuk produksi gula. Harapan ke depan, laboratorium genetika dan pemuliaan tanaman Fakultas Biologi UGM dan Tjolomadoe dapat melaksanakan kerjasama untuk riset tanaman tebu agar dapat meningkatkan produktivitas gula untuk produk gula dalam negeri sambut pembina formasigen Ganies Riza Aristya, S.Si., M.Sc.
Acara selanjutnya yaitu makan siang bersama di Bale Branti yang berada di kawasan kebun teh kemuning, Ngargoyoso, Kemuning. Setelah makan siang bersama, dilanjutkan dengan acara tukar kado antara dosen dan peneliti sebagai simbolis untuk kenang-kenangan dan kebersamaan di Formasigen. Rombongan Formasigen kemudian melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Yogyakarta, dan tidak lupa untuk mampir ke pusat oleh-oleh khas Solo untuk berburu oleh-oleh.
Entotalk #2 merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Divisi Kewirausahaan dan Divisi Penelitian Kelompok Studi Entomologi (KSE) UGM. Kegiatan bertema ”Budidaya Lebah madu dan Prospeknya” dilaksanakan pada tanggal 25 November 2018 dan dimulai pukul 08.00 di Ruang Biodas Atas Timur Fakultas Biologi UGM. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenal lebih dalam berbagai macam lebah baik bersengat maupun tidak bersengat dan manfaat secara umum serta budidaya lebah yang menghasilkan madu. Kegiatan ini dibuka dengan sambutan dari Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D. selaku pembina KSE.
Kegiatan Entotalk #2 hadiri oleh 30 peserta. Kegiatan ini terdiri dari 3 sesi, yaitu sesi 1 tentang lebah tak bersengat selama 35 menit disampaikan oleh Drs. Ignatius Sudaryadi, M.Kes., sesi 2 tentang lebah bersengat selama 35 menit disampaikan oleh Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D., dan sesi 3 tentang budidaya lebah madu selama 40 menit disampaikan oleh Bapak Hartoyo yang merupakan peternak lebah dari Imogiri, Bantul. Kemudian terdapat sesi tambahan yaitu melihat sarang atau tempat penangkaran lebah secara langsung. Sarang Apis cerana terdapat di bawah pohon dekat Gedung Fakultas Biologi UGM sedangkan sarang Trigona sp. tergantung pada tembok Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan lama, Fakultas Biologi UGM.
Hal yang menarik dari kegiatan ini yaitu peserta dapat mencicipi madu bunga kaliandra yang disediakan oleh Bapak Hartoyo serta secara langsung dari sarangnya pada saat sesi tambahan. Kegiatan pada hari tersebut ditutup dengan penyerahan sertifikat oleh Febriana Saraswati (KSE XVII) dan dilanjutkan foto bersama.
Dalam rangkaian Fisheries Week 5.0 Universitas Padjajaran mengadakan berbagai lomba yang salah satunya adalah Lomba Karya Tulis Ilmiah Fiscience 2018, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menuangkan pemikiran sesuai standar penulisan jurnal ilmiah. Dengan kegiatan tersebut diharapkan mampu mengantarkan peserta kepada keterampilan atau kemahiran menulis. Dari seluruh pendaftar, dipilih 5 karya terbaik untuk mengikuti seleksi tahap selanjutnya, dan kemudian dipilih 3 karya terbaik yang diundang dan mempresentasikan hasil karya tulis di depan juri, sekaligus menentukan posisi kejuaraan. Final Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Fiscience 2018 tersebut dilaksanakan pada hari Jum’at, 16 November 2018 dan dilanjutkan dengan acara Seminar Nasioanal Save Our Sea pada hari Sabtu, 17 November 2018, yang bertempat di Bale Sartika, Universitas Padjajaran, Jatinangor. Sejumlah 25 Finalis dari berbagai kategori lomba berusaha merebut kejuaraan pada acara tersebut.
Tim Padina sp. dari Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada menjadi salah satu finalis dalam ajang bergengsi tersebut. Tim terdiri dari Alfino Sebastian, Ilham Cahyo Nugroho dan Bening Larasati yang merupakan mahasiswa Fakultas Biologi tahun angkatan 2015. Dengan mengusung konsep Biokamulator dan sistem Fitoremidiasi, tim ini berhasil merebut gelar sebagai Juara 1 dalam Lomba Karya Tulis Fiscience 2018. “Jadi kami mengusung suatu trobosan untuk mengatasi akumulasi logam berat akibat tumpahan minyak di laut, yang sering membahayakan ekosistem laut dan bahkan akibat proses biomagnifikasi dapat membahayakan kesehatan manusia” Tutur Ilham Cahyo Nugroho.
Alfino Sebastian menambahkan “Jadi kalau sebelumnya Fakultas saya tercinta ini pernah mencetuskan karya besar berupa aplikasi mikrobia sebagai agen pengurai tumpahan minyak, maka kita mencoba untuk menggunakan salah satu jenis algae cokelat dalam mengatasi masalah akumulasi logam berat yang dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan, sehingga masalah akumulasi logam berat di laut dapat teratasi dengan baik”.
“Kami kaget sekaligus bersyukur karena mendapatkan juara 1, melihat ide – ide dari lawan kami sangatlah bagus dan juga berkualitas, pertanyan dewan juri juga sangat kritis, sehingga penilainnya sangat ketat”, ujar Bening Larasati yang merupakan salah satu anggota dari tim Padina sp. Diharapkan kedepannya Karya tulis yang mereka hasilkan tidak hanya selesai di meja penelitian saja, tetapi benar – benar dapat diaplikasikan di masyarakat, sehingga pengamalan Tri Dharma Perguruan tinggi dapat optimal dan berjalan dengan baik.
Yogyakarta – Fakultas Biologi UGM berperan sebagai tuan rumah kegiatan Rapat Koordinasi Wilayah Ikatan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia Wilayah Kerja IV Jateng-DIY (RAKORWIL IKAHIMBI WILKER IV). Acara ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada hari Sabtu sampai Minggu, 17-18 November 2018. Rakorwil IKAHIMBI Wilker IV ini dihadiri oleh total 10 himpunan mahasiswa Biologi dari seluruh universitas di Jawa Tengah dan DIY. Kegiatan ini bertujuan sebagai wadah evaluasi tengah periode bagi pengurus IKAHIMBI Wilker IV tahun 2018. Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Biologi UGM sekaligus ketua Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI), Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan harapan sinergisitas antara KOBI dan IKAHIMBI dalam mengawal kedaulatan Biologi Indonesia. Beliau juga mengingatkan kembali tentang masalah-masalah konservasi di Indonesia sekaligus memberikan motivasi kepada mahasiswa Biologi untuk terus aktif menjaga biodiversitas Indonesia melalui disiplin ilmu Biologi. “Mahaiswa biologi harus dapat memberikan langkah nyata untuk menjaga biodiversitas Indonesia, sebab, orang-orang Biologi-lah yang paling mengerti tentang hakikat kehidupan dan masalah biodiversitas Indonesia”, ucap pak Budi diakhir sambutannya. Hasil dari Rakorwil ini yaitu ditetapkan langkah-langkah strategis yang akan dilaksanakan oleh IKAHIMBI Wilker IV ke depan baik dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, hingga media informasi. Diharapkan IKAHIMBI dapat menjadi wadah silaturrahmi antara mahasiswa Biologi Indonesia dalam bertukar pikiran sekaligus menghimpun kekuatan untuk bersama-sama mengawal masalah Biologi terutama konservasi di Indonesia.(Eriska Febriani)
Dewasa ini anggrek menjadi salah satu hobi yang menarik untuk semua kalangan. Budidaya anggrek pun sudah mulai berkembang pada era sekarang. Oleh karena itu Biologi Orchid Study Club (BiOSC) Fakultas Biologi dan Klinik Agromina Bahari (KAB) Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, menginisasi terbentuknya forum Pelatihan Budidaya Anggrek yang dilaksanakan pada hari/tanggal Minggu, 11 November 2018, bertempat di Gedung KPTU A1 Lantai 3 Fakultas Pertanian UGM.
Acara dapat terbilang sukses dengan dihadirinya lebih dari 30 partisipan. Acara dimulai pada pukul 08.30 WIB, dilanjutkan dengan pematerian mengenai anggrek dan cara membudidayakannya pada pukul 08.40 WIB, praktek budidaya anggrek pada pukul 10.10 WIB dan ditutup pada pukul 11.40 WIB.
Pematerian pertama diisi oleh Febri Yuda Kurniawan perwakilan BiOSC mengenai dasar-dasar keanggrekan dan budidaya anggrek. Untuk lebih memahami pematerian tersebut, partisipan diajari mengenai praktek polinasi secara langsung pada anggrek Vanda douglas dan Arachnis flos-aeris. Dilanjutkan pematerian yang ke dua mengenai Potensi Anggrek oleh Maya Purqi perwakilan dari BiOSC. Anggrek dapat dijadikan komoditi unggulan pasar tanaman hias karena, anggrek memiliki bentuk dan warna bunga beragam. Selain itu beberapa jenis anggrek seperti Dendrobium crumenatum dan Dendrobium lasianthera dapat digunakan sebagai obat anti kanker.
Puncak dari acara ini adalah dilaksanakannya praktek aklimatisasi anggrek dan partisipan dipersilahkan untuk membawa hasil aklimatisasinya masing-masing. Aklimatisasi adalah proses pengeluaran seedling anggrek didalam botol ke lingkungan luar. Aklimatisasi dimulai dari pengeluaran seedling anggrek didalam botol, kemudian seedling tersebut direndam didalam air untuk menghilangkan sisa agar yang melekat pada akar. Agar seedling anggrek terhindar dari jamur maka anggrek direndam kembali didalam pestisida. Setelah itu anggek di keringanginkan lalu dipindahkan kedalam tray pot dan diisi dengan medium moss.
Diharapkan dengan dilaksanakan acara ini dapat menambah wawasan mengenai anggrek, budiaya anggrek dan menambah rasa cinta terhadap anggrek – anggrek nusantara.
Sebagai rangkaian Pelatihan Peningkatan Kompetensi Profesional Mahasiswa, Prodi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengundang Dosen Fakultas Biologi UGM untuk memberikan materi dalam bidang Bioinformatika. Pelatihan Bioinformatika diberikan oleh Abdul Razaq Chasani, S.Si., M.Si. sebagai narasumber dengan materi teori pengantar bioinformatika dan praktik menggunakan beberapa program Bioinformatika. Pelatihan ini diikuti oleh mahasiswa dan alumni Fakultas Saintek UIN Suka yang sedang mengambil Program Master Prodi Biologi UGM.
Melalui pelatihan ini, peserta dapat memahami pengertian bioinformatika dan berbagai aplikasi bioinformatika serta dapat berlatih menggunakan software untuk analisis filogenetik menggunakan sekuen DNA. Pelatihan berlangsung produktif karena setiap peserta dapat mempraktikkan materi yang disampaikan menggunakan laptop secara mandiri, antara lain mencoba akses ke beberapa database, mengunduh beberapa sekuen DNA dari gene bank NCBI, mengamati kualitas sekuen DNA menggunakan program Chromas + BioEdit, dan mempraktekkan prosedur analisis filogenetik menggunakan program MEGA (Molecular Evolutionary Genetics Analysis).
Kepala Prodi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga, Erny Qurrotul Ainy, S.Si., M.Si. mengatakan bahwa pelatihan ini sangat menarik dan bermanfaat bagi mahasiswa. Dari angket yang ditulis dapat disimpulkan bahwa peserta menganggap pelatihan ini memberikan pengetahuan dan ketrampilan baru yang penting untuk peningkatan kompetensi profesional mereka.
Gedung B (Gedung Sinar mas) Fakultas Biologi UGM memiliki luas lebih dari 5.800 m2 yang terdiri atas 5 lantai dan diantaranya berisikan 3 ruang kelas, laboratorium sistematika tumbuhan, laboratorium fisiologi tumbuhan, laboratorium mikroteknik tumbuhan, laboratorium taksonomi tumbuhan, laboratorium biologi umum, teaching laboratorium, perpustakaan dan ruang monitoring. Gedung telah diresmikan pada 8 Oktober 2017 silam dan dihadiri langsung oleh segenap tamu undangan, seperti Ketua MWA UGM, Prof. Dr. Pratikno, Managing Director Sinar Mas, G. Sulistiyanto, Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., dan Board Member of Sinar Mas yang juga Chairman Sinar Mas Agribusiness & Foods, Franky O. Widjaja.
Gedung B yang mulai beroperasi pada tahun lalu akhirnya berhasil mendapatkan Sertifikat Green Building dari Green Building Council Indonesia – EDGE (Excellence In Design For Greater Efficiencies) sebagai sistem sertifikasi bangunan hijau yang dikembangkan oleh IFC (International Finance Corporation) melalui seremonial penyerahan sertifikat dalam Dies Natalis Fakultas Biologi yang ke-63 pada bulan September lalu. Penyerahan sertifikat EDGE dilakukan oleh Gandi Sulistiyanto selaku Managing Director PT. Sinar Mas Group kepada Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. selaku dekan Fakultas Biologi UGM. “Sertifikasi Green Building ini menjadi momentum bagi kita untuk menjaga semangat dalam mendorong dan mengembangkan Gedung B sebagai salah satu Pusat Riset Biodiversitas Tropika di Indonesia sekaligus menjadi model Pemanfaatan dan Pengelolaan Gedung dengan konsep Eco and Edu Green” ujar Dekan Fakultas Biologi ini.
Bangunan hijau (green building) didesain untuk mereduksi dampak lingkungan terbangun pada kesehatan manusia dan alam, melalui: efisiensi dalam penggunaan energi, air dan sumber daya lain; perlindungan kesehatan penghuni dan meningkatkan produktifitas pekerja; mereduksi limbah / buangan padat, cair dan gas, mengurangi polusi / pencemaran padat, cair dan gas serta mereduksi kerusakan lingkungan. Secara umum definisi bangunan hijau menurut Office of the Federal Environmental Executive (AS), adalah bangunan yang meningkatkan efisiensi bangunan dan lahannya terhadap penggunaan energi, air, dan bahan, dan mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan, lingkungan melalui penataan tapak, desain, konstruksi, operasional, pemeliharaan serta akibat produk limbahnya.
Dirancang dan dibangun oleh PT. Omega Minerba Gan, Gedung Fakultas Biologi menurunkan biaya operasional dengan bantuan perangkat peneduh eksternal, lemari air siram tunggal, dan atap berlantai tanah liat. Fitur hijau bangunan telah diterapkan tanpa biaya tambahan ke universitas, sehingga menghasilkan jumlah keuntungan positif ketika tagihan listrik dipertimbangkan. Selain fitur hijau, bangunan ini juga mengadopsi standar bangunan tahan gempa serta standar aksesibilitas bagi penyandang cacat. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui: https://www.edgebuildings.com/projects/faculty-of-biology-building-b/
Program PKM Unit Perpustakaan Fakultas Biologi UGM memasuki tahun ketiga kembali melanjutkan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Dusun Klegung Desa Donokerto Kecamatan Turi Sleman. Kegiatan PKM ini telah diinisiasi dari perencanaan (2016) dan mulai pelaksanaan dari tahun 2017 sampai sekarang tahun 2018 dan akan berlanjut terus sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kawasan wisata Dusun Klegung. Program III untuk (tahun 2018) kali ini Perpustakaan Biologi UGM memulai kegiatan mewujudkan sebuah “karya” dalam bentuk Buku Saku atau Buku Panduan dan juga dalam bentuk Poster Informasi yang bertema Biodiversitas Dusun Klegung untuk mendukung eko-Wisata Edukasi khususnya dalam kajian jenis-jenis burung yang hidup daerah ini. Dengan buku ini nantinya dapat diharapkan upaya konservasinya dan dapat lebih mengetahui jenis burung yang perlu dilindungi dan menuju kepunahan.
Dusun Klegung sebagai salah satu kawasan di wilayah Desa Donokerto yang memiliki kekayaan alam untuk eko-wisata edukasi oleh karena itu Fakultas Biologi UGM melalui unit Perpustakaan Biologi turut terpanggil untuk memberdayakan, mengembangkan dan membangunnya menjadi sebuah aset desa yang potensial untuk ekowisata alam. Selain itu potensi sumber daya alam seperti pertanian dan perikanan Ds. Klegung dengan kondisi topografi lingkungan ‘riparian’nya menjadi ikon tersendiri untuk menjadi kawasan eko-wisata susur sungai Kali Klegung yang ramah lingkungan. Team PKM Perpustakaan Fakultas Biologi UGM telah melakukan survey lokasi, pembagian zona dan pengamatan telah dimulai sejak tanggal 28 Oktober lalu dan akan diteruskan dalam bulan November 2018 ini dibawah Pembimbingan Staf Dosen dari Lab. Sistematika Hewan yaitu Bpk. Drs. Bambang Agus Suripto, S.U., M.Sc. dan Bpk. Rury Eprilurahman, M.Sc.
Koordinasi sebelumnya telah dilakukan oleh Bpk. Drs. Ign Sudaryadi, M.Kes selaku ketua Team PKM Perpustakaan Fakultas Biologi UGM dengan Kepala Dusun Klegung Bapak Subadi dan telah mendapatkan ijin pelaksanaannya.
Pada Pelaksanaan Pengamatan Burung tanggal 28 Oktober, turut mendampingi salah satu Dosen Pembimbing PKM Bpk. Rury Eprilurahman, M.Sc. dan didukung oleh beberapa mahasiswa peminat Ornitologi Fakultas Biologi UGM.
Menurut penuturan salah satu tokoh masyarakat dusun klegung Bapak Marsudi Ahdop, beliau menuturkan bahwa bentuk kerjasama tersebut sangatlah positip dan diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang dapat dirasakan manfaatnya secara luas, khususnya tentang kekayaan biodiversitas dikawasan dusun tersebut yang dapat dijadikan sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan untuk kelestarian alam dusun ini. Ilmu tersebut tidak akan hilang apabila diikat dalam bentuk “karya buku” yang berisi tentang kekayaan biodiversitas kawasan eko-wisata susur sungai Kali Klegung ini, sehingga akan selalu bermanfaat ‘edukasi’ bagi pengunjung yang telah berkunjung dan menikmati kegiatan eko-wisata keindahan desa wisata ini. Gayung bersambut, sejalan dengan pemikiran salah satu tokoh masyarakat tersebut, ketua team PKM Perpustakaan Fakultas Biologi UGM bahwa output dari kegiatan ini nantinya dapat mendukung program promosi kegiatan eko-wisata dalam bentuk “Buku Saku – Buku Panduan Kekayaan Jenis Burung” di Kawasan Wisata Susur Sungai Kali Klegung” Program ini akan berkembang terus sejalan dengan ekplorasi biodiversitas dan keragaman jenis yang lain yang berpotensi dikembangkan untuk menarik pengunjung wisata-edukasi termasuk kegiatan wisata live-in pedesaan serta kegiatan out-bond susur sungai Kali Klegung yang unik.(Didit-Rusna)
Penyakit tropis, terutama virus, berpotensi untuk menjadi epidemi global dan diprediksi akan terus meluas akibat perubahan iklim. Beberapa virus tropis yang perlu diwaspadai adalah virus Dengue, virus Zika, Rotavirus (diare), dan beberapa virus lain yang
disebarkan oleh vektor serangga (Arbovirus). Salah satu potensi untuk mengatasi penyakit tropis yang disebabkan virus adalah dengan mengeksplorasi bahan aktif yang disediakan di alam.
Pada tanggal 5 November 2018 bertempat di Ruang Sidang Atas Fakultas Biologi UGM, Tim Biovir Fakultas Biologi UGM menyelenggarakan Focus Discussion Group (FGD) dengan tema “Potensi Flora dan Fauna Khas Indonesia sebagai Antivirus”. Kegiatan FGD diadakan dalam rangka mendapatkan informasi tentang flora dan fauna khas Indonesia yang berpotensi sebagai antivirus, serta langkah-langkah yang harus dilakukan lebih lanjut oleh Tim Biovir Fakultas Biologi UGM sehingga nantinya didapatkan sebuah database untuk flora dan fauna berpotensi antivirus di Indonesia. Kegiatan tersebut mendatangkan narasumber dari berbagai instansi, seperti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat-Obatan Tradisional (B2P2TOOT Tawangmangu), Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP), Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Balai Besar Riset dan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP), serta dihadiri oleh Dosen dan Kepala Laboratorium Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.
Acara FGD tersebut dibuka oleh Direktur Penelitian Universitas Gadjah Mada, Bapak Prof. Dr. Mustofa, Apt. M.Kes dan juga diisi sambutan dari Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Bapak Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.,. Kemudian acara dilanjutkan dengan pemaparan-pemaparan dari Tim Biovir Universitas Gadjah Mada dan narasumber dari berbagai Balai Penelitian di Indonesia. Pemaparan pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Purnomo, M.S yang mewakili dari Tim Biovir, “sampai saat ini Tim Biovir telah bekerjasama dengan beberapa instansi dan mengumpulkan berbagai jenis tumbuhan berkhasiat sebagai antivirus yang kebanyakan didominasi oleh tumbuhan dari Famili Zingeberaceae,” ujar beliau. Pemaparan berikutnya disampaikan oleh Ibu Dr. Ir. Yuli Widiastuti, M.P dari B2P2TOOT yang menyatakan bahwa selama ini penelitian tentang tumbuhan khusus untuk antivirus di Indonesia belum di kerjakan, sehingga besar harapan beliau bahwa Tim Biovir ini nantinya mampu menyediakan data base untuk tumbuhan yang berpotensi sebagai antivirus. Lebih lanjut beliau juga menyampaikan bahwa pengerjakan database tidak perlu menunggu sampai data terkumpul semua, tetapi dari sekarang sudah harus dikerjakan meskipun baru di dapatkan nama spesies. “Sebaiknya database tersebut sudah mulai dikerjakan dari sekarang dan dibuat dengan bekerjasama dengan instansi atau balai penelitian yang terkait sehingga meminimalisir redudansi data, serta memanfaatkan pengetahuan etnomedisin dari masyarakat dalam pengambilan sampel,’ imbuh beliau yang juga merupakan peneliti dalam Riset Tanaman Obat dan Jamu (RISTOJA).
“Studi tentang etnis atau suku dari tumbuhan yang digunakan sebagai antivirus perlu dilakukan. Karena terdapat kasus pada dua suku yang berbeda tingkat keparahan suatu penyakit juga berbeda, dan ternyata setelah ditelusuri struktur sel epitel dari kedua suku tersebut berbeda,” urai Bapak Triwibowo Ambar Garjito, S.Si, M.Kes. selaku narasumber dari B2P2RSV. Beliau juga menyampaikan materi mengenai Arbovirus, yaitu virus yang paling banyak menyerang manusia dengan vektor penyakit berupa serangga. Beliau juga sependapat dengan Ibu Dr. Ir. Yuli Widiastuti, M.P bahwa database Tim Biovir dapat di akses bersama sehingga akan didapatkan database yang benar-benar lengkap tanpa ada pengulangan data.
Bapak R. Tedjo Sasmono, Ph.D dari Lembaga Penelitian Eijkman juga menyampaikan bahwa sebaiknya dilakukan persiapan yang matang sebelum memulai penelitian, “sebelum melakukan penelitian sebaiknya virus yang akan dikendalikan lebih dispesifikkan dan diketahui karakternya, mencari informasi teknologi untuk pengendalian virus tersebut sudah ada atau belum, ketersediaan sumberdaya manusia, komitmen dari semua instansi yang terkait, dan juga pembiayaan, “ urai beliau. “Hal tersebut bertujuan supaya penelitian dari Tim Biovir benar-benar menghasilkan database tumbuhan antivirus yang memang dibutuhkan oleh masyarakat,” imbuhnya lagi. Pemaparan terakhir disampaikan narasumber dari, Prof. Dr. Ir. Ekowati Chasanah, M.Sc. yang menyampaikan tentang potensi dari fauna laut untuk antivirus. “Beberapa fauna laut yang diindikasikan berpotensi antara lain teripang dan makroalga yang telah diteliti memiliki senyawa Lectin yang berfungsi sebagai antivirus,” urai beliau yang juga merupakan ketua peneliti dari lembaga penelitian KKP.
Kegiatan FGD ditutup dengan penyimpulan yang diwakili oleh Prof. Dr. Purnomo, M.S yang menyatakan bahwa masih banyak hal yang perlu dilakukan sampai nanti data base flora dan fauna khas Indonesia yang berpotensi antivirus terbentuk. “Banyak hal yang masih harus dilakukan oleh Tim Biovir dalam rangka pengembangan database untuk flora dan fauna khas Indonesia yang berpotensi antivirus. Salah satunya yaitu segera menyiapkan tim khusus untuk pengelolaan data awal yang harus dimasukkan dalam database yang berupa nama spesies, foto, etnis, dan khasiat sebagai obat antivirus. Selain itu, juga masih diperlukan koordinasi lebih lanjut dengan instansi Balitbangkes dan KKP dalam rangka melengkapi data spesies flora dan fauna yang masih diperluka,’ jelasnya yang juga merupakan ketua coordinator Tim Biovir Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.