Arsip:
Rilis Berita
Tim Pengabdian kepada Masyarakat – Merdeka Belajar Kampus Merdeka (PkM-MBKM) Fakultas Biologi UGM 2025 yang dipimpin oleh Woro Anindito Sri Tunjung, S.Si., M.Sc., Ph.D. telah melaksanakan rangkaian kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Dusun Joho, Desa Jambidan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul. Tim ini melibatkan empat orang mahasiswa yaitu Lusiyana Prihatini, Zahra Karimah Nuha, Kholish Naufal Pamungkas, dan Elisabeth Kurniawati, dengan mengusung tema Pemanfaatan Tanaman Penghasil Minyak Atsiri sebagai Biopestisida dan pembuatan pengharum ruangan dari tanaman penghasil minyak atsiri. Program PkM-MBKM ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 9 Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta SDG 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Program ini direncanakan berlangsung selama dua semester, yaitu pada Semester Genap TA 2024/2025 dan Semester Gasal TA 2025/2026.
Kegiatan sosialisasi dan praktik dilaksanakan pada Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 15.30–17.00 WIB bertempat di rumah workshop pembuatan sabun di Dusun Joho. Kegiatan ini dihadiri oleh 22 ibu-ibu PKK mitra GEMI, Ketua RT setempat (Bapak Sentot), serta dua pengurus dari GEMI (Gerakan Ekonomi Kaum Ibu). Antusiasme warga terlihat jelas sejak awal kegiatan, yang diawali dengan sosialisasi mengenai minyak atsiri, mulai dari pengertian, jenis tanaman penghasil minyak atsiri, hingga mekanisme kerjanya dalam mengusir nyamuk.
Selanjutnya dilakukan sesi praktik demonstratif. Para peserta dibagi menjadi empat kelompok beranggotakan 5–6 orang, masing-masing didampingi oleh 2–3 mahasiswa. Dalam kelompok ini, peserta melakukan dua jenis demo yaitu menggunakan bahan kering dan basah. Pengharum ruangan dari bahan kering yaitu memasukkan rempah-rempah kering berupa kapulaga, kencur, adas, sereh merah, daun pala, bunga cengkeh, bunga lawing, dan jahe ke dalam kantong goni. Sedangkan demo bahan basah, yaitu memasukkan potongan kulit jeruk dan sereh wangi yang baru saja digunting ke dalam wadah khusus yang telah disediakan oleh tim.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab serta kuis yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan. Ibu-ibu peserta tampak sangat antusias bertanya dan juga menjawab pertanyaan yang diajukan. Sebagai bentuk apresiasi, peserta yang aktif diberikan hadiah berupa tanaman. Setelah itu, sisa tanaman dibagikan dengan undian kepada peserta lainnya. Acara kemudian ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dari masyarakat kepada dosen, dilanjutkan dengan sesi dokumentasi bersama.
Sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap praktik berkelanjutan, setiap warga mendapatkan souvenir berupa kantong goni yang telah diisi dengan rempah-rempah kering, yang dapat langsung digunakan sebagai pengusir nyamuk alami di rumah masing-masing. Selain itu, peserta mendapatkan tanaman pengusir nyamuk berupa kenikir dan keladi mini, juga tanaman buah tomat cherry dan markisa.
Yogyakarta, 9 Mei 2025 — Setelah sukses menggelar Plenary Talkshow pada 17 April lalu, Integrated Genome Factory (IGF) melanjutkan rangkaian IGF Primers – Back to Basic dengan sesi Hands-on Workshop yang dilaksanakan sebanyak tiga sesi. Pada sesi pertama memperkenalkan peserta terkait dasar-dasar Command Line Interface (CLI), serta keterampilan fundamental dalam bioinformatika. Dipimpin oleh Matin Nuhamunada, M.Sc., Ph.D., peserta belajar menjelajahi sistem file, membuat dan mengelola file/folder, serta mengotomatisasi perintah dengan scripts. Peserta juga diperkenalkan dengan GitHub Copilot sebagai asisten AI untuk membantu memahami command line.
Sesi kedua dibawakan oleh Adhisa Fathirisari Putri, S.Si. dan Matin Nuhamunada, M.Sc., Ph.D., yang berfokus pada pengelolaan data Next Generation Sequencing (NGS). Peserta mempelajari manajemen environment dengan Conda, melakukan quality control pada data Oxford Nanopore Technology (ONT), dan analisis genomik lanjutan menggunakan platform EPI2ME. Sesi ini memberikan pemahaman praktis terkait pemrosesan data sekuensing DNA, dari basecalling hingga analisis taksonomi mikrobioma menggunakan workflow seperti wf-16s.
Sesi terakhir workshop, IGF menghadirkan pemateri dari luar yaitu Jens van Bijsterveld dari Universitas Leiden. Pada sesi ini Jens van Bijsterveld dan Matin Nuhamunada, M.Sc., Ph.D., memberikan gambaran kepada peserta terkait cara menganalisis dan memvisualisasi data biologis secara efektif. Peserta belajar tata cara mengimpor serta membersihkan data, melakukan tabulasi statistik deskriptif, dan membuat visualisasi berkualitas untuk publikasi ilmiah. Sesi ini menekankan pentingnya penyajian data yang informatif dan menarik untuk mendukung interpretasi dan komunikasi ilmiah, serta keterampilan krusial di era data-intensive genomics. Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama.
Secara keseluruhan, workshop ini dirancang dengan pendekatan praktis yaitu mengadopsi dari kurikulum data carpentry yang disesuaikan dengan konteks kebutuhan riset bioinformatika di Indonesia. Puncak dari acara workshop ini adalah ‘mini project’ di mana peserta berhasil membangun situs web academic CV sederhana menggunakan GitHub Pages. “Kami ingin peserta tidak hanya memahami konsep, tetapi juga langsung mengaplikasikannya dalam proyek nyata. Dengan memiliki website pribadi, mereka bisa mulai membangun portofolio digital yang sangat penting untuk karier di bidang bioinformatika,” ujar Matin.
Sesi hands-on workshop merupakan bagian dari upaya IGF untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia Indonesia dalam bidang bioinformatika, selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) nomor 4 tentang pendidikan berkualitas. Dengan membekali peserta keterampilan dasar yang kuat, diharapkan mereka dapat berkontribusi lebih efektif dalam penelitian genomik dan bioinformatika di Indonesia.
Rabu (07/05/25) bertempat di Auditorium Biologi Tropika diselenggarakan acara Serah Terima Jabatan Kepala Kantor Administrasi Fakultas Biologi. Serah terima jabatan dihadiri oleh segenap dosen dan tenaga kependidikan Fakultas Biologi.
Acara diawali dengan pembacaan salinan Surat Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada nomor 335/UN1.P/KPT/HUKOR/2025 tentang Kepala Kantor Administrasi di Fakultas Biologi. Pembacaan surat keputusan dilakukan oleh Titin Fauziah, S.E., M.B.A. selaku Ketua Tim Kerja Administrasi, Keuangan, dan Umum Fakultas Biologi.
Selanjutnya dilakukan penandatanganan naskah serah terima jabatan dari Pejabat Lama kepada Pejabat Baru. Tanda tangan pertama dilakukan oleh Mulyanto, S.E., M.M. selaku Kepala Kantor Administrasi yang lama, dilanjutkan Amin Susiatmojo, S.Pt., M.Sc. selaku Kepala Kantor Administrasi yang baru. Tanda tangan terakhir dilakukan oleh Dekan Fakultas Biologi, Prof. Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc.
Dalam kesempatan tersebut, diberikan kenang-kenangan dari Fakultas Biologi kepada Mulyanto, S.T., M.M., yang diserahkan oleh Prof. Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc. selaku Dekan Fakultas Biologi.
Berikutnya disampaikan sambutan-sambutan, sambutan pertama oleh Mulyanto, S.T., M.M. Dalam sambutannya Bapak Mulyanto menyampaikan terima kasih kepada Fakultas Biologi atas kerjasama selama hampir 7 tahun menjabat sebagai Kepala Kantor Administrasi. “Ke depan semoga pengganti saya dapat bekerja lebih baik, tantangan ke depan lebih banyak dan semoga Fakultas Biologi lebih maju”. Dalam mengemban amanat di jabatan yang baru di Klinik Korpagama, Bapak Mulyanto berharap dapat melaksanakan tugas dengan lebih baik.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Amin Susiatmojo, S.Pt., M.Sc. selaku Kepala Kantor Administrasi yang baru. Bapak Amin secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mulyanto yang telah memberikan pengetahuan dan keilmuan. “Menjadi tugas yang cukup berat bagi saya untuk melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh pak Mul yang telah menata, memperbaiki, dan banyak melakukan inovasi untuk kemajuan fakultas. Selanjutnya saya mengharapkan sinergi dan kerjasama untuk selalu membangun semangat sehingga Fakultas Biologi bisa berkembang lagi sesuai dengan yang dicita-citakan” tutup Bapak Amin.
Sambutan ketiga disampaikan oleh Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc. Dalam sambutannya Prof. Budi menyampaikan terima kasih kepada Bapak Mulyanto atas kerjasamanya selama ini. Pertama kali bertugas di Fakultas Biologi, Bapak Mulyanto mendapat tugas membuat landmark, mengelola Sawitsari dan Karanggayam, mengelola museum, dan masih banyak yang menjadi karya. 3 poin penting dalam mengemban amanah yaitu silaturahmi, kolaborasi, dan sinergi. Di akhir sambutannya, Prof. Budi mengharapkan Bapak Mulyanto tetap menjalin silaturahmi dan kerjasama, kerjasama antara Klinik Korpagama dan Fakultas Biologi. “Terima kasih kepada Bapak Mulyanto, dan selamat berkarya di Fakultas Biologi kepada Bapak Amin” tutup Bapak Dekan.
Sebelum acara ditutup, dibacakan doa yang dipimpin oleh Muhammad Dimas Cahya Rohman Kusuma, S.Psi. Doa diikuti oleh semua peserta dengan sangat khusuk. Acara ditutup dengan pemberian ucapan selamat, oleh semua peserta kepada Pejabat Lama maupun Pejabat Baru.
Penyelenggaraan acara-acara seperti ini juga merupakan komitmen Fakultas Biologi dalam mendukung Sustainable Development Goals/SDGs: 16. Peace, Justice and Strong Institutions , 17. Partnership for the Goals.
Yogyakarta, 8 Mei 2025 – Sebanyak 20 siswa Madrasah Aliyah Sayang Ibu dari Nusa Tenggara Barat, didampingi tiga guru, melakukan kunjungan edukatif ke Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan (SPH), Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kunjungan ini disambut oleh Kepala Laboratorium SPH, Dr. Ardaning Nuriliani, S.Si., M.Kes., yang memberikan paparan mengenai UGM dan Fakultas Biologi. Para siswa menunjukkan antusiasme tinggi terhadap materi yang disampaikan, terutama mengenai riset, kegiatan perkuliahan, dan prospek karier di bidang biologi.
Kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan fasilitas laboratorium, termasuk bagian histologi-embriologi hewan dan anatomi hewan, yang dipandu oleh Sefi Nur Anggaeni, S.Si., teknisi di laboratorium tersebut. Para siswa berkesempatan untuk mengamati berbagai sediaan mikroskopis dan organ hewan, sehingga memberikan pengalaman langsung tentang dunia sains.
Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen Fakultas Biologi UGM dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Dengan membuka akses pendidikan dan kolaborasi kepada pelajar dari berbagai daerah, fakultas berperan aktif dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif dan berdaya saing.
Yogyakarta, Mei 2025 — Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada dengan bangga mengumumkan bahwa Tiara Putri, mahasiswa program double degree antara Universitas Gadjah Mada, Indonesia dan Universität Greifswald, Jerman, telah menerima beasiswa dari program bergengsi DAAD STIBET 2025.
Beasiswa STIBET for Graduation Support and Outstanding Engagement, yang didanai oleh Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD), ditujukan untuk mendukung mahasiswa internasional berprestasi yang sedang menempuh pendidikan di universitas-universitas di Jerman. Setiap tahunnya, beasiswa ini hanya diberikan kepada 5 mahasiswa internasional yang memiliki prestasi nilai baik hingga sangat baik. Tiara terpilih menerima beasiswa ini sebagai apresiasi atas prestasi akademiknya yang sangat baik serta komitmennya dalam mendukung mahasiswa internasional lainnya.
Saat ini, Tiara sedang melakukan riset di Department of Molecular Genetics and Infection Biology, Universität Greifswald. Proyek utamanya adalah mengenai bakteri Streptococcus pneumoniae terkait dengan patogenitasnya di dalam host makhluk hidup. Sel yang digunakan adalah sel endotel dan epitel choroid plexus manusia, untuk mengembangkan model in vitro fungsional dari Blood-Cerebrospinal Fluid Barrier (BCSFB). Tiara juga terlibat dalam proyek kedua yang meneliti ko-infeksi S. pneumoniae di saluran pernapasan atas pada anak-anak yang terinfeksi COVID-19, bekerja sama dengan Eijkman Molecular Biology Research Center, Indonesia.
Di luar kesibukan riset doktoralnya di Universitas Greifswald, Tiara aktif terlibat dalam kegiatan sosial yang mendukung pembangunan berkelanjutan di tingkat global. Salah satu bentuk komitmennya terlihat dari partisipasinya dalam kegiatan UNICEF kampus, sebuah organisasi volunteer yang berfokus pada promosi dan perlindungan hak-hak anak. Salah satu kegiatannya adalah menggalang donasi melalui pengumpulan Pfand—botol bekas yang dapat ditukar dengan uang di Jerman—untuk mendukung program penyediaan air bersih di wilayah yang membutuhkan. Inisiatif ini berkontribusi langsung pada pencapaian SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak) dengan memastikan akses air minum yang aman serta SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) melalui peningkatan sanitasi dan kesehatan masyarakat. Melalui keterlibatan aktif di bidang akademik dan sosial, Tiara membuktikan bahwa generasi muda dapat menjadi motor perubahan positif dalam mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan.
Prestasi ini menegaskan kekuatan kemitraan internasional yang dibangun oleh Fakultas Biologi UGM serta peran mahasiswa berdedikasi seperti Tiara dalam memajukan kerja sama ilmiah dan lintas budaya di tingkat global.
Yogyakarta, 15 Mei 2025 – Akbar Reza, dosen dari Lab Ekologi dan Konservasi, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), menjadi salah satu narasumber dalam sesi diskusi internasional bertajuk “Live from the Field: Restoring Tropical Forests” yang diselenggarakan oleh Organization of Biological Field Stations (OBFS) bekerja sama dengan jaringan OCELOTS (Online Content for Experiential Learning of Tropical Systems), Center for Environmental Inquiry Sonoma State University, dan didanai oleh National Science Fund (NSF).
Diskusi ini menghadirkan para peneliti dan akademisi yang bergerak di bidang ekologi dari berbagai negara, termasuk Kosta Rika, Hawai’i, Ekuador, dan Indonesia, yang berbagi tentang praktik, tantangan, dan pendekatan inovatif dalam restorasi ekosistem hutan tropis melalui video interaktif. Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif The Virtual Field, sebuah kolaborasi internasional yang lahir selama masa pandemi untuk menyediakan pengalaman lapangan virtual bagi mahasiswa biologi dari seluruh dunia.
Dalam diskusi yang dihadiri hampir 80 peserta mahasiswa dari berbagai kampus di negara tropis tersebut, Akbar mempresentasikan penerapan modul pembelajaran daring tentang restorasi ekosistem yang ia integrasikan ke dalam perkuliahan ekologi tingkat sarjana di UGM yang didukung hibah National Science Fund (NSF) melalui program Faculty Mentoring Network OCELOTS. Modul ini sebagai bagian dari upaya memperkuat pembelajaran berbasis konteks ekosistem tropis melalui pendekatan daring yang terbuka dan kolaboratif.
Diskusi juga menampilkan Dr. Becky Ostertag dari University of Hawai’i at Hilo, yang membahas pendekatan restorasi berbasis sifat fungsional tanaman (functional trait-based restoration), serta Dr. Rakan A. Zahawi, Direktur Eksekutif Charles Darwin Research Station, yang menyoroti efektivitas penanaman pohon berkelompok (tree clusters) sebagai strategi pemulihan hutan.
Kegiatan ini dimoderatori oleh Brittany Cavazos, Asisten Profesor Biologi di Stonehill College, Massachusetts, dan Miriam San José, peneliti dari Charles Darwin Research Station, serta disiarkan langsung dari Stasiun Biologi Las Cruces, Kosta Rika serta Hutan Biologi Universitas Gadjah Mada Indonesia.
“Melalui kegiatan ini, saya belajar bahwa restorasi hutan tropis bukan hanya soal teknik ekologi, tetapi juga tentang keterlibatan sosial, pendidikan, dan berbagi pengetahuan lintas wilayah tropis,” ujar Akbar. “Kesempatan untuk membandingkan konteks restorasi Indonesia dengan pengalaman dari Hawai’i dan Kosta Rika memberikan perspektif baru yang sangat berharga bagi saya dan mahasiswa.”
Kegiatan “Live from the Field” tidak hanya menghadirkan pengalaman belajar global bagi peserta didik, tetapi juga menyediakan panduan pengajaran, bahan bacaan sebelum acara, dan rekaman sesi yang dapat dimanfaatkan secara asinkron oleh dosen dan pendidik di seluruh dunia. Informasi lebih lanjut tersedia di thevirtualfield.org dan ocelots.nrem.iastate.edu.
Sebagai bentuk nyata kontribusi mahasiswa terhadap pembangunan berkelanjutan berbasis potensi lokal, tim MBKM dari Fakultas Biologi UGM menyelenggarakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat–Merdeka Belajar Kampus Merdeka (PkM-MBKM) bertajuk “Optimalisasi Potensi Pertanian dan Limbah Organik” pada Minggu, 4 Mei 2025. Kegiatan ini dilaksanakan di Dusun Madurejo, Prambanan, D. I. Yogyakarta yaitu, di kediaman Bapak Romli, salah satu anggota kelompok tani yang berperan aktif sebagai tuan rumah.</siv?
Kegiatan ini dihadiri oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. selaku dosen pembimbing lapangan, turut hadir Dian Sartika, S.Si., M.Sc. sebagai aktivis UMKM Sleman, yang memberikan wawasan tentang potensi bisnis rumah tangga berbasis energi alternatif. Peserta kegiatan berasal dari anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati dan Kelompok Tani Tunas Jaya Dusun Kebondalem, yang menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengikuti kegiatan ini.</siv?
Kegiatan pematerian diawali dengan pematerian dari Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. terkait pengolahan sampah organik. Beliau memperkenalkan dan menjelaskan inovasi yang telah diterapkan di area Fakultas Biologi sebagai upaya untuk mengurangi penumpukan sampah organik di area kampus. Harapannya inovasi tersebut dapat diterapkan oleh masyarakat Dusun Kebondalem.</siv?
Pematerian dilanjutkan oleh enam mahasiswa Fakultas Biologi UGM yang berperan sebagai fasilitator dalam pengenalan biobriket yaitu, Azra Belva Naprilian, Nova Nana Nadiya, Husna ‘Ainun Rahmawati, Pradhika Cikal Malika, Syahrazad Sherin, dan Avriena Lintang A.R.</siv?
Pada kesempatan kali ini, mahasiswa mengenalkan pembuatan biobriket berbahan dasar limbah organik, seperti sekam padi, jerami, dan daun-daun kering yang melimpah namun sering tidak dimanfaatkan. Biobriket dikenalkan sebagai solusi energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berpotensi dikembangkan menjadi produk ekonomi lokal. Sesi akhir pematerian oleh Dian Sartika, S.Si., M.Sc. tentang penguatan anggota kelompok tani.</siv?
Kegiatan ini secara langsung mendukung pencapaian beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), antara lain mengenalkan sumber energi alternatif lokal yang ramah lingkungan dan ekonomis (SDG 7), mendorong pemanfaatan kembali limbah organik sebagai bahan baku produk energi (SDG 12), memberdayakan perempuan melalui pelatihan teknis dan penguatan kapasitas (SDG 5), serta membuka peluang usaha baru berbasis produk lokal berkelanjutan (SGD 8).</siv?
Prof. Purnomo Tutup 43 Tahun Masa Bakti sebagai Dosen di Fakultas Biologi melalui Seminar Purnatugas
Fakultas Biologi mengadakan Seminar Purnatugas bertajuk “Sistematika dan Konservasi Tumbuhan: Dedikasi Seumur Hidup untuk Alam dan Pengetahuan”. Kegiatan ini diselenggarakan di Auditorium Biologi Tropika pada Sabtu, 3 Mei 2025. Seminar diadakan untuk memperingati selesainya masa bakti Prof. Dr. Purnomo, M.S. sebagai dosen di Fakultas Biologi UGM. Prof. Purnomo telah mengabdikan dirinya sejak tahun 1982 sebagai dosen di Laboratorium Sistematika Tumbuhan (dulu Bernama Laboratorium Taksonomi Tumbuhan), dan dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Taksonomi Tumbuhan pada 2019 lalu.
Seminar Purnatugas dibuka dengan sambutan-sambutan yang disampaikan oleh Ketua Pelaksana Kegiatan, Abdul Razaq Chasani, Ph.D; Kepala Laboratorium Sistematika Tumbuhan, Prof. Dr. Ratna Susandarini; serta Dekan Fakultas Biologi, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono. Prof. Budi membuka acara dan menyampaikan apresiasi tertinggi atas dedikasi, pengabdian, dan karya luar biasa yang telah ditorehkan Prof. Purnomo selama 40 tahun lebih menjadi dosen di Fakultas Biologi. Acara disambung dengan doa yang dipimpin oleh Dr. med. vet. Hendry T.S.S.G. Saragih. Rangkaian acara utama tersusun dari paparan oleh Prof. Purnomo, dilanjutkan pemaparan oleh Balai Taman Nasional Gunung Merbabu yang diwakili Ibu Kristina Dewi, M.Sc., M.Eng., dan disambung dengan gelar wicara/bincang ilmiah yang menghadirkan empat orang alumni mahasiswa bimbingan Prof. Purnomo untuk berbagi cerita terkait pengembangan hasil penelitian di bawah pembimbingan Prof. Purnomo.
Prof. Purnomo menceritakan perjalanan hidup beliau sebelum dan saat membaktikan diri sebagai dosen di Laboratorium Sistematika Tumbuhan pada sekapur sirih singkat yang beliau sampaikan. “Keanekaragaman spesies, sesuatu yang harus dikuasai orang taksonomi saya kerjakan dengan mendatangi bermacam ekosistem untuk menghimpun data flora bagi kepentingan konservasi tumbuhan,” kenang Prof. Purnomo. Beliau juga mengenang masa awal memperkenalkan etnobotani ke Fakultas Biologi, “Setelah saya mengikuti seminar etnobotani tahun 1995 di Bogor, saya berpikir bahwa etnobotani akan menyemarakkan riset di lapangan sebagai titik temu antara ilmu taksonomi dan pemanfaatan praktis di tengah masyarakat,” papar beliau. “Saya harap, Fakultas Biologi terus melanjutkan perjuangan untuk menjadi pendorong dalam merawat, mengelola, dan melestarikan semesta alam,” pungkas Prof. Purnomo dalam sekapur sirih yang beliau sampaikan.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan terkait kerja sama antara Fakultas Biologi UGM dengan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu yang disampaikan oleh Ibu Kristina Dewi, M.Sc., M.Eng., yang merupakan alumni Fakultas Biologi Angkatan 1991. Kerja sama antara Fakultas Biologi dan Balai TNGMb telah terjalin sejak tahun 2022 hingga saat ini. Beliau menyampaikan hasil identifikasi bioprospeksi yang dikerjakan bersama Fakultas Biologi, dengan fokus utama pada kajian fitokimia pegagan (Centella asiatica) dan paku cakar ayam (Selaginella spp.) yang dijumpai dalam jumlah banyak di TNGMb. Studi etnobotani juga dikerjakan bersama Laboratorium Sistematika Tumbuhan sebagai pondasi ilmiah dalam eksplorasi bioprospeksi lanjutan.
Rangkaian acara disambung dengan bincang ilmiah bersama alumni mahasiswa bimbingan Prof. Purnomo, yaitu Dr. Linda Oktavianingsih, M.Si. dari Universitas Mulawarman; Dr. Ainun Nikmati Laily, M.Si. dari UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung; Dr. Muhamad Jalil, M.Pd. dari IAIN Kudus; serta Reza Raihandhany, M.Sc. dari Yayasan Generasi Biologi Indonesia. Diskusi dipimpin oleh Ibu Rini Verary Shanthi, M.Si., mahasiswa Program Doktoral Fakultas Biologi UGM. Diskusi berjalan dengan hangat, berisi cerita-cerita dari para alumni terkait pengembangan hasil studi dan kenangan selama pembimbingan Prof. Purnomo. Keempat pembicara mengungkapkan bagaimana Prof. Purnomo menjadi pembimbing yang penuh kesabaran, tekun, serta penuh rasa welas asih kepada mahasiswa bimbingannya.
Seusai rangkaian acara, diadakan sesi ramah tamah dan makan siang bersama para undangan yang hadir. Ramah tamah berlangsung dengan semarak, para tamu mengucapkan ungkapan selamat dan harapan-harapan baik kepada Prof. Purnomo sembari memberikan berbagai macam buah tangan. Ramah tamah menjadi penutup acara Seminar Purnatugas Prof. Purnomo. Para tamu undangan mendapat cendera mata berupa bibit umbi-umbian (kencur, temu kunci, jahe, dan ganyong) yang merupakan salah satu topik riset beliau serta menyimbolkan bibit kebaikan yang telah ditabur Prof. Purnomo selama membaktikan diri sebagai dosen di Fakultas Biologi UGM. Acara seminar dapat disaksikan ulang di Kanal Youtube Fakultas Biologi pada tautan https://www.youtube.com/watch?v=U73crefCfbk&t=2662s&ab_channel=FakultasBiologiUniversitasGadjahMada. (BK)
Poin SDGs: Pendidikan Berkualitas (4); Penanganan Perubahan Iklim (13); Ekosistem Darat (15); Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (17).
Pada hari Jumat, 25 April 2025 dan Sabtu 26 April 2025 telah dilaksanakan kegiatan Paskah bersama yang merupakan kolaborasi antara Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) dan keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) Fakultas Biologi UGM. Paskah adalah salah perayaan yang setiap tahun diperingati oleh umat Kristiani untuk mengenangkan peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus. Paskah tahun ini bertema “Seeds of Hope: Menumbuhkan Kehidupan, Menebar Kebaikan” yang dimaknai dari ayat Alkitab Galatia 6 : 9. Dengan diangkatnya tema tersebut diharapkan kita dapat senantiasa menyebarkan kabar baik dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan, serta melestarikan ciptaan Tuhan sesuai dengan kehendak-Nya.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam 2 sesi yaitu sesi ibadah bersama yang dilaksanakan di Ruang 2 Gedung B Fakultas Biologi pada hari pertama dan sesi kunjungan yang dilaksanakan di Panti Asuhan Sayap Ibu pada hari kedua. Sesi ibadah pada hari pertama dihadiri oleh Ibu Prof. Dr. Kumala Dewi, M.Sc.St, Ibu Prof. Dr. Yekti Asih Purwestri, M.Si., Ibu Dr. Maryani, M.Sc., perwakilan dari UKK UGM, serta mahasiswa Kristen dan Katolik Fakultas Biologi UGM. Sesi ibadah diawali dengan pembukaan dan menyanyikan lagu-lagu pujian. Setelah menyanyikan lagu, kegiatan dilanjutkan dengan pendalaman iman. Sebelum sesi penutup ibadah, terdapat sesi istimewa, yakni sharing. Melalui kegiatan ini seluruh peserta dapat berbagi cerita tentang pengalaman dan makna dari Paskah yang merupakan peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Kegiatan diakhiri dengan doa bersama dan lagu penutup.
Pada sesi kunjungan di hari kedua, kegiatan diawali dengan seluruh peserta berkumpul di Fakultas Biologi untuk melakukan briefing setelah itu peserta berangkat bersama-sama ke Panti Asuhan Sayap Ibu yang berlokasi di Desa Condongcatur, Depok, Sleman. Kegiatan di Panti Asuhan Sayap Ibu diawali dengan pembukaan oleh MC dan penyerahan bantuan dari hasil donasi yang telah dikumpulkan. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi penanaman pohon bersama anak-anak Panti Asuhan Sayap Ibu. Kegiatan penanaman pohon dilakukan untuk mengenalkan tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan cara merawat tanaman kepada anak-anak, sekaligus menjadi sarana interaksi antara mahasiswa yang terlibat dengan seluruh warga Panti Asuhan Sayap Ibu. Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan sesi dokumentasi.
Kegiatan Paskah Kolaborasi antara PMK dan KMK Fakultas Biologi UGM tahun 2025 berjalan dengan baik. Kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk berbagi sukacita Paskah dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan serta diharapkan seluruh anggota yang terlibat dapat semakin memahami makna dari perayaan Paskah. Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi kita dengan wafat-Nya di Salib untuk menebus dosa umat manusia, maka hendaknya kita juga menebarkan kasih kepada sesama sebagaimana yang telah dilakukan-Nya [Penulis: Panitia Paskah Kolaborasi PMKxKMK 2025].
Pada tanggal 11-12 April 2025, Matalabiogama melaksanakan kegiatan Matala Explore edisi Gunung Kembang. Gunung yang dikenal sebagai anak Gunung Sindoro ini terletak di kabupaten Wonosobo dengan ketinggian 2340 mdpl. Gunung Kembang merupakan gunung aktif yang mengalami pertambahan ketinggian setiap tahunnya. Terdapat dua jalur pendakian Gunung Kembang, yakni via Lengkong dan via Blembem. Setiap jalur pendakian memiliki keunikan dan kesulitannya masing-masing. Kali ini, matalabiogama melakukan pendakian Gunung Kembang melalui via Lengkong.
Sebelum memulai pendakian dilakukan persiapan pra pendakian berupa manajemen perjalanan dan persiapan logistik. Manajemen perjalanan meliputi penentuan jalur pendakian, survey medan, estimasi biaya, survey fasilitas kesehatan terdekat, potensi bahaya serta cara penanganan. Pendakian kali ini diikuti oleh 10 orang yang terdiri dari 2 orang anggota Diklat XXIV, 4 orang anggota Diklat XXVI, 2 orang AM XXVII, dan 2 orang eksternal. Seluruh peserta pendakian mulai berkumpul di Fakultas Biologi UGM pada pukul 20.00 WIB pada tanggal 11 April 2025. Dilakukan pengecekan logistik, kondisi kesehatan dan kendaraan, serta briefing. Setelah seluruh persiapan lengkap, perjalanan menuju basecamp Lengkong Gunung Kembang dimulai. Dengan sepeda motor, perjalanan memakan waktu sekitar 2,5 jam. Seluruh peserta pendakian akhirnya sampai di basecamp Gunung Kembang via Lengkong sekitar pukul 23.00 WIB. Sesampainya di basecamp, seluruh peserta pendakian beristirahat beberapa jam untuk pendakian keesokan harinya.
Pada tanggal 12 April 2025 dini hari, seluruh peserta pendakian melakukan registrasi. Basecamp Gunung Kembang via Lengkong mewajibkan seluruh pendaki untuk mencatat seluruh logistik yang dibawa oleh pendaki. Jumlah barang yang dibawa harus sama dengan jumlah barang yang dibawa turun. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab para pendaki terhadap sampah yang dibawa. Pendakian dimulai pada pukul 03.30WIB. Dari basecamp hingga ke pos 1 terlihat perkebunan oleh penduduk setempat. Mulai dari pos 1 hingga puncak mulai terlihat vegetasi yang rapat dengan medan pendakian yang didominasi oleh tanah. Dari pos 1 hingga pos 3 akan banyak ditemukan tumbuhan Pakis dari familia Cyatheaceae. Dari pos 3 hingga pos 4 didominasi oleh pohon, dan dari pos 4 hingga pos 5 mulai didominasi oleh rerumputan. Pendakian dari pos 1 hingga ke puncak membutuhkan waktu sekitar 4,5 jam. Sesampainya di puncak, seluruh peserta pendakian beristirahat, makan bersama, serta dokumentasi. Puncak Gunung Kembang menawarkan pemandangan langsung ke Gunung Sindoro yang gagah berdiri di sebelah timur serta sabana yang luas. Puncak Gunung Kembang terasa semakin indah karena kondisi lingkungan sekitar yang bebas dari sampah. Peraturan yang ketat mengenai pengelolaan sampah pendakian menjadi salah satu faktor penentu kebersihan area puncak Gunung Kembang.
Setelah beberapa jam menikmati keindahan Gunung Kembang, seluruh peserta pendakian memulai perjalanan turun pada pukul 11.00WIB. Perjalanan turun menjadi lebih sulit daripada perjalanan naik. Medan yang awalnya tanah berubah menjadi lumpur setelah terkena air hujan. Beberapa kali peserta terpeleset saat turun di area yang curam. Seluruh peserta pendakian sampai di basecamp sekitar pukul 14.00WIB dengan total perjalanan turun sekitar 5 jam.
Sesampainya di basecamp, seluruh peserta pendakian disambut dengan hujan deras. Demi keamanan bersama, perjalanan pulang ditunda hingga hujan reda. Waktu yang tersedia digunakan seluruh peserta untuk mengecek logistik, apakah jumlah barang yang dibawa naik apakah sama dengan jumlah barang yang dibawa turun. Sisa waktu dimanfaatkan untuk makan siang dan beristirahat sebelum kembali memulai perjalanan. Hujan mulai reda sekitar pukul 17.00WIB. Tanpa berlama-lama, seluruh peserta pendakian membawa segala perlengkapan dan berangkat menuju Fakultas Biologi UGM. Seluruh peserta akhirnya sampai di Fakultas Biologi UGM sekitar pukul 20.45WIB dengan selamat tanpa kekurangan sesuatu apapun.
Kegiatan Matala Explore edisi Gunung Kembang kali ini berjalan dengan baik. Semoga melalui pelaksanaan kegiatan pendakian ini kita semakin sadar untuk menjaga lingkungan sekitar kita. Dampak dari rendahnya kesadaran untuk menjaga lingkungan yang disebabkan oleh manusia akan berbalik kepada manusia. Jika bukan kita yang menjaga kelestarian lingkungan, maka siapa lagi yang akan melakukannya? [Penulis: Matalabiogama].