Tim Mahasiswa S1 Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, angkatan 2022 yang diketuai oleh Azra Belva Naprilian bersama dengan dua rekannya, yaitu Kotimah dan Ridho Nur Alam, berhasil meraih Juara Harapan 1 dalam ajang essay competition AGRIXPLOSION yang diadakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Essay competition ini disponsori oleh Pertamina dengan mengangkat tema “Implementing Inovation to Reach Net Zero Emmision for Sustainable Future” yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Kompetisi ini melibatkan serangkaian tahapan, meliputi tahap administrasi dan pengumpulan naskah essay, kemudian dilanjutkan dengan tahap presentasi yang diselenggarakan secara online pada Minggu, 30 Juni 2024.
Pada kesempatan ini, tim mahasiswa biologi mempresentasikan esai yang berjudul “Pemanfaatan Biofertilizer dan Spirulina sp. sebagai Mikroremediator dalam Upaya Konservasi Hutan Acacia mangium pada Ekosistem Pasca Tambang Timah Bangka Belitung” dibawah bimbingan Tyas Ikhsan Hikmawan, M.Sc., Ph.D. Inovasi ini didasarkan atas permasalahan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai wilayah penghasil timah terbesar. Hal ini berakibat terjadinya eksploitasi sumber daya alam tanpa upaya pemeliharaan sehingga menyebabkan pencemaran ekosistem. Pada esai ini, formula biofertilizer yang digunakan merupakan kombinasi beberapa jenis mikrobia yang memiliki kemampuan dalam mikroremediasi lahan pasca tambang. Selain itu, inovasi yang dikembangkan berupa penggunaan kombinasi biofertilizer dan Spirulina sp. untuk meningkatkan biofertilizer sebagai penyedia nutrien tambahan bagi mikroorganisme di dalamnya.
Reklamasi lahan pasca tambang timah di Bangka Belitung merupakan langkah krusial dalam mengatasi kerusakan ekosistem akibat aktivitas penambangan. Kombinasi mikroremediator dan pemanfaatan mikroalga Spirulina sp., dapat dilakukan untuk remediasi logam berat yang efektif. Selain itu, penggunaan biofertilizer mampu menyediakan kembali unsur hara esensial dan memperbaiki struktur tanah. Penanaman Acacia mangium sebagai fitoremediator juga terbukti efektif dalam mengembalikan keseimbangan ekosistem lahan bekas tambang, mengingat kemampuan adaptifnya terhadap kondisi tanah yang terkontaminasi logam berat. Inovasi ini diharapkan tidak hanya meminimalkan dampak negatif dari penambangan, tetapi juga mendukung konservasi hutan dan keberlanjutan lingkungan di wilayah tersebut. Strategi ini dapat menjadi implementasi The Sustainable Development Goals (SDGs) poin 15 terkait dengan pengelolaan lahan bekas tambang yang berkelanjutan, memastikan pemulihan ekologi, dan produktivitas tanah untuk masa depan. [Penulis: Azra Belva Naprilian dan Kotimah]