Yogyakarta, Dr. Dwi Sendi Priyono, seorang dosen dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), telah memberikan konstribusi nyatanya dengan menjadi anggota penuh pertama dan satu-satunya dari Indonesia di Society for Wildlife Forensic Science (SWFS). SWFS adalah organisasi internasional yang berdedikasi untuk mendukung dan mempromosikan ilmu forensik satwa liar serta memberikan sertifikasi kompetensi bagi ilmuwan forensik satwa liar. Dr. Sendi juga telah terdaftar dan memiliki kompetensi untuk Pengujian Forensik Satwa Liar (https://www.wildlifeforensicscience.org/swfs-membership-2/?paged=22)
Indonesia, yang dikenal dengan keanekaragaman hayati yang kaya, sayangnya menghadapi tantangan besar dalam kejahatan satwa liar. Ketiadaan anggota penuh dari Indonesia di SWFS sebelumnya menjadi perhatian, mengingat urgensi penanganan kasus-kasus kejahatan satwa liar yang sering terjadi di negara ini. Dr. Dwi Sendi Priyono, yang juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium Sistematik Hewan di Departemen Biologi Tropika UGM, telah berkontribusi signifikan dalam berbagai kasus forensik satwa liar di Indonesia. Beliau telah membantu pengujian DNA forensik pada berbagai kasus, termasuk dugaan perdagangan ilegal bagian tubuh satwa langka seperti harimau, gajah, orangutan, dan komodo. Beberapa kontribusi pentingnya antara lain pengujian DNA pada dugaan tulang duyung oleh Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut, pengujian sampel DNA komodo oleh Kepolisian Daerah Jawa Timur, serta pelatihan tentang forensik DNA satwa liar yang diselenggarakan di berbagai tempat di Indonesia.
Keberhasilan Dr. Dwi Sendi Priyono menjadi anggota penuh SWFS juga sangat relevan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada tujuan ke-15, yaitu “Melindungi, Memulihkan, dan Mendukung Penggunaan Berkelanjutan Ekosistem Darat.” Keahliannya dalam forensik satwa liar membantu mendukung konservasi spesies yang terancam punah dan mencegah kejahatan terhadap satwa liar, yang merupakan elemen kunci dalam pelestarian keanekaragaman hayati global. Dengan pencapaian ini, diharapkan dapat membuka jalan bagi lebih banyak ilmuwan dari Indonesia untuk berpartisipasi dalam organisasi internasional seperti SWFS, serta meningkatkan upaya kolektif dalam memerangi kejahatan satwa liar di tingkat nasional dan global.