Kegiatan yang diinisasi melalui program Pengabdian kepada Masyarakat- Merdeka Belajar Kampus Merdeka (PkM-MBKM) mulai bulan mei 2024, telah menunjukkan hasilnya. Kegiatan tersebut berupa usaha untuk mengatasi limbah kotoran hewan (kohe), khususnya feses sapi dan kambing, serta memanfaatkan sersah daun bambu sebagai pupuk organik (kompos). Enam varian formula pupuk yang berisikan bahan dasar feses kambing, feses sapi, serta campuran sersah bambu dan kombinasinya telah dibuat. Fermentasi terhadap bahan kohe tersebut menggunakan starter EM4 dan sumber karbon dari molase. Setelah proses fermentasi material kohe selesai, enam varian pupuk tersebut diujikan pada tanaman cabe. Kontrol yang digunakan untuk memantau pertumbuhan tanaman cabe yakni media tanah tanpa pupuk (kontrol negatif) dan media tanah dicampur pupuk organik komersial.</div?
Pengamatan pertumbuhan diikuti selama 9 minggu, hingga menunjukkan tingkat pertumbuhan tanaman ke arah eksponensial. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, menunjukkan bahwa terdapat dua varian pupuk organik yang menunjukkan pertumbuhan tanamanan cabe yang melebihi secara signifikan pertumbuhan tanaman cabe pada media pupuk organik komersial. Selain itu, dalam kegiatan kemitraan ini, telah berhasil mengatasi kendala saat menghaluskan feses kambing kering yang sangat keras untuk dihaluskan. Salah satu anggota mitra kegiatan ini, Rujito, telah berhasil membuat mesin sederhana penggiling feses kambing yang mengeras. Mesin penggiling tersebut mempermudah proses penyerbukan material kohe kambing maupun sapi, sehingga lebih mudah difermentasikan. Hasil pengukuran kandungan hara N, P dan K pada pupuk varian terpilih menunjukkan kandungan unsur hara yang cukup tinggi dibandingkan yang ada di referensi.</div?
Hasil kegiatan PkM-MBKM ini melibatkan mahasiswa Angela Puspa Larasati, Hanifa Nazaila F, dan Nindya Dayita Hapsari. Kegiatan ini juga telah diintegrasikan dengan beberapa program kerja KKN PPM Periode 2 2024, antara lain dalam pengukuran pertumbuhan dan pembuatan irigasi tetes yang dapat mengairi tanaman dalam polibag secara otomatis. Selain itu, untuk Kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Desa Mitra, 4 November 2024, bertema “Pengelolaan dan Pengolahan Limbah Feses Ternak Menjadi Pupuk Organik”, disampaikan oleh dosen Fakultas Biologi UGM yakni Prof. Rarastoeti Pratiwi dan Tyas Ikhsan Hikmawan, S.Si., M.S., Ph.D. Pada kegiatan tersebut dihadiri oleh warga Dusun Gebang, antara lain tokoh masyarakat, kelompok tani, anggota pokdarwis, serta ibu-ibu PKK setempat. Hasil kegiatan yang telah dilakukan ini, menurut salah satu tokoh masyarakat, Sumedi, dalam memberikan sambutannya: “Kegiatan kemitraan antara Fakultas Biologi UGM dengan warga masyarakat, khususnya Dusun Gebang, telah meningkatkan antusiasme dan keinginan warga untuk melanjutkan kegiaatan pengeloaan limbah kohe menjadi pupuk organik dalam skala yang lebih besar lagi”. Ketua Tim kegiatan, Prof. Rarastoeti Pratiwi, menyampaikan pendapatnya: “Dalam mendukung keberlanjutan kegiatan ini, perlu merancang sistem manajemen serta penyediaan fasilitas lokasi penjemuran dan tempat pengolahan kohe menjadi produk pupuk organik, yang lebih memadai, untuk itu diperlukan kerjasama dengan mitra yang lebih luas lagi”. Sambutan positif juga telah diberikan oleh ketua Pokdaris Wedomartani, Langgoso Aswin Putra, dan berharap kegiatan kemitraan tersebut tetap berlanjut. Kegiatan ini juga telah mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable development Goals (SDGs) yang menjadi agenda hingga tahun 2030, terutama tujuan 13 dan 17, Ekosistem Daratan dan Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.</div?