Yogyakarta, 28 April 2025—Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Seminar Nasional Penggalang Herpetologi Indonesia bertema “Past, Present, and Future: 17 Tahun Penggalang Herpetologi Indonesia” yang digelar pada 26–27 April 2025 di Auditorium Biologi Tropika, Fakultas Biologi UGM. Seminar ini menjadi momentum istimewa karena untuk pertama kalinya diselenggarakan secara luring setelah pandemi COVID-19. Pada tahun 2022, kegiatan serupa telah dilaksanakan secara daring karena masih dalam masa pandemi.
Kegiatan ini bertujuan menjadi wadah diskusi ilmiah bagi para akademisi, peneliti, praktisi, dan mahasiswa untuk bertukar informasi, berbagi pengetahuan, pengalaman, serta hasil penelitian terbaru, sekaligus berdiskusi tentang isu-isu terkini terkait herpetofauna di Indonesia. Seminar ini didukung oleh Fakultas Biologi UGM dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta disponsori oleh APPREPINDO (Asosiasi Penangkar dan Pengedar Reptil Pet Indonesia), APEKLI (Asosiasi Pengusaha Kura-kura, Labi-labi, Ular, Tokek, Cicak, Kadal dan Biawak Indonesia), AIRAI (Asosiasi Industri Reptil dan Amfibi Indonesia), dan Bali Reptile Park.
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Panitia, M. Alif Fauzi, M.Si., diikuti sambutan Ketua Penggalang Herpetologi Indonesia (PHI), Dr. Rury Eprilurahman, M.Sc.. Pembukaan resmi seminar diwakili oleh Dr. Eko Agus Suyono, S.Si., M.App.Sc., selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama, dan Alumni Fakultas Biologi UGM.
Sesi keynote speaker menghadirkan tiga ahli herpetologi:
- Dr. Irvan Sidik, M.Si. dengan topik “Penjelajahan, Koleksi, dan Penyimpanan Spesimen Herpetofauna di Indonesia”
- Dr. A. A. Thasun Amarasinghe dengan topik “Reptile Species Discoveries in Indonesia: Past, Present, and Future”
- Dr. Luthfi Nur Hidayat, M.Sc. dengan topik “Reptil sebagai Sistem Model dalam Studi Biologi Perkembangan: Tokek dan Regenerasi Ekor”
Selanjutnya, seminar dilanjutkan dengan sesi presentasi oral sebanyak delapan sesi (1–3 pada hari pertama, 4–8 pada hari kedua). Tercatat partisipasi aktif dari 55 pemakalah, 4 peserta poster, 27 peserta non-pemakalah, serta 10 tamu undangan, antara lain dari kalangan sponsor, Kepala Museum Biologi UGM, Ketua Yayasan KONKLUSI, Ketua Yayasan Sanjaya Reptil Indonesia, Kepala Taman Nasional Gunung Merapi, serta para peneliti herpetologi BRIN.
Selama dua hari pelaksanaan, suasana seminar berlangsung lancar dan penuh antusiasme. Peserta dari berbagai latar belakang — akademisi, peneliti, mahasiswa, penggiat konservasi, hingga pelaku industri — memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas jejaring, berdiskusi, dan berkolaborasi.
Sebagai penutup, diumumkan peserta poster dan pemakalah terfavorit:
- Poster Terfavorit: Tim Prof. Mirza D. Kusrini dengan poster berjudul “Pemanenan Telur Kura-kura Moncong Babi (Carettochelys insculpta) di Kali Kao, Boven Digoel, Papua Selatan, Indonesia”.
- Pemakalah Terfavorit: Nathan Rusli (Herpetological Conservation Breeding Laboratory – IPB University) dengan judul “Pendekatan One-Plan untuk Katak Merah (Leptophryne cruentata): Pengembangan Protokol Pemeliharaan Ex-situ melalui Jenis Mode”; dan Herdhanu Jayanto (Yayasan Kolaborasi Inklusi Konservasi/KONKLUSI) dengan judul “Ekologi Pergerakan dan Katalis Upaya Konservasi Senyulong (Tomistoma schlegelii)”.
Dalam forum tersebut juga disepakati bahwa Seminar Nasional dan Kongres PHI selanjutnya akan diselenggarakan oleh Institut Teknologi Sumatera (ITERA) di Lampung. Seminar ini menegaskan kembali pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mendorong penelitian, konservasi, dan pengelolaan herpetofauna Indonesia secara berkelanjutan.
Kegiatan ini juga sejalan dengan komitmen UGM dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 4: Quality Education; SDG 9: Industry, Innovation, and Infrastructure; SDG 13: Climate Action; SDG 15: Life on Land; SDG 17: Partnerships for the Goals