Yogyakarta/Jena – September 2025
Tiara Putri, mahasiswa doktoral double degree dari Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada dan Universität Greifswald, Jerman, berhasil meraih Poster Prize pada 77th Annual Conference of the German Society for Hygiene and Microbiology (Deutsche Gesellschaft für Hygiene und Mikrobiologie, DGHM) yang tahun ini diselenggarakan di Jena, Jerman.
Konferensi DGHM merupakan salah satu pertemuan mikrobiologi paling bergengsi di Eropa, yang menarik ratusan peneliti dan klinisi di bidang penyakit infeksi, mikrobiologi, dan imunologi. Pencapaian ini menegaskan kualitas tinggi kolaborasi riset internasional UGM serta kontribusi mahasiswanya dalam kemajuan ilmu pengetahuan global.
Dari 188 presenter poster yang berasal dari berbagai negara, termasuk Jerman, Afrika Selatan, Bulgaria, dan Aljazair, hanya lima peserta yang terpilih sebagai penerima penghargaan. Tiara termasuk di antara kelompok pemenang tersebut.
Poster yang mendapat penghargaan berjudul “Impact of pneumolysin, hydrogen peroxide, and Streptococcus pneumoniae strains on blood–CSF barrier integrity in a human choroid plexus co-culture model.” Riset ini memberikan wawasan baru mengenai mekanisme Streptococcus pneumoniae, salah satu bakteri patogen pada manusia, dalam merusak integritas sistem blood-cerebrospinal fluid barrier. Studi ini berkontribusi pada pemahaman lebih dalam tentang patogenesis pneumococcal meningitis serta membuka peluang bagi strategi terapeutik di masa depan.
Tiara juga menambahkan bahwa pengalaman mengikuti konferensi ini terasa sangat berkesan karena panitia menyediakan fasilitas penitipan anak gratis selama 3 hari konferensi. Anak-anak peserta dititipkan kepada seorang Tagesmutter (pengasuh terlatih profesional) sehingga para orang tua dapat menghadiri sesi ilmiah dengan tenang. “Saya sangat senang dengan fasilitas family friendly ini yang memahami kebutuhan peneliti yang juga merangkap sebagai orang tua. Hal ini sangat membantu, terutama karena saya tinggal di Jerman hanya bersama anak-anak saya dan tidak mungkin meninggalkan mereka sendirian di rumah,” ungkap Tiara.
Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa dukungan akademik yang solid serta lingkungan konferensi yang inklusif dan ramah keluarga dapat mendorong peneliti untuk berkarya dan berprestasi di kancah internasional.