Tim Pengabdian kepada Masyarakat – Merdeka Belajar Kampus Merdeka (PkM-MBKM) Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada 2025, di bawah bimbingan Prof. Dr. Kumala Dewi, M.Sc.St. sukses melaksanakan rangkaian kegiatan edukatif di Dusun Blotan, Wedomartani, Sleman Yogyakarta. Pada tanggal 27 September 2025, mulai pukul 08:00 sampai 14:30 WIB. Judul kegiatan yang dilaksanakan yaitu “Dari Kebun ke Kain: Budidaya Indigofera tinctoria dan Pewarnaan Batik dengan Indigo Alami bersama Anggota PKK RT 01 dan RT 02 Dusun Blotan, Wedomartani, Sleman, Yogyakarta. Tim pengabdian kepada masyarakat ini melibatkan empat mahasiswa aktif Fakultas Biologi UGM Angkatan 2022 yaitu Karima Salsabila (22/497198/BI/11012), Ristya Nadaa Shabrina (22/498042/BI/11033), Ainu Lifah Windia Sari (22/494555/BI/20973), dan Salma Dwiyanti (22/502511/BI/11064). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman serta pemanfaatan tanaman pewarna alami di masyarakat, untuk mempromosikan praktik ramah lingkungan dalam industri fashion, dan melestarikan teknik pewarnaan tradisional Indonesia.
Kegiatan pelatihan membatik dengan pewarna alami indigo berhasil menarik perhatian anggota PKK RT 01 dan RT 02 Dusun Blotan dan berlangsung dengan penuh antusias. Jumlah peserta yang hadir ada 35 orang dan kegiatan juga dihadiri oleh ibu Dukuh Blotan serta didukung penyediaan tempat pelatihan oleh bapak dan ibu Suwardi. Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan potensi pewarna alami yang ramah lingkungan sekaligus melestarikan budaya membatik. Kegiatan diawali dengan penjelasan tentang prospek budidaya tanaman Indigofera tinctoria yang disampaikan oleh Prof. Dr. Kumala Dewi MSc.St. Selanjutnya dalam praktik pewarnaan, para peserta menggunakan teknik pencelupan kain ke dalam larutan indigo sebanyak empat kali untuk mendapatkan warna biru indigo yang khas. Setelah proses pencelupan, dilakukan tahap penguncian warna menggunakan larutan cuka dengan hasil warna biru muda atau larutan tunjung yang menghasilkan warna biru tua. Penguncian warna pada kain ini berfungsi agar hasil pewarnaan lebih tahan lama. Tahap akhir adalah “melorot” malam batik, yaitu proses menghilangkan lilin pada kain sehingga motif batik tampak jelas dengan warna biru alami yang menawan. Selama kegiatan berlangsung, peserta menunjukkan rasa ketertarikan yang sangat tinggi. Banyak peserta yang aktif bertanya dan mencoba langsung setiap tahapan proses. Mereka mengaku senang mendapatkan pengalaman baru sekaligus menambah wawasan tentang pewarna alami yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menghasilkan karya batik yang unik dan bernilai seni tinggi. Kegiatan ini didukung oleh ibu Asti dan tim, yang merupakan salah satu pelaku bisnis batik dan ecoprint dari dusun Blotan. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam mendorong penggunaan pewarna alami serta meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap batik sebagai warisan budaya bangsa. Kegiatan pengabdian yang mengusung tema pewarna alam ini juga mendukung pelaksanaan SDGs terutama pilar 12 yaitu tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab serta pilar ke 15 yaitu tentang Ekosistem Daratan, dimana pada pilar ini ditekankan pentingnya upaya melindungi, memulihkan, dan meningkatkan penggunaan ekosistem bumi secara berkelanjutan yang dapat dimulai dengan tindakan mengelola hutan secara tepat, menjaga biodiversitas, dan keanekaragaman hayati.
			 
					







