Yogyakarta, 3 Oktober 2023 – Tim Hibah Pengabdian kepada Masyarakat berbasis Pendidikan bagi Pembangunan Berkelanjutan Fakultas Biologi UGM dengan ketua pelaksana Abdul Razaq Chasani, S.Si., M.Si., Ph.D. dan anggota Prof. Dr. Ratna Susandarini, M.Sc., Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc. serta Siti Aisah, S.Si., M.Si. dari Prodi Biologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berkolaborasi dengan Sekolah Ekologi Kampung Satwa menyelenggarakan Workshop “Peningkatan Sekolah Ekologi Desa Wisata melalui Pengembangan Kurikulum dan Modul Pembelajaran Pendidikan Berbasis Pendidikan bagi Pembangunan Berkelanjutan” bertempat di Wisma MM UGM Hotel. Kegiatan ini merupakan rangkaian peningkatan kapasitas dari Sekolah Ekologi yang berhasil dirintis dan dibangun melalui pelaksanaan Hibah yang sama ditahun sebelumnya. Sekolah Ekologi merupakan program yang dibangun sebagai komitmen kerjasama antara Fakultas Biologi UGM dengan Kampung Satwa. Kegiatan ini juga selaras dengan dukungan Fakultas Biologi terhadap target Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals; SDGs) terutama dalam peningkatan Pendidikan yang inklusif bagi semua kalangan (SDG 4) dan pengelolaan lingkungan darat melalui konservasi dan pelestarian alam (SDG 15) serta kolaborasi dengan Kampung Satwa dan berbagai pihak terkait dalam pelaksanaannya (SDG 17).
Workshop tersebut turut dihadiri oleh Hanif Kurniawan, S.H. selaku founder Kampung Satwa, Fery Ghozali selaku Pengelola Sekolah Alam Yogyakarta, Muhari dan Junaidi Suharsa dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, dan Dian Banjar Agung, S.Hut., M.Sc. selaku Kepala Seksi Konservasi Wilayah I, Badan Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Yogyakarta.
Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman menunjukkan dukungan terhadap pelaksanaan Sekolah Ekologi dan diharapkan dapat membantu program konservasi pada lebih kurang 80 desa wisata di Sleman. Sekolah Ekologi diharapkan juga dapat menyelenggarakan pelatihan atau sertifikasi bagi pengelola desa wisata untuk mendukung pengelolaan desa wisata berbasis ekowisata dengan tetap menjaga kelestarian alam.
Dian Banjar Agung, S.Hut., M.Sc. dari BKSA Yogyakarta menyatakan program terkaitnya dalam mempersiapkan calon pemimpin dengan wawsan konservasi melalui penyampaian materi ke SMA sederajat terutama pendidikan konservasi untuk pengelolaan taman nasional yang spesifik. Sekolah Ekologi diharapkan dapat mendukung kompentensi yang lebih luas terutama menyasar desa wisata untuk meningkatkan nilai pariwisata yang ditawarkan disamping dengan aspek ekonomi.
Fery Ghozali selaku Pengelola Sekolah Alam Yogyakarta selanjutnya menyampaikan bagaimana kurikulum dan pelaksanaan sekolah alam di Yogyakarta. Sekolah Alam disamping mendukung edukasi siswa melalui kurikulum terkait lingkungan namun turut mendorong kontribusi orang tua dalam edukasi anak.
Diskusi berlanjut terkait pengelolaan sekolah alam termasuk penyusukan kurikulum dan modul sebagai luaran program. Hasil diskusi diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan program sekolah ekologi dan dapat terselenggara sesuai dengan target capaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut.