Yogyakarta, 27 Oktober 2023 – The 8th International Conference of Biological Science (ICBS) Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada kembali digelar secara hybrid setelah perhelatan sukses sebelumnya di tahun 2021. Mengusung tema “Leveraging Biodiversity to Support Green Economy and Climate Resilience”, ICBS diselenggarakan dengan bekerja sama dengan Universitas Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM) dan Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) selama dua hari, 27 dan 28 Oktober 2023, bertempat di Grand Ballroom Hotel Eastparc Yogyakarta. Konferensi ini menjadi bagian dari komitmen Fakultas Biologi UGM dalam kontribusinya untuk tujuan Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals; SDGs).
Konferensi dua tahunan tersebut diawali dengan pertunjukan tari tradisional “Tari Lintang Kemukus” yang dibawakan oleh lima mahasiswi dari Keluarga Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Biologi UGM. Tari Lintang Kemukus merupakan tari tradisional asal Banyuwangi, Jawa Timur yang mengekspresikan pesona perempuan yang terpancar dari kecantikan jiwanya serta tidak rentan lapuk dan sirna oleh perubahan zaman.
“ICBS pada tahun ini mengangkat 7 topik dan menerima lebih dari 150 artikel dari USA, India, Australia, Mexico, Malaysia, dan Indonesia yang dipresentasikan secara luring maupun daring,” ungkap Dr. Miftahul Ilmi, M.Si., Ketua Panitia The 8th International Conference of Biological Science dalam pidatonya Jum’at (27/10). Topik yang diangkat tersebut diantaranya biosistematik, biologi fungsional, biomedical, bioinformatika, genetika, bio-nanoteknologi hingga bioengineering. Dr. Ilmi juga menyampaikan artikel yang terpilih akan dipublikasikan dengan prosiding dan jurnal mitra diantaranya BIO Web of Conferences, Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology (JTBB), dan Indonesian Journal of Biotechnology (IJBioTech) yang telah terindeks Scopus dan Directory of Open Access Journals (DOAJ).
Prof. Dr. Mirwan Ushada, STP., M.App.Life.Sc., Direktur Penelitian UGM turut hadir dalam pembukaan ICBS 2023. Beliau menyampaikan urgensi pelestarian biodiversitas dan bagaimana kaitannya erat dengan ketahanan pangan hingga dunia medis. Dalam pidatonya, Prof. Mirwan juga mengungkapkan kontribusi teknologi dalam perkembangan sains melalui Artificial Intellegence (AI). Beliau berharap melalui konferensi ini dapat menjadi wadah berkumpul dan berbagi ilmu serta ide untuk mewujudkan masa depan yang berkelanjutan.
“Konferensi ini bertujuan untuk menjadi tempat berkumpul saintis, pembuatan kebijakan dan akademisi dalam berbagai informasi dan pengalaman dalam perwujudan ilmu pengetahuan yang berkelanjutan terutama pemahaman pelestarian biodiversitas dan ketahanan dari perubahan iklim di masa kini,” Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, selanjutnya memberikan pidato sambutannya untuk ICBS 2023.
“Melalui konferensi ini, kami harap bisa menggali lebih dalam bagaimana pemanfaatan biodiversitas untuk membangun ekonomi yang berkelanjutan serta membangun ketahanan terhadap perubahan iklim. Kami juga mengharapkan seluruh peserta dapat berkontribusi dalam diskusi, kolaborasi dan berbagi wawasan dalam pemahaman terkait pelestarian dan pemanfaatan biodiversitas,” tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. dalam pidatonya. Bersama dengan Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Prof. Mirwan, dan Dr. Eko selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni, Prof. Budi membuka konferensi tersebut ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali.
Keynote speaker pada The 8th International Conference of Biological Science kali ini dibawakan oleh Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Prof. Satyawan menyampaikan bagaimana manusia berkontribusi secara signifikan terhadap kondisi iklim bumi dan perubahan iklim antropogenik turut mempengaruhi struktur dan fungsi ekosistem yang secara tidak langsung menyebabkan penurunan kesejahteraan manusia. Beliau menyoroti pentingnya penetapan Kawasan konservasi dan perlindungan lahan serta pengelolaan biodiversitas sebagai langkah penting menangani perubahan iklim.
Assoc. Prof. Ts. Dr. Muhammad Abdul Latiff dari Universiti Tun Hussein Onn Malaysia, turut diundang untuk menjadi pembicara pada ICBS kali ini. Beliau memaparkan presentasi bertajuk “Primate-Based Tourism: Fostering Biodiversity Conservation and Empowering local Communities through Green Economy”. Beliau menyoroti pentingkan sinergi antara primate-based tourism dengan community-based conservation (CBC) yang menjadi Upaya dalam peningkatan konservasi sekaligus pemberdayaan masyarakat lokal untuk Pembangunan berkelanjutan.
Keynote speaker selanjutnya yaitu Assoc. Prof. Dr. Michael Sauer, Head of Department of Biotechnology OMV AG dari University of Natural Resource and Life Science, BOKU, Austria. Dr. Michael mempresentasikan terkait kultur mikrobia untuk produksi bahan kimia berkelanjutan. Dr. Michael menyoroti keterbatasan produksi bahan bakan dan bahan kimia karena keterbatasan sumber daya dan perubahan iklim. Proses fermentasi mikroba yang mengubah biomassa tumbuhan dan limbah sebagai sumber produksi bahan kimia.
The 8th International Conference of Biological Science diharapkan menjadi wadah komunikasi dan berbagi bagi para peneliti untuk berkolaborasi dan berinovasi untuk mengembangkan pembangunan berkelanjutan berbasis biodiversitas. Hal tersebut selaras dengan konstribusi untuk peningkatan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang inklusif (SDG 4) khususnya dalam pengembangan pelestasian biodiversitas hayati (SDG 14 dan 15) dan penanganan perubahan iklim (SDG 13) melalui kemitraan yang berkelanjutan (SDG 17).