Senin, 30 September 2024, tim Pengabdian kepada Masyarakat program Desa Mitra Wukirsari, telah menyelenggarakan kegiatan yang ketiga di Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman. Kegiatan dibuka dan dipandu oleh Dr. Maryani, M.Sc. yang dilanjutkan dengan sambutan dari ketua tim Ibu Rina Sri Kasiamdari, S.Si., Ph.D. Pertemuan kali ke tiga ini diisi oleh Dr. Eko Agus Suyono, S.Si., M.App.Sc. yang memaparkan tentang mikroalga bertemakan “Pengenalan Spirulina: Budidaya dan Manfaatnya”. Kepada 35 orang peserta yang hadir, yang merupakan ibu-ibu PKK Dusun Sruni, disampaikan bahwa Spirulina adalah ganggang yang ukurannya sangat kecil, berwarna hijau, berbentuk spiral, dan dapat ditemukan di perairan manapun, baik di sungai, laut, maupun tambak. Ganggang ini sangat kaya akan nutrisi dan menyehatkan. Spirulina mengandung protein yang tinggi hingga mencapai 70%, sama dengan protein dari telur. Selain meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi risiko diabetes dan kolesterol, juga bisa mendukung pertumbuhan anak-anak agar terhindar dari stunting. “Hasil panenan bentuknya berupa bubuk, seperti tepung, kemudian bisa dibuat dalam bentuk kapsul atau berbagai macam produk, dan dijual dengan harga yang relatif tinggi” tutur Dr. Eko sambil menunjukkan galon berisi kultur Spirulina dan sampel bubuk Spirulina yang sudah dikemas apik kepada para peserta yang antusias mendengarkan pemaparan. “Produk bubuk tersebut bisa langsung ditambahkan ke berbagai makanan: dicampur dengan nasi hangat, ditambahkan ke dalam makanan berkuah, atau dicampur ke minuman” tambahnya.
Dr. Eko juga menyampaikan cara budidaya Spirulina yaitu dengan mencampurkan bibit Spirulina ke dalam media berupa air bersih yang ditambah dengan pupuk. Selain itu, dengan penyesuaian pH, pemberian aerator yang disambungkan dengan selang, dan lampu, kultur Spirulina sudah dapat dipanen sekitar 7-21 hari atau ketika warnanya sudah hijau kebiruan. Pemanenan dilakukan dengan penyaringan menggunakan nilon filter, kemudian diperas hingga diperoleh bentuk pasta. Selanjutnya, bentuk pasta tersebut dijemur di bawah sinar matahari untuk pengeringan.
Pada kegiatan ini, juga didemokan cara mengkulturkan Spirulina yaitu dengan menggunakan wadah galon bekas air mineral. Sesi ini dibantu oleh adik-adik mahasiswa yaitu Renata Adaranyssa Egistha Putri, Muhammad Farrel Zharif Zidane, dan Finka Aulia. Starter bibit Spirulina dicampur dengan air bersih dengan perbandingan 1:1. Pupuk, yang komposisinya merupakan hasil penelitian tim mikroalga di bawah supervisi Dr. Eko, lalu ditambahkan ke dalam campuran kultur sebagai sumber nutrisi yang mendukung pertumbuhan Spirulina. Aerator dan lampu kemudian dipasang dan dimasukkan ke dalam galon. Kultur ini dibiarkan hingga siap dipanen saat warnanya sudah hijau pekat kebiruan. Aerator dan lampu bisa berkala dihidupkan dan dimatikan secara bergantian siang atau malam. Sesi ini, kemudian dilanjutkan dengan diskusi terkait materi dan kuis berhadiah doorprize yang menambah semangat peserta dalam menjawab pertanyaan mengenai materi.
Pada kegiatan kali ke tiga ini, seluruh tim dosen Desa mitra Wukirsari ikut hadir dan terlibat, yaitu Prof. Dr. Diah Rachmawati, S.Si., M.Si., Ibu Utaminingsih, S.Si., M.Sc., Dr. Aprilia Sufi Subiastuti, S.Si., Dr. Wiko Arif Wibowo, S.Si., Novita Yustinadiar, S.Si., M.Si., dan Dr. Siti Nurbaiti, S.Si. Kegiatan hari ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat yang mungkin belum banyak mengetahui tentang mikroalga, khususnya Spirulina. Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera (3); Tanpa Kelaparan (2); Tanpa Kemiskinan (1).
Setelah penyampaian tema Spirulina selesai, tim dosen dan peserta singgah di tempat penanaman hidroponik yang merupakan tema yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Berbagai tanaman yang ditanam secara hidroponik, seperti kangkung, selada, dan sawi, tumbuh dengan sangat subur dan siap untuk dipanen. Tim dari Fakultas Biologi UGM juga menyampaikan bantuan berupa plastik UV yang harapannya dapat dimanfaatkan untuk bangunan greenhouse sederhana yang secara inisiatif sudah dibuat oleh Ibu-ibu PKK Desa Sruni.