• UGM
  • Portal Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KOBI
  • Bahasa Indonesia
    • English
  • Informasi Publik
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Biologi
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi & Tujuan
    • Organisasi
    • Staff
      • Tenaga Pendidik
      • Tenaga Kependidikan
      • Kepakaran dan Topik Riset Dosen
    • Fasilitas
      • Laboratorium
      • Kebun Biologi
      • Perpustakaan
      • Museum Biologi
      • Konsultasi Kesehatan Mental
    • Galeri
      • Gedung Fakultas
      • Museum Biologi
      • Penelitian
      • Gama Melon
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Matakuliah S1
      • Pendaftaran Skripsi
      • Pendaftaran Ujian Skripsi
      • Pendaftaran Yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Klaim MK Ekstrakurikuler
    • IUP
    • Program Profesi
      • Apa itu PKKH ?
      • Sejarah Pendirian Program Studi PKKH
      • Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi PKKH
      • Kompetensi Lulusan Program Studi PKKH
      • Bahan Kajian dan Profil Lulusan Program Studi PKKH
      • Kurikulum Program Studi PKKH
      • Pendaftaran Mahasiswa Baru PKKH
      • Informasi dan FAQ Program Studi PKKH
    • Program Magister
      • Deskripsi Program Magister Biologi
      • Mata Kuliah S2
      • Struktur Kurikulum Program Magister
      • Info Pendaftaran
      • PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF
      • Pendaftaran Ujian Tesis
      • pendaftaran yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Tracer Study
    • Program Doktor
      • Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Program Doktor Biologi
      • Kurikulum Program Doktor
      • Info Pendaftaran
      • Pendaftaran Ujian Komprehensif
    • Akreditasi dan Jaminan Mutu
  • PENELITIAN & PENGGABDIAN
    • Pengelolaan Sampah
  • Kerja Sama
  • Alumni
    • Berita Alumni
    • BCADC (Web Alumni)
    • Data Kabiogama Pascasarjana
    • Data Kabiogama Sarjana
  • Beranda
  • Rilis Berita
  • Mengikuti Jejak L.B. Holthuis, Dosen Fakultas Biologi UGM Deskripsikan Tujuh Spesies Lobster Air Tawar Endemik Papua

Mengikuti Jejak L.B. Holthuis, Dosen Fakultas Biologi UGM Deskripsikan Tujuh Spesies Lobster Air Tawar Endemik Papua

  • Rilis Berita
  • 16 Juni 2025, 08.15
  • Oleh: ichsan.risalba
  • 0
Di tengah hamparan hutan hujan Papua yang masih alami, tersembunyi kekayaan hayati yang belum sepenuhnya terungkap. Bagi para peneliti krustasea, perairan sungai dan danau di pulau ini adalah harta karun ilmiah yang terus memanggil untuk dieksplorasi.


Lebih dari 50 tahun setelah maestro biologi krustasea dunia, Lipke Bijdeley Holthuis (1921 – 2008), menggambarkan puluhan spesies lobster air tawar di berbagai belahan dunia, tim peneliti masa kini kembali melanjutkan pencarian itu.

Dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan secara online di jurnal Arthropoda (MDPI) pada 6 Juni 2025, peneliti Christian Lukhaup (Peneliti Independen – Jerman), Rury Eprilurahman (Universitas Gadjah Mada – Indonesia), dan Thomas von Rintelen (Museum für Naturkunde, Berlin – Jerman) berhasil mendeskripsikan tujuh spesies baru lobster air tawar dari genus Cherax yang seluruhnya endemik di kawasan perairan Papua Barat.

Papua memiliki keanekaragaman lobster air tawar terbesar di dunia untuk familia Parastacidae, tapi ironisnya, masih banyak yang belum terdeskripsikan secara ilmiah. Tim peneliti memiliki tujuan memperkuat dasar taksonomi yang valid, sekaligus mendorong perlindungan bagi spesies-spesies ini yang makin rentan, terutama di Tengah ancaman di berbagai bidang.

Temuan Baru dari Sungai-Sungai Tersembunyi Papua

Ketujuh spesies baru yang berhasil dideskripsikan masing-masing berasal dari wilayah yang berbeda di Papua Barat:

  1. Cherax veritas — Pulau Misool, Raja Ampat
  2. Cherax arguni and Cherax kaimana — Wilayah Kaimana Utara
  3. Cherax nigli — Wilayah Kaimana Selatan
  4. Cherax bomberai — Fakfak
  5. Cherax farhadii and Cherax doberai — Teluk Bintuni

Setiap spesies memperlihatkan ciri morfologi yang unik. Mulai dari bentuk capit (chelae) yang beragam, panjang dan bentuk rostrum (moncong), perbedaan warna tubuh yang mencolok, hingga proporsi tubuh secara keseluruhan.

“Spesies-spesies ini dapat dengan jelas dibedakan satu sama lain, baik secara morfologi maupun genetik,” tulis tim peneliti dalam publikasinya.

DNA Mengungkap Garis Keturunan

Untuk memperkuat temuan, tim juga melakukan analisis DNA mitokondria menggunakan fragmen 16S.

Hasil analisis menunjukkan bahwa ketujuh spesies baru memiliki garis keturunan genetik yang jelas terpisah, mendukung keabsahan deskripsi sebagai spesies yang berbeda.

Hal ini menjadi penting, karena secara visual kadang ada spesies yang tampak mirip. Tanpa analisis molekuler, kita berisiko salah menafsirkan hubungan antar spesies. Dengan pendekatan kombinasi morfologi klasik dan genetika molekuler, tim peneliti memastikan bahwa penamaan spesies dilakukan secara ilmiah dan bertanggung jawab.

Perdagangan Lobster Hias Jadi Pintu Masuk Penelitian

Salah satu sisi menarik dari studi ini adalah bagaimana sebagian spesimen justru diperoleh dari jalur perdagangan lobster hias.

Banyak spesimen yang pertama kali muncul di pasar hobi akuarium di Eropa atau Jakarta. Mulai dari situ, tim melacak asal-usulnya, mencari kontak di Papua, hingga akhirnya bisa mendapatkan informasi habitat alaminya.

Meskipun bukan cara ideal, jalur ini kadang menjadi petunjuk awal bagi peneliti tentang keberadaan spesies yang belum tercatat secara formal. Namun, tim peneliti menegaskan bahwa proses pengambilan data di lapangan dilakukan secara beretika dan sesuai izin konservasi yang berlaku.

Penting untuk Konservasi Air Tawar Papua

Penemuan ini tidak hanya penting dari sisi ilmu taksonomi, tetapi juga memiliki implikasi konservasi yang signifikan.

Papua Barat merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati air tawar dunia. Namun, ekosistem air tawar di kawasan ini menghadapi ancaman dari:

  • deforestasi,
  • aktivitas pertambangan,
  • pembangunan infrastruktur, dan
  • perdagangan spesies liar.

Dengan memperkuat basis data spesies, temuan ini diharapkan bisa membantu perencanaan konservasi yang lebih tepat.

Rury menyampaikan, “Kalau kita tidak tahu spesies apa yang ada di suatu wilayah, bagaimana kita bisa melindunginya?”

“Dengan pengetahuan ini, kita bisa mendorong pengelolaan habitat yang lebih berkelanjutan.”

Masih Banyak yang Belum Terungkap

Meski tujuh spesies baru telah berhasil dideskripsikan, para peneliti meyakini bahwa daftar keanekaragaman Cherax Papua masih jauh dari lengkap.

Rury menyatakan bahwa Papua itu luar biasa luas. Banyak sungai, danau, dan sistem gua yang belum pernah diteliti. “Di masa depan, saya yakin kita akan menemukan lebih banyak spesies baru.” tambahnya.

Penelitian sebelumnya oleh tim yang sama juga telah mendeskripsikan spesies lain seperti:

  • Cherax warsamsonicus (2017)
  • Cherax alyciae dan Cherax mosessalossa (2018)
  • Cherax wagenknechtae (2022)
  • Cherax rayko dan Cherax phing (2024)

Hal ini memperkuat posisi Papua sebagai hotspot global untuk keanekaragaman lobster air tawar.

Jejak Holthuis yang Terus Dilanjutkan

Sejak Holthuis mempelopori studi lobster air tawar dunia di pertengahan abad ke-20, perkembangan teknologi seperti Next Generation Sequencing (NGS) dan kemajuan dalam sistematika molekuler memungkinkan ilmuwan masa kini untuk melihat detail yang dulu tidak terlihat.

Namun, lapangan tetap menjadi kunci.

“Tidak ada pengganti untuk eksplorasi langsung di alam,” ujar Rury.
“Papua masih menyimpan banyak misteri, dan kami baru menyentuh permukaannya.”

Dengan kombinasi kerja lapangan, kolaborasi global, dan pendekatan ilmiah yang ketat, para peneliti masa kini — mengikuti jejak L.B. Holthuis — terus membuka lembaran baru dalam pemahaman kita tentang kekayaan hayati air tawar Indonesia.

Penemuan tujuh spesies lobster air tawar endemik baru di Papua mendukung beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 15 (Kehidupan di Darat) dengan berkontribusi pada pelestarian keanekaragaman hayati dan menyoroti pentingnya ekosistem air tawar. Penelitian ini juga sejalan dengan SDG 14 (Kehidupan di Bawah Air) melalui perlindungan dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati perairan darat, serta SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dengan menyediakan data dasar yang penting untuk menilai kerentanan ekosistem terhadap perubahan iklim. Selain itu, studi ini mencerminkan SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) melalui penerapan metode ilmiah modern dalam taksonomi, dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi antara peneliti internasional dan institusi lokal.

Referensi:

Lukhaup C., Eprilurahman R., von Rintelen T. (2025). Seven New Species of Crayfish of the Genus Cherax (Crustacea, Decapoda, Parastacidae) from Western New Guinea, Indonesia Arthropoda 3(2):10. https://www.mdpi.com/2813-3323/3/2/10
Tags: SDG 17 : Kemitraan untuk Mencapai Tujuan SDG 3 : Kehidupan Sehat dan Sejahtera Pembanguan Berkelanjutan SDG 4 : Pendidikan Berkualitas SDG 6 : Air Bersih dan Sanitasi Layak SDG 9 : Industri Inovasi dan Infrastruktur SDGs

Akreditasi

Berita Terakhir

  • Program Studi Magister dan Doktor Biologi Fakultas Biologi UGM Meraih Akreditasi Unggul dari LAMSAMA
  • Open House “Sosialisasi Program Magister & Doktoral Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada: Jalur Rguler, By Research dan Double Degree Batch 1 2025”
  • Mengikuti Jejak L.B. Holthuis, Dosen Fakultas Biologi UGM Deskripsikan Tujuh Spesies Lobster Air Tawar Endemik Papua
  • Nusantara Orchid Biodiversity Show 2025: Orchid as Puspa Pesona Indonesia, Locally Rooted Globally Respected
  • Upgrading Skills KSE 2025: Wujudkan Anggota yang Kritis, Tangguh, dan Kolaboratif
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS BIOLOGI
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara,
Yogyakarta 55281
biologi-ugm@ugm.ac.id
Telepon/Fax: +62 (274) 580839

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Organisasi
  • Staff
  • VISI, MISI & TUJUAN
  • Biodiversitas
  • Informasi Publik

KEMAHASISWAAN

  • Pelayanan Mahasiswa
  • Organisasi Mahasiswa
  • Pengajuan Kerja Praktik Lapangan
  • Izin Penelitian Lapangan

Akademik

  • Peraturan Akademik
  • Pengumuman Akademik

Survei Kepuasan Layanan

  • Survei Layanan Akademik
  • Survei Layanan KASDM
  • Survei Layanan P2MKSA
  • Survei Layanan Laboratiorum
  • Survei Layanan K5L dan Driver

Akreditasi

  • Image 1
  • Image 2
  • Image 3

© 2024 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY