Prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada dalam kompetisi Essai Nasional Agrithon 2025 yang berlangsung pada 21 Juni 2025 yang diselenggarakan oleh IAAS Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dalam ajang yang diikuti oleh peserta dari berbagai kampus, tim UGM berhasil menyabet Juara 3 dalam kategori Inovation Technology Essay.

Tim terdiri dari Ikhlasul Amal, Hafizh Wahyu Sukmawan, Zikra Fataha Al Mutansir. Mereka mempresentasikan sebuah aplikasi teknologi inovatif bernama PIPAS (Pipa Air Sehat), sebuah integrasi 2 alat yang dirancang untuk menjembatani bidang agrikultur, zero waste, dan pengelolaan limbah untuk dimanfaatkan kembali. Pengelolaan sampah rumah tangga di Indonesia menghadapi tantangan yang signifikan, terutama di daerah perkotaan. Meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga berkontribusi terhadap masalah lingkungan, sosial, dan kesehatan masyarakat. Berbagai strategi dan kebijakan telah diterapkan untuk mengatasi masalah ini, tetapi efektivitasnya bervariasi di setiap daerah.
Hadirnya PIPAS (Pipa Air Sehat) menunjukan kebaruan inovasi dengan pemanfaatan Limbah Rumah Tangga dengan karakteristik limbah cair & padatan terlihat dari sisa makanan seperti butiran nasi, potongan sayur dan buah, maupun lauk dalam ukuran kecil serta Pencucian alat makan dengan deterjen dengan bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan. Teknologi Pengolahan Limbah menggunakan Biofilter sederhana dengan media: sabut kelapa, biochar bentuk arang, gabus, pasir, kerikil kecil. Sistem paralon modifikasi untuk distribusi air limbah terfilter dalam ukuran paralon vertikal awal dengan diameter lebih besar dibandingkan diameter paralon vertikal akhir. Saringan, Katup Pemisah dan penahan, untuk memisahkan jenis pengolahan limbah, kemudian pompa untuk mendorong air menuju ke irigasi hidroponik Metode pengomposan wadah yang dapat ditutup danĀ dibuka secara manual yang diisi oleh media mikroorganisme dekomposer. yang bekerja secara sinergis untuk mempercepat dekomposisi bahan organik menjadi pupuk cair. Penerapan PIPAS dilakukan pada penempatan wastafel yang menempel pada dinding, dengan berseberangan langsung pada bagian luar bangunan rumah, kemudia pemasangan alat dapat dilakukan dengan integrasi komponen untuk menjadi pengairan tanaman hidroponik. Masyarakat mikro dalam ruang rumah tangga dapat menerima kebermanfaatan dengan menerapkan PIPAS dengan bijak.
Agrithon 2025 menjadi media bagi generasi muda untuk menghadirkan solusi nyata atas tantangan ketahanan pangan. Kompetisi ini digelar oleh International Association of Students in Agricultural and Related Sciences Universitas Gadjah Mada. Capaian ini mempertegas peran aktif mahasiswa Fakultas Biologi UGM dalam menghadirkan inovasi berbasis ilmu hayat dan teknologi untuk menjawab tantangan agrikultur berkelanjutan. [Penulis: Ikhlasul Amal]