Tim Desa Mitra Wedomartani Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan penyuluhan untuk pengembangan bibit unggul ayam lokal pada Kamis, 17 Juli 2025 di Kalurahan Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk tindak lanjut kolaborasi antara Fakultas Biologi, UGM dengan Kalurahan Wedomartani dan dibantu oleh Tim KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun 2025 Unit YO019 (SGD No 17, Kemitraan untuk mencapai tujuan). Acara dibuka dengan sambutan dari perwakilan Tim Desa Mitra Wedomartani Fakultas Biologi, UGM, Dr. Ardaning Nuriliani, S.Si., M.Kes. Pada kesempatan ini, Dr.med.vet. drh. Hendry Saragih, M.P., sebagai narasumber membawakan penyuluhan yang bertajuk “Seleksi & Produksi Bibit Unggul Ayam Lokal Berbasis Masyarakat Wedomartani, Ngemplak, Sleman”. Penyuluhan ini menekankan pentingnya pengembangan ayam lokal unggul dengan memperhatikan berbagai aspek seperti kualitas pakan pakan, kesehatan, serta manajemen kandang dan pemeliharaan.
Pada kegiatan ini narasumber memberikan berbagai informasi baru terkait tata cara budidaya ayam lokal dengan tepat, yang diawali dari seleksi indukan untuk mendapatkan keturunan yang berkualitas. Bertempat di Kalurahan Wedomartani, kegiatan ini dihadiri oleh Bapak Lurah Wedomartani (H. Teguh Budiyanto), Bapak Carik Wedomartani (R. Rohmad Gunawan Hardono, S.Pd.), Bapak Direktur Bumkal Wedomartani (H. Iskandar, S.E., M.E.), perwakilan Tim Fakultas Biologi, UGM (Prof. Dra. Rarastoeti Pratiwi, M.Sc., Ph.D.), dan para perwakilan kelompok tani dari beberapa padukuhan di Wedomartani. Peserta menunjukkan antusiasme terhadap penyuluhan ini dan secara aktif mengajukan pertanyaan dan berdiskusi mengenai permasalahan yang mereka hadapi khususnya terkait pemeliharaan ayam.
Pada sosialisasi ini, narasumber menjelaskan bahwa memelihara ayam memberikan dua keuntungan sekaligus. Pertama, dapat mengurangi masalah sampah rumah tangga dengan memanfaatkan sampah organik sebagai pakan ayam. Kedua, telur yang dihasilkan ayam dapat dikonsumsi untuk meningkatkan gizi dan mengatasi masalah stunting yang sejalan dengan SDG No. 2 (Tanpa kelaparan), 3 (Kesehatan yang baik dan kesejahteraan), dan 12 (Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab). Tentu saja, untuk mendapatkan kedua manfaat tersebut secara optimal, ayam yang dipelihara haruslah sehat. Narasumber menekankan bahwa kunci untuk menghasilkan ayam lokal yang sehat terletak pada tiga hal yaitu pemanfaatan pakan yang bervariasi seperti maggot dan limbah dapur, manajemen kandang yang baik, serta program vaksinasi yang tepat.
;
Sosialisasi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat untuk lebih mandiri dalam budidaya ayam lokal. Dengan pengetahuan yang telah dibagikan, warga dapat mulai menerapkan teknik seleksi dan produksi ayam yang lebih efektif di lingkungan. Ke depan, kegiatan semacam ini perlu terus dilakukan secara berkelanjutan agar dampaknya semakin luas. Semoga inisiatif ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mendukung ketahanan pangan lokal. (Kontributor: Lintang Gitacahyani dan Ardaning Nuriliani).