Yogyakarta – Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat jaringan internasional melalui kegiatan akademik dan kolaborasi riset. Salah satu dosen Fakultas Biologi, Dr. Mukhlish Jamal Musa Holle, baru saja menyelesaikan program visiting scholar di School of Life Sciences, Nanjing University, China, yang berlangsung sejak 20 Juli hingga 7 Agustus 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari undangan resmi yang diberikan oleh Dr. Jinlin Chen, Assistant Professor di bidang ekologi di Nanjing University (NJU). Dr. Jinlin Chen sendiri merupakan kolega lama Dr. Jamal, di mana keduanya pernah menempuh studi doktoral bersama di University of Oxford, Inggris. Hubungan akademik yang telah terjalin sejak masa studi ini menjadi landasan kuat dalam pengembangan kolaborasi ilmiah lintas negara yang kini mulai diwujudkan dalam bentuk konkret.
Selama berada di NJU, Dr. Jamal terlibat aktif dalam berbagai kegiatan akademik dan ilmiah. Salah satu agenda utama dalam program visiting scholar ini adalah penyampaian presentasi ilmiah dalam forum NJU Ecology & Evolution Seminar yang rutin diselenggarakan oleh School of Life Sciences. Dalam seminar tersebut, Dr. Jamal membawakan topik berjudul “Biodiversity and Ecosystem Function in Agroecosystem” yang membahas pentingnya pemahaman keanekaragaman hayati dalam konteks pertanian berkelanjutan, serta bagaimana berbagai komponen ekosistem saling berinteraksi dan mempengaruhi produktivitas maupun kestabilan lingkungan.
Presentasi ini mendapatkan respons yang sangat positif dari para staf pengajar dan mahasiswa pascasarjana NJU. Banyak diskusi konstruktif yang muncul selama sesi tanya jawab, terutama yang berkaitan dengan pendekatan interdisipliner dalam studi ekologi pertanian, serta relevansi temuan-temuan Dr. Jamal terhadap konteks ekosistem Asia Timur dan Asia Tenggara.
Selain kegiatan akademik di dalam kampus, Dr. Jamal juga melakukan kunjungan lapangan ke dua lokasi penelitian utama yang dikelola oleh NJU, yakni kawasan Purple Mountain dan Baohua Mountain National Forest Park. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari pendekatan penelitian ekologi yang dilakukan oleh NJU di wilayah hutan pegunungan subtropis. Kedua kawasan tersebut memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dan telah menjadi pusat studi ekologis yang penting di China Timur. Menariknya, dalam rangkaian kegiatan ini, Dr. Jamal juga memberikan demonstrasi langsung mengenai penggunaan berbagai alat survei keanekaragaman serangga dan metode pengukuran fungsi ekosistem. Alat-alat yang digunakan meliputi perangkap Malaise, perangkap pitfall, dan dekomposisi materi organik.
Kegiatan visiting scholar ini didukung penuh oleh NJU Kerry International Fund, sebuah inisiatif dari Nanjing University yang bertujuan untuk memperkuat kerjasama akademik internasional dan mendukung mobilitas ilmuwan dari berbagai negara. Dukungan ini mencakup biaya perjalanan, akomodasi, serta fasilitasi kegiatan akademik dan lapangan selama program berlangsung.
Menurut Dr. Jamal, pengalaman ini tidak hanya memperluas wawasan akademiknya secara pribadi, tetapi juga membuka jalan bagi kolaborasi jangka panjang antara Universitas Gadjah Mada dan Nanjing University. “Kami melihat banyak potensi sinergi, khususnya dalam studi keanekaragaman hayati dan ekologi tropis dan subtropis. Harapannya, kegiatan ini bisa menjadi batu loncatan untuk membangun jejaring riset yang lebih erat antara kedua institusi,” ungkapnya.
Sebagai tindak lanjut dari program ini, direncanakan beberapa inisiatif kolaboratif antara UGM dan NJU dalam waktu dekat. Rencana tersebut mencakup kunjungan balasan dari pihak NJU ke Yogyakarta, pelaksanaan proyek penelitian bersama baik di Indonesia maupun di China, serta penyusunan modul pembelajaran tentang metode survei biodiversitas dan pengukuran fungsi ekosistem yang dapat digunakan secara bersama dalam program pendidikan dan pelatihan kedua universitas.
Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan pula tercipta pertukaran ilmu, teknologi, serta pendekatan riset yang lebih inklusif dan adaptif terhadap tantangan global di bidang konservasi dan pengelolaan sumber daya alam.