27 Oktober 2024_Tim mahasiswa Fakultas Biologi UGM yang terdiri dari Fika Zulfiani (Biologi 2021), Laura Silka Karawina Rokhmat (Biologi 2021), dan Alya Heni Pramesti (Biologi 2021) dibawah bimbingan Prof. Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc berhasil meraih Juara 1 Essay Ilmiah dan Best Presentation dalam kompetisi essay ilmiah National Pharmaceutical Competition (NPC) 2024 subtema “Lingkungan” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi Universitas Mataram. Kompetisi ini terdiri dari babak penyisihan dan babak final yang diselenggarakan dari tanggal 23 Agustus – 27 Oktober 2024 secara online dan offline.
National Pharmaceutical Competition (NPC) 2024 merupakan lomba berskala nasional bagi mahasiswa seluruh Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan critical thinking mahasiswa. Kegiatan ini mengangkat tema “Optimalisasi Inovasi Gen Z sebagai Upaya Peningkatan Kreativitas dalam Menghadapi Transformasi Digital”. Dengan latar belakang ilmu biologi, Tim Mahasiswa Biologi UGM menggunakan pendekatan ilmu Bioinformatika, Bioteknologi, dan genome editing dalam karya tulis essay ilmiah yang diusung pada kompetisi ini berjudul “Pendekatan Teknologi Genomik CRISPR/Cas9 dalam Peningkatan Kualitas Tanaman dan Pemanfaatan Mikroalga dalam Peningkatan Kualitas Tanah sebagai Upaya Restorasi Hutan”. Latar belakang dari karya ini adalah pentingnya menjaga hutan karena menurut data IPCC, 2022 menunjukkan bahwa lebih dari 420 juta ha hutan hilang akibat deforestasi sejak 1990 hingga 2020, dengan lebih dari 90% dari hilangnya hutan tersebut terjadi di wilayah tropis, seperti Indonesia. Degradasi hutan disebabkan oleh kegiatan manusia, seperti penebangan dan penambangan hutan ilegal serta deforestasi yang mengganggu sistem hidrologi dan kesuburan tanah. Selain itu, perubahan iklim juga berperan dalam proses degradasi hutan akibat meningkatnya suhu bumi dan kadar karbon dioksida. Oleh karena itu, untuk mendukung tujuan pembangunan yang berkelanjutan/ Sustainable Development Goals no 4 (Peningkatan kualitas pendidikan), no 13 (Perubahan iklim yang ekstrim) dan no 15 (Kehiduoan di atas tanah) perlu dilakukan usaha berupa peningkatan pembelajaran kepada masyarakat tentang restorasi hutan untuk perbaikan kualitas tanaman dan tanah. Dalam praktiknya restorasi hutan sering menghadapi tantangan, seperti persyaratan tumbuh tegakan multi-spesies yang belum diketahui dan praktik pembibitan yang tidak memperhitungkan biodiversitas.
Salah satu inovasi terbaru restorasi hutan adalah dengan pendekatan teknologi genomik, meliputi genomik populasi sebagai upaya restorasi lahan dengan perencanaan penanaman, metaomic sebagai upaya pemantauan restorasi keanekaragaman hayati dan interaksi biotik, serta genome editing sebagai upaya peningkatan kualitas tanaman dan menghambat tumbuhnya spesies invasif. Proses genome editing pada tanaman dilakukan dengan Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats (CRISPR/Cas9) yang merupakan teknologi penyuntingan genom untuk mempercepat pemuliaan tanaman dengan menghilangkan sifat yang tidak menguntungkan. Selain itu, dilakukan kombinasi inovasi dengan pemanfaatan mikroalga untuk meningkatkan kesuburan tanah. Mikroalga dapat meningkatkan sifat fisikokimia tanah, meningkatkan kemampuan dalam mendekomposisikan mikroba, serta mengendalikan polutan penyebab kerusakan tanah, seperti logam berat, pestisida, antibiotik, dan mikroplastik. Dengan peningkatan kualitas tanaman dan tanah diharapkan proses restorasi hutan dapat berlangsung dengan cepat, tepat, efektif, dan efisien. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan dan penyempurnaan teknologi genomik dan pemanfaatan mikroalga. Inovasi teknologi ini juga mendukung program Sustainable Development Goals yang berfokus pada poin ke-3 berupa pendidikan berkualitas untuk mencapai keberlanjutan, poin ke-13 berupa aksi iklim yang berkaitan dengan penggunaan lahan dengan bijak, dan poin ke-15 berupa kehidupan di darat yang berkaitan dengan perlindungan ekosistem darat dan keanekaragaman hayati. (Admin)