Sebagai wujud komitmen terhadap keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat, Tim PkM-MBKM Fakultas Biologi UGM telah melaksanakan sesi praktik intensif pembuatan biobriket pada Minggu, 9 November 2025, bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati di Dusun Kebondalem, Desa Madurejo, Prambanan, Sleman. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut langsung dari sosialisasi sebelumnya, menunjukkan komitmen UGM dalam mendampingi komunitas secara berkelanjutan. Sesi praktik dirancang secara komprehensif, diawali dengan upaya membangun kebersamaan dan kesehatan melalui Senam Pagi Bersama. Kegiatan kemudian berfokus pada pelatihan teknis pembuatan biobriket inti. Tim MBKM menilai sesi praktik ini krusial untuk memastikan transfer pengetahuan berjalan efektif, mengubah pemahaman teoritis menjadi keterampilan aplikatif yang menunjang kemandirian energi dan potensi ekonomi anggota KWT.
Kegiatan praktik inti dipandu oleh enam mahasiswa Biologi UGM, serta didampingi oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., selaku dosen pembimbing lapangan, dan aktivis UMKM Sleman, Dian Sartika, S.Si., M.Sc. Bimbingan dari para ahli dan mahasiswa memastikan kualitas transfer pengetahuan yang tinggi dalam setiap tahapan. Dengan dipandu oleh tim mahasiswa yang terdiri dari Azra Belva Naprilian, Pradhika Cikal Malika, Nova Nana Nadiya, Husna Ainun Rahmawati, Avriena Lintang Aulia Riefa’i, dan Syahrazad Sherin Dzuan Hijra, anggota KWT dilatih secara mendalam menguasai tahapan krusial produksi biobriket dari limbah organik. Praktik dimulai dengan teknik karbonisasi limbah menggunakan metode less smoke burn barrel, dilanjutkan dengan pencampuran arang halus dengan perekat tapioka, pencetakan menjadi bentuk seragam, dan proses penjemuran. Pelatihan ini menekankan pada identifikasi limbah yang sesuai dan menghasilkan adonan briket yang padat serta memiliki daya bakar optimal.
KWT Melati menyambut baik inisiatif praktik ini dan melihat produksi biobriket sebagai solusi ganda yang sangat menjanjikan. Biobriket tidak hanya bermanfaat untuk mengurangi tumpukan sampah organik di desa secara signifikan. Produk ini juga berpotensi besar menjadi alternatif sumber penghasilan berkelanjutan bagi anggota komunitas. Dampak positif ini meluas ke sektor lingkungan, di mana pemanfaatan limbah mampu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan volume sampah di TPA. Kegiatan praktik ditutup dengan sesi evaluasi produk biobriket yang telah dihasilkan. Program ini selaras dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) dan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) melalui penerapan solusi energi terbarukan berbasis komunitas.





