Yogyakarta, 29 Juli 2024 – The 7th International Summer Course in Sustainable Development: Sustainable Bioprospecting of Tropical Biodiversity resmi dibuka. Gelaran tahunan yang diselenggarakan oleh Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada tersebut mengawali agenda luringnya setelah pembukaan sesi daringnya Senin (15/7) yang diikuti oleh serangkaian kuliah tamu berbagai ahli di dunia.
Setidaknya 33 partisipan luring mengikuti pembukaan International Summer Course (ISC) tersebut, bertempat di Ruang Seminar, Gedung Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada. Partisipan tersebut terdiri atas 27 mahasiswa internasional dan 6 mahasiswa lokal. Ditambah dengan partisipan daring, tahun ini ISC berhasil menggaet 58 partisipan dari 14 negara diantaranya Indonesia, Malaysia, Jepang, Filipina, Thailand, Pakistan, Belanda, Britania Raya, India, hingga Mesir.
“Let’s leverage our collective wisdom to foster biodiversity for a greener, more resilient world,” tukas Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni Fakultas Biologi UGM dalam sambutannya, Senin (29/7).
Ir. Wiratni, S.T., M.T., Ph.D. selaku Sekretaris Direktorat Kemitraan dan Relasi Global UGM selanjutnya menyampaikan sambutannya. Beliau mengcapkan selama datang sekaligus apresiasinya terhadap kedatangan para peserta dari berbagai negara untuk mengikuti summer course kali ini. ISC resmi dibuka dengan penyematan pin dan topi kepada dua perwakilan partisipan oleh Dr. Eko dan Dr. Wiratni, diikuti oleh gelaran tari khas kalimantan oleh mahasiswa pascasarjana Fakultas Biologi UGM.
Rangkaian perkuliah luring selanjutnya diselenggarakan pasca pembukaan ISC pada Senin pagi, menghadirkan pembicara dari berbagai negara. Rangkaian kuliah dimulai dengan presentasi panel pertama oleh Dr. Siti Fatimah dari Universiti Tun Hussein Onn Malaysia, dan Dr. Alona Linatoc dari University of The Philippines Los Banos, dengan moderator Ludmilla Fitri Utari M.Si.. Kedua panelis menyampaikan materi dengan topik etnobotani, menggarisbawahi interaksi dan peranan lingkungan ekosistem dan manusia di dalamnya. Etnobotani menekankan berbagai kultur budaya dari berbagai wilayah dan bagaimana masyarakat di dalamnya memanfaatkan tumbuhan setempat dan ekosistemnya (SDG 15).
Panel kedua menghadirkan dua panelis dari Institute of Animal Hygiene and Veterinary Public Health, University of Leipzig, Jerman, Dr. Ahmed El Wahed dan Prof. Uwe Truyen dengan moderator Dr. Abdul Rahman Siregar. Keduanya menyampaikan materi terkait memelihara biodiversitas untuk kesehatan berkelanjutan “One Health”. Keduanya menyinggung The One Health Joint Plan of Action melalui kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak, peneliti dari berbagai belahan dunia untuk mengentaskan permasalahan kesehatan dunia (SDG 3).
Panel selanjutnya terkait natural products and bioprospecting yang dipresentasikan oleh Dr. Tri Rini Nuringtyas dari Fakultas Biologi UGM, dan Dr. Nor Ismaliza dari Universitas Tunku Abdul Rahman, Malaysia, dengan moderator Woro Anindito Sri Tunjung, Ph.D. Dr. Nuning dan Dr. Nor menyampaikan presentasi interaktif terkait pemanfaatan berbagai bahan alam penjadi produk-produk bernilai ekonomi yang potensial (SDG 15 dan 8).
Panel terakhir, terkait bertajuk Genetic Bioresource disampaikan oleh Konsorn Srikulnath, Ph.D. dari Kasetsart University, Thailand, yang dimoderatori oleh Dr. Aprilia Sufi Subiastuti. Beliau memaparkan mengenai unit penelitian di intitusinya “Animal Genomic and Bioresource Research Unit” (AGB Research Unit) yang fokus mengkaji genomik hewan diantaranya banteng (genetic monitoring), ayam (peningkatan varietas gen), ikan, dan buaya (SDG 14 dan 15).
Seluruh partisipan antuasias dalam mengukiti rangkaian pembukaan dan perkuliahan. Kegiatan nantinya akan dilanjutkan dengan cultural trip hingga kuliah lapangan dengan berbagai destiasi menarik berkaitan dengan tema besar summer course tahun ini, bioprokpeksi. The 7th International Summer Course in Sustainable Development diharapkan dapat menjadi wadah kolaborasi mahasiswa, dosen, dan peneliti, hingga menjadi forum diskusi dalam peningkatan potensi pendidikan dan riset yang berkelanjutan (SDG 4 dan 17).