Pada Tanggal 30-31 Juli 2024, Laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi UGM menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Kultur Jaringan Anggrek sebagai realisasi kerjasama antara Tim Penelitian MBKM Anggrek G. Lawu F. Biologi UGM dengan PT Pertamina AFT Adi Sumarmo dan Yayasan Inisiasi Berkelanjutan (Ailesh). Tim penyelenggara terdiri dari Mahasiswa MBKM Anggrek G. Lawu yang dibimbing oleh Prof. Dr. Endang Semiarti dan empat mahasiswa pascasarjana Fakultas Biologi UGM yaitu Pauline Destinugrainy, Febri Yudha, Ellke Gildantia, Yumna Rahmadias.
Kegiatan pelatihan kultur jaringan ini dilakukan selama 2 hari. Pada hari pertama, pelatihan ini dibuka oleh Prof. Dr. Endang Semiarti sebagai Dosen Pembimbing mahasiswa Tim MBKM Anggrek Lawu. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengenalan Laboratorium Bioteknologi, pematerian terkait pengenalan anggrek dan dasar kultur jaringan, serta diakhiri dengan praktek langsung dalam pembuatan media NP, penyiapan alat-alat dan sumber eksplan, serta sterilisasi media dengan autoklaf.
Pada hari kedua, pelatihan dibuka dengan diskusi praktikum sebelumnya, dilanjutkan pematerian terkait penaburan biji anggrek, persilangan anggrek, subkultur anggrek dan compoting serta dilanjutkan praktik langsung dari materi yang telah disampaikan. Pelatihan ini ditutup dengan kunjungan ke Greenhouse Anggrek F. Biologi UGM yang berlokasi di Karanggayam.
Peserta pelatihan kultur jaringan anggrek ini berjumlah 3 orang yaitu Viar Rahmat A., Imam Aziz S., dan Suratno. Para peserta sangat antusias, hal tersebut dibuktikan dengan mereka tekun mengerjakan dan sering bertanya. Dalam proses pelatihan, hasil kultur dari beberapa peserta masih perlu ditingkatkan, namun yang penting peserta telah memiliki pengetahuan dan pengalaman langsung dalam melakukan kultur jaringan.
Kegiatan pelatihan kultur jaringan anggrek ini sesuai dengan SDGs nomor 12, 13, dan 15. SDGs nomor 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), SDGs nomor 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dengan menggunakan teknik kultur jaringan, produksi anggrek dapat dilakukan dalam lingkungan terkendali seperti laboratorium atau rumah kaca yang mengurangi kebutuhan transportasi dan penggunaan mesin-mesin berat yang menghasilkan emisi karbon tinggi, SDGs nomor 15 (Kehidupan di Darat), Teknik kultur jaringan memungkinkan pembiakan dan pelestarian spesies anggrek yang langka atau terancam punah. Ini sangat penting untuk menjaga keanekaragaman hayati dan ekosistem darat.
Dengan demikian, pelatihan kultur jaringan anggrek tidak hanya membantu dalam meningkatkan produksi tanaman secara efisien dan berkelanjutan, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga lingkungan dan menghadapi tantangan perubahan iklim serta melestarikan keanekaragaman hayati.
Diharapkan dari adanya pelatihan ini, peserta dapat menguasai teknik kultur jaringan anggrek secara profesional, sehingga meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi anggrek, melestarikan spesies anggrek yang langka dan terancam punah melalui teknik kultur jaringan, membuka peluang ekonomi baru bagi petani dan pengusaha lokal, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.