Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada yang dilakukan oleh Prof. Dr. Kumala Dewi MSc.St. bersama dua orang mahasiswa yaitu Alfina Damayanti (20/458260/BI/10493) dan Estherina Claudya Manurung (20/461037/BI/10588) telah berjalan dengan sejak bulan April 2023 dan kembali pada hari Minggu, tanggal 11 Juni 2023 telah dilaksanakan penyuluhan tentang penanaman sayuran dengan teknik vertikultur dan hidroponik kepada ibu-ibu kelomppok PKK RT 01 Dusun Blotan, Wedomartani, Sleman. Kegiatan dilaksanakan pada jam 09:00 sampai 11:00 WIB di Pendopo Blotan dan dihadiri oleh 15 anggota. Penjelasan tentang metode bertanam sayuran secara vertikultur dan hidroponik disampaikan oleh Prof. Dr. Kumala Dewi MSc.St. Teknik vertikultur merupakan teknik budidaya tanaman yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Teknik ini, bertujuan untuk memanfaatkan lahan sempit sehingga lebih optimal. Bibit sayuran yang akan ditanam dapat disesuaikan dengan kebutuhan, memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek. Tanaman sayuran yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain selada, kangkung, bayam, pokcoy dan caisim. Adapun Hidroponik adalah metode menanam sayuran tanpa menggunakan tanah, di mana tanaman ditanam dalam larutan nutrisi yang kaya akan unsur hara. Sistem hidroponik memanfaatkan air secara efisien dan mengurangi penggunaan air dibandingkan dengan metode pertanian tradisional. Keuntungan hidroponik meliputi pertumbuhan tanaman yang lebih cepat, kontrol nutrisi yang lebih baik, dan pengurangan risiko penyakit. Komponen A mix berisi nutrisi makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), serta beberapa elemen mikro yang diperlukan oleh tanaman. Nutrisi makro ini biasanya terdapat dalam bentuk garam anorganik yang larut dalam air, seperti nitrat (NO3–), fosfat (PO4–), dan kalium nitrat (KNO3). Komponen B mix berisi nutrisi tambahan seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), serta unsur mikro yang juga penting bagi tanaman. Dalam praktek hidroponik penting untuk memantau dan mengelola pH dan EC (konduktivitas listrik) larutan nutrisi secara teratur. Selain itu pH larutan harus dijaga agar tetap dalam kisaran yang sesuai untuk penyerapan nutrisi oleh tanaman, biasanya sekitar 5,5 hingga 6,5. Dalam kesempatan praktek vertikultur dan hidroponik ini dibantu oleh bapak Edi dari SG. Agroniaga, Tajem, Yogyakarta. Selain itu ibu-ibu anggota PKK Rt 01 Blotan yang ikut juga mendapat planter bag system vertikultur serta benih sayuran untuk praktek dirumah masing-masing. Pada pertemuan dan penyuluhan yang akan dating diharapkam ibu-ibu yang telah memperoleh planter bag dan benih dapat membawa dan menunjukkan hasil tanaman vertikultur yang telah dicoba.
Penyuluhan tentang vertikultur dan hidroponik bersama ibu-ibu Kelompok PKK RT 01 Dusun Blotan, Wedomartani, Sleman
Tags:
SDG 13 : Penanganan Perubahan Iklim
SDG 14 : Ekosistem Lautan
SDG 15 : Ekosistem Daratan
SDG 16 : Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh Pembanguan Berkelanjutan
SDG 17 : Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
SDG 3 : Kehidupan Sehat dan Sejahtera Pembanguan Berkelanjutan
SDG 4 : Pendidikan Berkualitas
SDG 5 : Kesetaraan Gender
SDG 9 : Industri Inovasi dan Infrastruktur
SDGs