The United Nations Office on Drugs and Crimes (UNODC) melalui UNODC’s Global Programme on Crimes that Affect the Environment bekerja sama dengan TRACE Wildlife Forensics Network akan menyelenggarakan analisis untuk Forensik Satwa Liar dimana tim tersebut menjadikan Laos, Indonesia, dan Malaysia untuk menilai kapasitas forensic di area tersebut. Hasilnya akan digunakan untuk mendukung peningkatan kapabilitas forensic Satwa Liar dan peningkatan layanan forensik satwa liar tersebut. Pada Senin, 17 Juli 2023, bertempat di Ruang Sidang KPTU Fakultas Biologi UGM, perwakilan UNODC dan TRACE mengunjungi Fakultas Biologi UGM untuk membahas kondisi dan potensi Forensik Satwa Liar di Indonesia. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Wakil Dekan Fakultas Biologi UGM Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni, Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc., Kepala Kantor Urusan Internasional Fakultas Biologi UGM, Dr.rer.nat. Abdul Rahman Siregar, S.Si., M.Biotech, serta Dosen dari Laboratorium Sistematika Hewan, Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc., dan Dr. Dwi Sendi Priyono, S.Si., Kelly Morgan sebagai Manager TRACE for Southeast Asia Program, Amanda Lightson sebagai Technical Officer UNODC di Sabah, Malaysia, dan Dwi W. Adhiasto, Consultant for Wildlife Conservation and Criminal Justice.
Pertemuan tersebut diawali dengan pembukan dan perkenalan singkat mengenai Fakultas Biologi oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni. Perkenalan tersebut seputar sejarah, fasilitas, dan fokus pendidikan pengajaran yang ada di Fakultas Biologi UGM.
Pertemuan kemudian dilanjutkan dengan presentasi oleh Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc. yang menjelaskan mengenai Forensik Satwa Liar khususnya pada Anatomi dan Morfologi Forensik. Fakultas Biologi memiliki Laboratorium Sistematika Hewan dan Museum Biologi yang memiliki koleksi rangka fauna vertebrata yang dapat digunakan untuk mendukung anatomi dan morfologi forensik. Tidak hanya rangka, namun juga koleksi taksidermi dari berbagai spesies fauna vertebrata. Beliau juga memaparkan aktivitas terkait Forensik Satwa Liar yang telah dikerjakan diantaranya Capacity Building seperti Pelatihan Terpadu Penanganan Peredaran Satwa Liar di Kepulauan Maluku, Pelatihan dan Bimbingan Teknis untuk Koleksi dan Preservasi Sampel Anatomi dan Morfologi untuk Penelitian. Capacity Building tersebut melibatkan berbagai pihak dari Kepolisian Daerah dan Resort Setempat. Pengadilan Negeri dan Kejaksaan, hingga Lembaga-lembaga yang mendukung konservasi. Beliau juga beberapa kali terlibat dan bekerja sama dengan Kepolisian terkait identifikasi satwa liar yang dilindungi diantaranya dengan Bareskrim Polri Jakarta, Ditreskrimsus Polda Jateng dan Kejaksaan Negeri Bantul, hingga menjadi saksi ahli dalam sidang di Pengadilan Negeri Bantul terkait perdagangan satwa liar.
Selanjutnya, Dr. Dwi Sendi Priyono memaparkan Forensik Satwa Liar terutama untuk Forensik DNA Satwa Liar. Capacity Building terkait Teknik koleksi dan preservasi sampel sitaan untuk analisis DNAnya yang dihadiri oleh penjaga hutan, NGO dan berbagai Lembaga terkait. Pelatihan tersebut dilakukan sehingga staf dilapangan memiliki kemampuan untuk menangani sampel sitaan dilapangan sebelum dikirim ke laboratorium. Hal itu bertujuan untuk meminimalisir kontaminasi maupun degradasi dari material DNA. Dr. Sendi juga memaparkan bahwa telah banyak komponen sitaan yang diidentifikasi berdasarkan DNA Foreksiknya. Beliau bekerja sama dengan Kepolisian mengidentifikasi sampel berupa tulang, ekor, jari hingga kuku satwa. Dr. Sendi juga menjelaskan mengenai permasalahan staf lapangan yang kesulitan dalam mengidentifikasi spesies sehingga dapat menyebabkan misidentifikasi sehingga kemudian dibuatlah panduan untuk meminimalisir kesalahan misidentifikasi tersebut. Permasalahan lainnya berupa keterbatasan alat seperti PCR di laboratorium Sistematika Hewan untuk identifikasi sampel DNA sehingga proses investigasi dan identifikasi tidak bisa dilangsungkan secara cepat. Alat ini menjadi bagian penting karena kebutuhan forensik yang amat segera, konfidensial, dan minim kontaminasi, serta belum adanya protokol standar identifikasi satwa.
Setelah proses diskusi dan presentasi, perwakilan dari TRACE dan UNODC mengunjungi Laboratorium Sistematika Hewan di Fakultas Biologi untuk melihat kokeksi rangka dan taksidermi fauna vertebrata disana.
Pertemuan ini menjadi kesempatan kerja sama yang baik antara Fakultas Biologi dengan UNODC maupun Lembaga-lembaga terkait yang berfokus pada konservasi dan forensic satwa liar. Harapannya pertemuan ini dapat bermanfaat untuk perkembangan Forensik Satwa Liar di Indonesia.