Fakultas Biologi UGM telah bekerjasama dengan School of Engineering the University of Edinburgh selama beberapa tahun terakhir. Kerjasama ini telah dirintis oleh Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc., (Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Kerjasama dan Alumni) terutama dengan Dr. Parvez Alam. Kali ini, kerjasama yang dilakukan berupa Necrorobotic dari rangka hewan biawak. Pada bulan September 2024 lalu, Pak Parvez, dengan dua mahasiswanya yaitu Leo Foulds dan Nadia Ditta datang dan bekerja di Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM guna mempelajari mengenai kerangka reptil terutama biawak dan ular. Leo dan Nadia adalah dua mahasiswa master degree School of Engineering the University of Edinburgh.
Pak Donan Satria Yudha, M.Sc. yang merupakan dosen Laboratorium Sistematika Hewan memberikan informasi terkait cara bergerak reptil, taksonomi, edonomi dan anatomi reptil. Selain Pak Donan, ada Pak FX Sugiyo Pranoto, S.Si. (Pak Frans) dari Museum Biologi UGM, beberapa mahasiswa serta WD Kerjasama memfasilitasi penelitian tersebut. Mahasiswa yang membantu pada periode pertama kegiatan adalah: Rashif Naufal Andika, S.Si., Ananto Puradi Nainggolan, S.Si., Maula Haqul Dafa, S.Pd., Arkanniti Dibyawedha Adisajjana dan Afif Fatah Rizki.
Pak Donan Satria Yudha, M.Sc. yang merupakan dosen Laboratorium Sistematika Hewan memberikan informasi terkait cara bergerak reptil, taksonomi, edonomi dan anatomi reptil. Selain Pak Donan, ada Pak FX Sugiyo Pranoto, S.Si. (Pak Frans) dari Museum Biologi UGM, beberapa mahasiswa serta WD Kerjasama memfasilitasi penelitian tersebut. Mahasiswa yang membantu pada periode pertama kegiatan adalah: Rashif Naufal Andika, S.Si., Ananto Puradi Nainggolan, S.Si., Maula Haqul Dafa, S.Pd., Arkanniti Dibyawedha Adisajjana dan Afif Fatah Rizki.
Pak Parvez dan kedua mahasiswanya berada di Laboratorium Sistematika Hewan selama 2 minggu. Aktivitas yang dilakukan Pak Parvez adalah mempelajari pergerakan biawak dengan merekam biawak dewasa hidup saat berjalan. Leo mempelajari mekanika tulang biawak dan melakukan CT Scan rangka biawak, untuk dibuat cetakan rangkanya dan akan dipasang mesin robot saat kembali ke Edinburgh. Nadia mempelajari tulang hyoid burung, ular dan biawak untuk studinya.
Pada pertengahan Januari 2025, Pak Parvez menghubungi Pak Eko Agus Suyono selaku WD Kerjasama dan Pak Donan guna menunjukkan video yang berisi rekaman cetakan rangka biawak yang dapat berjalan setelah dipasang mesin (necrorobot). Selanjutnya pada akhir Januari 2025, Pak Parvez datang kembali ke Fakultas Biologi UGM untuk merangkai mesin robot tersebut di kerangka biawak asli. Kali ini, Pak Parvez berada di Laboratorium Sistematika Hewan selama satu minggu, mulai dari tanggal 22 hingga 30 Januari 2025. Selama merangkai mesin robot pada rangka biawak asli, selain dibantu oleh Pak Donan Satria Yudha, ia juga dibantu oleh Pak Frans dari Museum Biologi serta beberapa mahasiswa seperti: Maula Haqul Dafa, Ananto Puradi Nainggolan, Anthera Al Firdaus Prissandi, Intan Luthfianawati dan Salman Ali Nazar.
Kegiatan merangkai robot pada kerangka biawak asli tidaklah mudah, cukup rumit dan berbeda dari rangka cetakan. Setelah tiga hari, Pak Parvez dan kami akhirnya berhasil menyusun necrorobot biawak yang dapat bergerak sederhana. Hasil ini sangat melegakan, mengingat perbedaan bahan, komposisi serta struktur antara cetakan dengan tulang aslinya. Setelah itu, necrorobot biawak terutama mesinnya yang terpasang, dihibahkan oleh Pak Parvez ke Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM, agar dapat menjadi pembelajaran baru bagi dosen dan para mahasiswa umumnya. Pak Parvez juga mengajari kami, bagaimana cara menjalankan pogram agar necrorobot tersebut dapat berjalan. Kegiatan mempelajari dan merangkai necrorobot dari rangka biawak ini merupakan pengetahuan yang baru bagi kami di Fakultas Biologi UGM.
Kegiatan belajar dan merangkai necrorobot dari rangka biawak ini dapat berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs), terutama di poin ke empat (Quality Education: Pendidikan Bermutu), poin ke lima belas (Life on Lands: Ekosistem Daratan) serta poin ke tujuh belas (Partnerships for the Goals: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).