Dalam rangka meningkatkan peran aktif Kelompok Wanita Tani mendukung Circular Waste Management, TIM PkM-MBKM 2024 yang diketuai oleh Dr. Diah Rachmawati, S.Si. M.Si. melakukan evaluasi kegiatan pengolahan sampah organik terintegrasi sistem akuaponik pada Hari Sabtu, 05 Oktober 2024 pukul 15.30 -17.30 WIB di Kelompok Wanita Tani (KWT) Amanda di Pedukuhan Kepuh Wetan, Kalurahan Wirokerten Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam kegiatan tersebut, TIM PkM-MBKM yang beranggotakan Hanif Fauzan Saputra, Salma Nur Majidah, Maharani Pratiwi S.A., M. Reza Hendriansah, Rima Vegi Santika, Eka Nur Oktavia, Adzkiya Aqmaliza R., dan Agra Daffa Putra memaparkan laporan kemajuan dan evaluasi pengolahan sampah organik terintegrasi sistem akuaponik yang telah dilakukan sebelumnya. Evaluasi yang dilakukan mencakup kendala yang terjadi selama proses pelaksanaan dan monitoring, disertai dengan solusi yang efektif baik dari budidaya maggot, budidaya lele maupun budidaya tanaman secara akuaponik. Beberapa kendala yang terjadi diantaranya terdapat beberapa lele yang mati serta pertumbuhan tanaman yang sedikit lebih lambat. Hal tersebut kemungkinan karena kandungan amonia yang tinggi, sehingga kendala dapat diatasi dengan pengurasan bak lebih intensif sehingga air tidak terlalu keruh dan tidak banyak mengandung amonia. Pemilihan jenis tanaman dalam sistem akuaponik juga perlu mendapat perhatian.
Maggot memiliki potensi yang besar baik sebagai pakan ternak maupun ikan. TIM PkM-MBKM juga memberikan materi dan praktik pengolahan maggot menjadi pakan ternak maupun ikan dengan beberapa metode meliputi; metode langsung dengan pemberian maggot secara langsung kepada ikan atau hewan ternak, pembuatan pakan kering baik dengan cara dioven, dijemur maupun disangrai sehingga diperoleh pakan dengan masa simpan yang lebih panjang, serta pakan bubuk yang diproses lebih lama dengan cara fermentasi untuk memperoleh produk yang halus dengan masa simpan lebih lama. Kegiatan berikutnya adalah praktik pembuatan inovasi pakan ternak dan ikan dari maggot menjadi pakan kering dengan metode dioven. Proses pengeringan maggot di dalam oven dilakukan dengan dua cara yaitu dioven pada suhu yang rendah sebesar 60oC selama 10 menit atau dengan suhu yang lebih tinggi sekitar 80oC selama 3 sampai dengan 5 menit. Maggot yang telah mengering tersebut dapat langsung digunakan sebagai pakan ternak dan ikan dengan keunggulan masa simpan yang relatif lebih lama dan tidak mudah busuk dengan penyimpanan di suhu ruang.
Kegiatan ini memberikan manfaat bagi mahasiswa melalui pengembangan keterampilan riset dan pemberdayaan sosial, serta manfaat bagi mitra dengan optimalisasi pengelolaan limbah dan peningkatan produktivitas. Inovasi pengolahan maggot menjadi pakan ikan untuk selanjutnya diimplementasikan untuk meningkatkan penghasilan. Kolaborasi ini dapat memperkuat relasi Tim PkM-MBKM Fakultas Biologi UGM dengan mitra yang berkelanjutan (SDG 17), meningkatkan kesadaran lingkungan, dan membuka peluang kemandirian berwirausaha khususnya bagi Kelompok Wanita Tani Amanda sebagai wujud peningkatan perekonomian masyarakat, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG 4 dan 8).